Saya akan menceritakan perjalanan ke ibu kota Jakarta pada tahun 2019 pada saat liburan lebaran. Waktu itu saya pergi sendirian karena keluarga saya berhalangan hadir untuk bersilaturrahmi di sana, sebelum keberangkatan saya mulai packing jauh jauh hari dan mempersiapkan apa saja yang saya bawa selama 1 bulan full untuk kebutuhan disana.
Saya ingat waktu itu jadwal kereta api saya pada jam 9 malam dan akan tiba pada jam 4 pagi turun di stasiun Tegal.Â
Selama saya berada di kereta api saya sangat grogi dan sedikit khawatir karena ini adalah pertama kali saya bepergian jauh seorang diri dan saya masih duduk di bangku SMA kelas 1, di kereta api saya bingung mau melakukan apa  di depan, kanan dan kiri saya orang asing kemudian agar tidak canggung saya memberanikan diri untuk menyapa dan mengobrol santai dengan mereka meskipun terasa tidak nyaman.Â
Setelah saya menunggu selama beberapa jam keretanya sudah sampai di stasiun Tegal, sampai disananya saya disambut oleh sepupu saya untuk melanjutkan perjalanan ke daerah brebes menempuh 2 jam perjalanan.Â
Saya di  sana tinggal selama hampir 1 bulan lamanya, saya sebenarnya tidak bisa bersosialisasi dengan orang asing disana saya berusaha belajar agar bisa nyaman dilingkungan baru, mungkin kalau ada ayah saya akan sedikit membantu untuk memperkenalkan kepada orang-orang disana.Â
Dipertengahan bulan saya ingat saya diajak om saya ke sawah dan ke kebun untuk membantu mengambil padi dan ubi-ubian untuk makan malam. Setelah 1 bulan disana saya lanjut perjalanan ke jakarta untuk mengunjungiteman saya disana, saya menemui teman lama saya untuk memberikan arahan dan informasi apa saja alur yang saya pilih untuk naik kendaraan umum.Â
Disana saya pergi ke monas lalu mengunjungi pondok yang di tempati oleh teman-teman saya kebetulan mereka juga menjadi guru disana. Saya juga mencoba kuliner dan favorit saya adalah kerak telor. Setelah beberapa hari disana saya pulang ke surabaya untuk melanjutkan aktivitas seperti biasanya.
Singkat cerita tahun 2022 liburan lebaran saya mudik lagi lagi sendirian saya flashback seperti tahun sebelumnya.
Tetapi beda ditahun ini saya pergi ke kampung halaman ibu saya dengan teman saya yang berada di Caruban, kebetulan rumah saudara saya dan desa teman saya tidak terlalu jauh jaraknya, lalu kami berencana untuk berangkat bersama. Ini juga pertama kali saya naik motor yang jauh jaraknya.
Di pertengahan jalan ban depan sepeda motornya bocor, kita berdua panik dan bergegas mencari tambal ban tetapi di dekat daerah itu tidak ada terpaksa saya mendorong sepeda motor itu sejauh 2 km untuk pergi ke pombensin yang ada ban tublesnya.Â
Kemudian saya melanjutkan perjalanan lagi dan sampai pada malam hari, saya disana hanya menginap 2 hari saja dan saya lanjut lagi ke kota madiun sendirian naik bus  karena teman saya pulang pada hari itu.
Setelah sampainya disana saya nyekar ke makan nenek dan kakek saya dan membersihkan rumah mereka saya disana hanya 1 hari saja sebelum pulang saya malamnya jalan jalan ke pusat kota Madiun disana hampir mirip kota jogja, nah dari situ saya ingin pergi kesana untuk liburan kelulusan SMA saya.
Tidak menunggu lama bulan depan saya langsung pergi ke Jogja 4 hari 3 malam bersama teman saya yang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Kita berdua naik kereta pada pagi hari dan sampai di stasiun Jogja siang hari, perjalanan kali ini benar benar membawa uang tidak cukup banyak, maka dari itu saya harus pintar-pintar mengatur pengeluaran selama disana.Â
Dari stasiun ke tempat penginapan saya jalan kaki menempuh jarak 4 km, penginapan kami juga tidak memilih yang mahal biayanya seperti hotel tapi saya menginap di hostel. di hostel juga cukup menyenangkan karena kami tinggal bersama orang asing jadi tidak merasa membosankandisana.Â
Kami bisa sharing sharing pengalaman saya ke mereka begitupun juga sebaliknya, mereka ada yang berasal dari Kalimantan dan Jakarta tidak hanya orang lokal tapi juga ada orang luar negri yaitu dari negara Swiss dan Kanada tanggapan mereka selama di Jogja cukup baik karena orang-orangnya ramah dan pemandangan alamnya juga bagus.
Kemudian malam hari saya keliling ke Malioboro untuk mencoba kuliner disana harga makanannya juga terbilang cukup murah daripada di kota-kota besar lainnya.Â
Besoknya saya juga mengunjungi pantai Ngunggah, tempat tersebut terbilang tidak populer dan jalan ke pantainya juga harus turun dari bukit dulu sejauh 500 meter dan tidak ada sinyal apalagi listrik untuk menerangi jalannya, saya juga tidak berlama lama karena keadaan pantai tersebut.Â
Kemudian hari ke 3 saya pergi ke event yang diadakan di daerah Maliobroro yaitu thrift pakaian dan membeli oleh oleh bakpia untuk dibawa pulang. Besoknya saya pulang. Peristiwa ini sangat berarti bagi saya karena saya sudah tidak takut lagi dengan lingkungan baru, orang asing dan mulai mandiri dengan menyelesaikan masalah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H