Mohon tunggu...
Nova Listiani
Nova Listiani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mewujudkan Revolusi Mental Dalam Pembangunan Di NKRI

23 Maret 2018   11:48 Diperbarui: 23 Maret 2018   13:11 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ter-update saat ini...kembali pada kata revolusi mental yang dimaknai atau pengertian yang paling dekat adalah sebuah gerakan masif atau perubahan radikal yang berkaitan dengan mental.  Praktek revolusi mental dalam kehidupan sehari-hari....menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong.  Revolusi mental didengungkan pertama kali oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1956, dimana revolusi mental sebagai suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang  rajawali berjiwa api yang menyala-nyala.

Nah, Revolusi mental digaungkan kembali oleh Presiden Jokowi saat melihat kondisi yang terjadi adanya kemandekan/stagnasi. Ada 3 problem yang dihadapi bangsa yaitu pertama, merosotnya wibawa negara dimana banyaknya aparat pemerintah dalam menjalankan tugasnya sudah tidak on the track, kedua merebaknya intoleransi, dimana sikap intoleran saat ini makin meluas ditengah-tengah masyarakat  yang berujung pada tindakan radikal yang tidak lagi menganggap hukum sebagai panglima tertinggi dari suatu negara yang berdaulat yang dampaknya  mengancam persatuan dan eksistensi suatu negara dan ketiga, melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional.

Menurut Kepala Ekonomi Bank Dunia  Ndiame Diop terdapat tiga fakta global yang mempengaruhi pelemahan ekonomi Indonesia, yaitu ekonomi global, permintaan ekspor, dan investasi yang saling terkait. Investasi merupakan beban terbesar penyebab lemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kurangnya investasi karena belum tersedianya dan meratanya infrastruktur.

Melihat 3 permasalahan yang sangat  rumit dan tidak mudah dalam memimpin negeri yang carut marut seperti ini serta tidak mudah mengubah sikap mental dua ratusan juta rakyat yang terlanjur negatif dan kurang kondusif bagi upaya memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara. Perlu dipahami, ketika semua orang hanya mementingkan kepentingan sendiri dan kelompoknya  serta negative thinking terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah maka selama ini pula negeri ini akan berjalan dalam kegelapan.

Untungnya masih ada beberapa anak bangsa yang masih memiliki rasa kepedulian terhadap negeri ini salah satunya adalah Bapak Jokowi dengan programnya nawacita. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur yang tersebar diseluruh Indonesia yaitu berupa jalan tol, dimana jalaan tol itu dibangun dengan beton. 

So...banyak beton-beton yang betebaran, tapi beton-beton yang bertebaran bukan beton-beton yang berantakan tapi beton-beton yang tersusun rapi yang membentuk suatu bangunan yang banyak manfaatnya. Dengan tersebarnya beton-beton yang tersusun rapi tersebut dapat mengiatkan ekonomi rakyat diseluruh daerah yang secara tidak langsung meningkatkan pendapatannya. 

Dengan ekonomi meningkat maka kualitas pendidikan lewat pendidikan yang berkualitas dan merata serta kesehatan dapat meningkat yang akhirnya dapat meningkatkan SDM.... Memang pembangunan infrastruktur baru akan terasa manfaatnya pada beberapa tahun mendatang.

Oleh karena itu, kita harus belajar memahami dan berpikir secara menyeluruh untuk dapat mengubah cara pandang dan cara berpikir supaya menjadi dewasa dan mandiri karena kita harus merubah segalanya dengan cepat. Selanjutnya....ayo kita dukung program pemerintah mulai dari diri kita untuk berpikir positif disertai kesadaran seluruh warga negara Indonesia dapat berubah ke arah yang lebih baik untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun