Semakin dinamisnya perubahan dunia membuat interaksi yang terjalin antara satu negara dengan negara lain bukan merupakan sesuatu yang tabu untuk dilakukan. Bahkan sejak zaman dunia diwarnai dengan perang, interaksi antara satu negara dengan negara lain bukan hal yang mustahil, walau memang interaksi yang terjadi pada saat itu didominasi oleh konflik, militer, dan hubungan yang berbau keanarkisan.
Meski demikian sejak adanya interaksi yang terjadi antarnegara, dunia juga tentunya memerlukan sebuah sistem atau pengaturan yang mengatur, memberikan batasan, serta merangkul aspek-aspek yang berkaitan sehingga tidak ada satupun hal yang luput dan lepas dari pengawasan. Dengan tujuan agar tidak terjadinya rusuh atau pelanggaran akan ketidakadilan yang terjadi.
Dalam aspek ekonomi, sebuah sistem atau pengaturan yang memberikan batasan dan melingkupi negara-negara yang ingin berinteraksi dalam aspek ekonominya disebut Sistem Moneter Internasional. Yang mana dalam spesifik maknanya, Â sistem ini ada untuk mengatur dan membatasi interaksi ekonomi antarnegara di dunia internasional, yang utamanya berfokus pada transaksi perdagangan dunia termasuk alat tukar internasional yang digunakan. Terwujudnya sistem moneter internasional juga memberikan wadah dan tempat untuk para pelaku dalam aspek ekonomi melakukan transaksi, termasuk dalam berinvestasi dan melakukan transaksi perdagangan dalam lingkup internasional, sebab inti dari sistem ini adalah guna mengatur sistem mata uang yang berlaku di dunia.
Sistem moneter internasional mengalami banyak perubahan atau revolusi sebelum menjadi sebuah sistem yang berlaku di zaman sekarang, lebih tepatnya dibawah pengawasan beberapa institusi independen yang berwenang. Sistem moneter internasional pertama kali diinisiasikan untuk ada akibat dari penggunaan emas sebagai standar tukar atau transaksi perdagangan ekonomi dunia. Standarisasi emas ini dilakukan oleh beberapa negara besar khususnya negara-negara di benua Eropa, yang kala itu memang merajai kepemilikan emas di dunia, antara lain Inggris, Jerman dan negara diluar Eropa yakni Amerika dan Jepang.
Dulunya negara-negara maju melakukan penyimpanan cadangan emas demi stabilisasi atas mata uang negara masing-masing dan Inggris menjadi negara dengan simpanan cadangan emas terbanyak di dunia kala itu. Disisi lain Inggris juga menjadi pusat transaksi perdagangan sehingga mata uang poundsterling masih populer dan yang paling banyak digunakan pada masanya.
Kedinamisan dunia membuat berbagai macam perubahan serta fenomena-fenomena hubungan internasional silih berganti. Adanya perang dunia pertama pada 1914 mendorong masyarakat dan pemerintah negara-negara cenderung menggunakan uang kertas konvensional sebagai alat transaksi jual beli, yang mana kala itu perdagangan internasional didominasi oleh transaksi jual beli di sektor senjata atau alutsista yang diperdagangkan, sebab faktor adanya perang dunia pertama yang meletus.
Inggris sebagai salah satu negara di kawasan Eropa yang masih memegang teguh penggunaan emas sebagai standar alat tukar masih terus melakukan penyimpanan cadangan dengan emas, namun seiring berjalannya waktu justru Inggris yang tertinggal oleh bangsa lain yang sudah marak melakukan transaksinya dengan uang kertas konvensional. Sehingga kala itu pula saat perang dunia pertama, tercatat merupakan kali pertama Inggris melakukan pinjaman hutang ke negara lain. Tidak hanya Inggris, banyak negara di dunia yang nyatanya pada saat meletusnya perang dunia pertama pun melakukan peminjaman demi memenuhi kebutuhan negaranya.
Masih sejalan dengan hutang pertama yang dilakukan Inggris disusul dirinya yang mulai meninggalkan standar cadangan emas sebagai alat pembayaran atau transaksi ekonomi, membuat banyak negara-negara yang menggunakan pounds sebagai alat tukar yang cenderung berkiblat pada Inggris sebagai pusat perdagangan dunia jadi kewalahan dan merugi. Pasalnya Inggris yang mulai meninggalkan emas sebagai standar alat transaksi ekonomi pada 1931 disusul dengan kemerosotan ekonominya, membuat dirinya tidak lagi menjadi pusat perdagangan dunia. Sehingga hal ini tak pelak mempengaruhi perekonomian negara lain yang ikut merosot.
Disisi lain selaras dengan kemerosotan mata uang pounds di Inggris dan negara-negara di Eropa, Amerika justru mampu menjadi satu-satunya penyaing ekonomi internasional Inggris dimana posisi perekonomian keduanya menjadi dua yang terkuat di dunia kala itu. Inggris dengan mata uang poundsterling dan pusat perdagangan dunia khususnya bagi bangsa Eropa, sedangkan Amerika dengan mata uang dolar AS dan kekuatan bank sentral miliknya (The Fed), yang tengah gencar-gencarnya melakukan pemberlakuan aturan terhadap produksi dan transaksi menggunakan dolar AS.
Adanya perang dunia pertama yang juga berdampak pada revolusi perekonomian dunia, membuat kala itu Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang menjadi debitur dari banyak negara, mulai mengangkat dolar AS pada lingkup transaksi ekonomi dunia. Karena faktor terbesar itulah dolar AS jadi mumpuni untuk lebih populer dan marak digunakan sebagai alat tukar dalam transaksi ekonomi internasional.
Ada dua hal yang jika diperhatikan menjadi alasan kuatnya mata uang Amerika Serikat merajai perekonomian dunia, yang pertama adalah faktor meletusnya perang dunia pertama dan Amerika Serikat yang bertindak sebagai debitur terbesar negara-negara lain hingga menyebabkan mata uang dollar AS yang digunakannya juga turut tersebar dan digunakan dimana-mana. Sejak saat itulah cadangan mata uang internasional tidak lagi berpaku pada emas ataupun pounds namun beralih pada dolar AS.
Hal ini sebenarnya tidak serta merta membuat dolar AS langsung tersebar dan digunakan dalam transaksi internasional maupun menjadi patokan mata uang dunia seperti sekarang. Berakhirnya perang dunia pertama yang membuat kerugian banyak pihak khususnya kemerosotan perekonomian bagi bangsa Eropa, hingga cadangan emas sebagai standar alat yang digunakan untuk melakukan transaksi ekonomi justru beralih tangan ke negara Amerika. Menjadikan Amerika Serikat sebagai pemilik cadangan emas terbesar di dunia. Kekuatan dan dominasi yang sudah dipegang Amerika kala itu membuat Amerika bertindak kontra terhadap kembalinya emas sebagai standar alat tukar dalam perdagangan internasional.
Pembicaraan pun berlanjut dengan melibatkan 44 negara untuk berunding mengenai sistem pengelolaan devisa yang transparan dan adil bagi semua negara. Pembicaraan tersebut dikenal sebagai Perjanjian Bretton Woods yang dilaksanakan pada tahun 1944 dengan hasil berupa penetapan dolar AS sebagai mata uang dunia menggantikan standar emas, yang dinilai sudah tidak efisien lagi untuk digunakan.
Dalam sejarah bagaimana dolar AS dapat mendominasi hingga menjadi mata uang internasional ini, tentu ada peran besar kebijakan politik pemerintah dalam negeri Amerika Serikat untuk turun tangan kala itu. Jika ditilik lebih dalam, perang dunia kedua yang kemudian meletus kembali melibatkan pertikaian antara Amerika dan Uni Soviet, Amerika memiliki orientasi berperang untuk memperbaiki tatanan sistem dunia, di segala aspek. Sehingga hal itu menunjukkan bahwa apapun yang terjadi pada akhirnya, Amerika sudah mempersiapkan dengan baik untuk sebuah perubahan sistem dunia yang diperjuangkannya.Â
Banyak cara yang ditempuh Amerika dalam memperjuangkan orientasi untuk memperbaiki tatanan sistem dunia, salah satunya dengan penetapan dolar AS sebagai mata uang internasional yang digunakan sebagai transaksi dalam perdagangan internasional. Memang terlihat cukup terlihat American centric, namun pada kenyataannya memang itulah yang diperjuangkan Amerika sejak awal.
 Kesimpulannya, penetapan dolar AS sebagai patokan mata uang dunia mengandung banyak sejarah yang tidak mudah untuk dilalui. Hal ini juga sekaligus sebagai wujud pembuktian Amerika terhadap perubahan sistem dunia dalam aspek ekonomi yang ingin diwujudkannya. Dalam caranya, kebijakan politik dalam negeri Amerika turut berperan besar sehingga mata uang dolar AS dan kebijakan bank sentral Amerika dapat berpengaruh besar terhadap dominasi perekonomian dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H