Menurut penjelasan dalam sejarahnya, pemerintahan raja Chulalongkorn atau Rama V (1868-1910) mengajarkan banyak perubahan-perubahan pada Thailand ke arah yang lebih modernis, seperti mengadopsi budaya-budaya barat dan pemerintah yang berhubungan baik dengan Amerika Serikat. Hal ini juga menyebabkan perubahan yang terjadi dalam roda perekonomian Thailand dimana sejak berhasilnya modernisasi yang dilakukan, mulai muncul golongan masyarakat elit borjuis, birokratis, sampai  yang dianggap proletar dalam strata sosial masyarakat Thailand. Kehidupan masyarakat Thailand yang semakin berkembang lebih modern dan kemudian merambah pada budaya gaya hidup, mengakibatkan perputaran roda perekonomian Thailand dua kali lebih cepat daripada negara-negara tetangganya di ASEAN. Hal ini diakibatkan oleh konsumtifitas masyarakat yang tinggi dan berkualitas.
Proyeksi implementasi teori merkantilisme yang dapat diterapkan oleh Thailand mungkin saja dilakukan dan tidak menutup kemungkinan berhasil atau gagalnya perekonomian negaranya apabila diterapkan. Sebab banyak faktor yang membuat Thailand sangat memiliki kesempatan yang besar guna menjalankan roda perekonomian menganut pada teori merkantilisme, seperti kebanyakan sistem perekonomian negara barat. Selain memiliki sumber daya alam dan mineral yang melimpah, negara kesatuan yang nasionalis, sumber daya manusia yang lebih unggul, hal-hal ini justru memperlihatkan proyeksi akan keberhasilan yang bisa didapat apabila Thailand menganut sistem perekonomian yang sejalan dengan implementasi dari teori merkantilisme.
Namun, apabila hal tersebut terjadi pada kala itu, akankah Thailand akan menjadi salah satu negara penjajah seperti negara panutannya, si bangsa benua biru? Kita tidak pernah tahu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI