Mohon tunggu...
Sefti Ayu Wardhani
Sefti Ayu Wardhani Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Indonesia yang terbang ke negara Panda | love aRts

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Loneliness

8 April 2014   08:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:55 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesepian, sendirian terlalu lama, trauma dan sebagainya bisa menjadi factor utama dimana kita menjadi takut untuk sendirian. Yang paling umum adalah takut kesepian didalam keramaian. Pernah ada suatu cerita, seorang anak kecil yang di bully saat SD selama beberapa tahun. Sahabat meninggalkannya, orang tua tidak memperdulikan masalah ini, guru di sekolah menganggap hal ini sebagai hal biasa. Alhasil, gadis ini tumbuh menjadi seseorang yang sangat takut kesepian. Banyak sekali event yang harus dilakukannya sendirian.

Saat SMA, gadis ini mulai mengenal yang namanya pacaran. Dia mulai menghabiskan waktu-waktunya bersama pacarnya selama 2 tahun, pacarnya adalah kakak kelas. Sejak kelas 1 hingga kelas 2, jam istirahatnya juga jam diluar sekolah penuh dengan kehadiran sang pasangan. Saat naik ke kelas 3, dia mulai kebingungan, dengan siapa kali ini dia menghabiskan sisa 1 tahun terakhirnya di SMA. Pacarnya sudah memasuki dunia kuliah dan banyak gadis yang tertarik dengan pacarnya, begitu pula gadis ini mulai dilirik oleh beberapa orang disekitarnya. Saat pacarnya sibuk dengan kegiatan kampus, sang gadis mulai kelabakan. Akhirnya sang gadis mulai mengikat orang sekitarnya.

Orang sekitarnya terikat oleh manja dan cerita hidupnya. Membuat beberapa orang tidak bisa melepaskan diri dari si gadis. Si gadis nyaman dengan orang yang ada disekitarnya. Dia tidak peduli apakah orang yang diikatnya mempunyai pasangan atau tidak, yang penting saat dia membutuhkan teman, mereka atau salah satunya bisa datang menghampiri yang hanya mendengarkan masalahnya atau sekedar bercanda. Begitu yang dilakukannya hingga masa kuliah si gadis. Membuat status PHP atau it's complicated dengan orang-orang sekitarnya yang kebanyakan laki-laki. Tapi sayangnya, sebanyak apa pun orang yang ada disekitarnya, rasa kesepian itu dengan mudah masuk kedalam hatinya dan mulai menyayatkan pedangnya.

Sebuah rasa kesepian yang seperti ini benar-benar menyayat hati. Sebuah luka tergores dan meninggalkan luka yang cukup dalam. Cobalah perhatikan orang sekitarmu. Pastilah ada seseorang yang seperti si gadis. Mungkin, si gadis adalah anda sendiri?

1 kuncinya, carilah si Pembuat Hati, yang telah merancang anda sedemikian rupa. Hanya Dia yang tau bagaimana seharusnya anda menutupi lubang kesepian atau menghapus luka yang sudah ditorehkan oleh kesepian. Cuma Sang Pembuat Hati yang tau kuncinya. Carilah dan temuilah hingga dapat! Hingga anda bertatap muka dan mendengar suaraNya dengan berbagai cara. suaraNya lembut dan menenangkan, itulah cara anda mengetahui suara si Pembuat hati. He's the Cure!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun