Mohon tunggu...
Seftianti Maulia
Seftianti Maulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah mahasiswi di Universitas Pamulang dengan prodi Sastra Indonesia Fakultas Sastra, saat ini saya sedang menjalani perkuliahan pada semester 2.

Saya merupakan seseorang yang suka sekali menulis dan membaca buku, maka dari itu saya memilih program studi sastra Indonesia untuk jenjang perkuliahan saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Sastra: dengan Novel Adiluhung dan Novel Populer sebagai Sorotan

2 Juli 2024   09:17 Diperbarui: 2 Juli 2024   09:21 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Mursal Esten sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai bentuk perwujudan atau manifestasi dari kehidupan manusia dan masyarakat. Sedangkan menurut Plato, Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (Mimesis). Maka dari itu, dapat kita simpulkan bahwa sastra merupakan sebuah imajinasi atau pemikiran yang indah dan estetis, yang kemudian dituangkan dalam bentuk karya.

Novel merupakan salah satu dari karya sastra itu sendiri, yang dimana novel merupakan bentuk tulisan dari sebuah karya sastra. Penulis menuangkan hasil imajinasi serta khayalannya dalam bentuk narasi yang indah dan berurutan. Karya sastra ini terbagi menjadi dua, yakni novel populer dan novel adiluhung.

Apa itu perbedaan antara novel populer dan novel adiluhung? Novel populer adalah novel yang dimana buku tersebut tentunya diketahui dan dibaca oleh banyak orang, serta mendapat penghargaan best seller dan sudah dicetak berkali-kali karena penjualannya yang naik terus menerus. Sedangkan novel adiluhung, adalah novel yang dimana bukan hanya populer, novel tersebut juga memiliki nilai-nilai yang dapat dihargai dan perlu dijaga. Contohnya adalah jika novel tersebut memiliki unsur sejarah, yang dimana sejarahnya dapat dipelajari oleh banyak orang dan menambah ilmu bagi orang-orang yang membacanya.

Seperti pada novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan. Novel ini merupakan novel adiluhung yang kemudian menjadi populer karena banyak sekali peminatnya, dan juga didalam novel ini, terdapat kisah-kisah masa penjajahan jepang yang menimpa Indonesia pada masa itu, dibalut juga dengan sedikit kisah-kisah romansa yang mewarnai isi dari novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan ini. Selain itu, novel ini sudah dicetak sebanyak tiga puluh dua kali pada Desember 2023 silam dan sudah diterjemahkan ke lebih dari 30 bahasa.

Berbeda dengan novel romansa pada zaman sekarang ini, novel Cantik Itu Itu Luka banyak mengedepankan nilai-nilai sejarah dan juga pengajaran bagi pembacanya, tentang paras perempuan cantik yang tidak melulu menghadirkan bahagia, tapi malah menimbulkan luka. Tentang wajah buruk rupa yang bahkan di idam-idamkan pada masa penjajahan kala itu agar tidak dijadikan pelacur oleh pihak penjajah. Tentang cinta yang tak selamanya indah, dan juga tentang keluarga yang tidak melulu cemara. Semua dihadirkan oleh Eka Kurniawan pada karyanya yang satu ini.

Hal ini menjadi pembeda antara novel populer zaman sekarang dengan novel adiluhung. Dapat dilihat dari novel romansa yang populer pada masa kini seperti novel Santri Pilihan Bunda yang hanya berisikan tentang kisah cinta remaja pada umumnya dan dibalut dengan nuansa islami. Novel karya Salsyabila Falensia ini merupakan sebuah novel populer yang ketenarannya sudah sampai pada titik dimana karya tersebut dijadikan serial drama yang dapat kalian tonton pada aplikasi Vidio. Novel populer ini ditulis dengan gaya bahasa yang familiar dan mudah dimengerti oleh anak zaman sekarang, dan hanya bercerita tentang sebuah kisah romantis yang dibalut dengan nuansa islami saja. Berbeda dengan novel adiluhung karya Eka Kurniawan yang berjudul Cantik Itu Luka yang ditulis menggunakan gaya bahasa yang lebih estetis dan unik, dan banyak sekali kosakata yang jarang terdengar ditelinga kita sehingga dengan membacanya, kita sembari mencari tahu tentang makna sebenarnya dari bait bait tulisan tersebut, sehingga kita mendapatkan pembelajaran dan kosakata baru disaat membaca novel tersebut.

Namun dibalik itu semua, kedua karya tersebut sangat layak untuk dibaca karena mengandung pembelajaran dan maknanya masing-masing yang menjadikan kedua novel tersebut mendapatkan julukan sebagai novel adiluhung maupun populer. Dan juga, keduanya memiliki latar belakang kepenulisan yang berbeda sehingga mendapatkan julukan yang bebeda pula. Maka dari itu, wajib bagi kita untuk membaca karya-karya sastra yang mengandung unsur pembelajaran untuk kehidupan kita selanjutnya, jangan sampai, membaca hanya menghasilkan perasaan-perasaan yang bergemuruh tanpa adanya pembelajaran yang dapat kita ambil sebagai pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun