Mohon tunggu...
Sefrizal Alfani Rafsanjani
Sefrizal Alfani Rafsanjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati, Jurusan Sejarah Peradaban Islam

Hobi main Game dan gitar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Begini Sejarahnya Masjid Besar Majalaya, Masjid Tertua di Kabupaten Bandung

12 Desember 2022   13:16 Diperbarui: 19 Desember 2022   14:29 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo wargi-wargi majalaya apakah kalian sudah tahu bahwa Masjid Besar Majalaya begitu banyak sejarahnya lho!. Masjid Besar Majalaya ini mempunyai banyak sejarah yang harus diangkat, salah satunya adalah masjid ini pernah menjadi markas besar TRI (Tentara Rakyat Indonesia), dimana tahun 1944, Masjid Besar Majalaya sempat menjadi Markas dan Basis Pertahanan para pejuang demi meraih kedaulatan dan kemerdekaan Republik Indonesia di Majalaya. TRI merupakan Tentara Republik Indonesia(sebuah angkatan darat) yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia pada saat itu. Jika kalian penasaran, Yuk kita lihat sejarahnya Masjid Besar Majalaya ini.

Majalaya adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung yang di masa lalu memiliki lahan agraris yang subur. Pertanian menjadi sumber pencaharian sebagian besar masyarakatnya; terlebih secara geografis Majalaya merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu yang memiliki peranan penting dalam membentuk peradaban masyarakat Majalaya dan sekitarnya, berjarak 30 km dari kota Bandung ke arah selatan serta memiliki kekayaan alam yang subur.

Sebagai daerah yang mayoritas masyarakatnya beragama islam maka masyarakat muslim Majalaya pada waktu itu memandang sangat perlu untuk membangun tempat peribadatan yang megah dan nyaman, maka pada jaman pemerintahan kolonial Belanda, ditopang dengan kondisi ekonomi Majalaya yang berada di atas rata-rata daerah lainnya pada masa itu, maka dibangunlah Mesjid Agung Majalaya.

Jauh sebelum bergulirnya waktu Masjid Besar Majalaya merupakan sisa bangunan yang menjadi saksi bisu peristiwa Perang Ganeas yang terjadi pada abad ke-7. Perang yang melibatkan tiga kerajaan besar pada masanya, yakni perseteruan Kerajaan Cirebon dengan Kerajaan Sumedang Larang yang bersekutu dengan Kerajaan Banten. (Arifin, 2018)

Masjid yang berada di pusat kota Majalaya tersebut sering disebut juga oleh masyarakat Majalaya sebagai "Kaum" maksudnya tempat beribadahnya kaum muslimin yang berdiri di sebelah barat Alun-alun Majalaya. Menurut Zainal selaku DKM Masjid dan sekaligus penulis buku Historiografi (sejarh berdirinya Masjid Besar Majalaya) "Arsitektur bangunannya mirip dengan Mesjid Agung Demak di Jawa (Mesjid Sejarah Wali Songo) demikian juga material kayu yang digunakan sebagai kontruksi bangunan dikirim dari Jawa melalui alat transportasi Kereta Api, karena pada saat itu majalaya mempunyai stasiun kereta api." Ungkapnya (15/11/22 08:47)

Masjid Agung Majalaya secara administratif berada di Desa Majalaya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Masjid ini di bangun pada masa pemerintahan Belanda yaitu pada tahun 1939 dan pada tahun1941 diresmikannya masjid ini. Yang selain difungsikan sebagai tempat beribadah umat Islam masjid ini juga sering digunakan untuk tempat berkumpul dan bermain anak-anak dimasa pemerintahan Belanda. Kini Masjid Agung Majalaya menjadi salah satu situs cagar budaya di Kabupaten Bandung.

img-20221209-wa0011-63a012ce4addee53571672a2.jpg
img-20221209-wa0011-63a012ce4addee53571672a2.jpg
Pada tahun 1944, Masjid Besar Majalaya sempat menjadi Markas dan Basis Pertahanan para pejuang demi meraih kedaulatan dan kemerdekaan Republik Indonesia di Majalaya. Tentara Republik Indonesia adalah sebuah nama angkatan perang yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia pada saat itu, setelah mengubah nama Tentara Keselamatan Rakyat, yang sebelumnya Tentara Keamanan Rakyat.

Sebagai Panitia yang tengah berusaha  menghimpun dana 'wang merah' pada masa kependudukan KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda), pada saat itu Panitia Pembangunan Masjid Besar Majalaya masih bisa berupaya membantu sebagian kebutuhan perbekalan TNI yang dipercayakan kepada seorang warga WNI, Agus alias Han Lin Tjik yang berperan sebagai pemegang dana perbekalan TNI. Setelah adanya masa peralihan dari Pemerintahan RIS kembali ke pangkuan Pemerintahan Proklamasi Republik Indonesia, Panitia Pembangunan Masjid Besar Majalaya telah mempunyai dana yang cukup memadai untuk melanjutkan pembangunan Masjid.

Pada masa revolusi, sejarah mencatat sebuah peristiwa penting di saat yang serba genting yang terjadi di Majalaya, khususnya di daerah pegunungan Geber, pergolakan internal melawan tentara DI/TII. Pada tahun 1960 pasukan Siliwangi bersama rakyat melakukan operasi "Pagar Betis" dan operasi "Bratayudha". Pada tanggal 4 Juni 1962 Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo beserta para pengawalnya dapat ditangkap oleh pasukan Siliwangi dalam operasi "Bratayudha" di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pembangunan dan pengumpulan dana Masjid Besar Majalaya pun kembali dimulai.Pada tahun 1950 dibangun Balai Nikah yang terletak di sebelah utara Masjid. (Arifin, 2018)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun