Mohon tunggu...
Sefri Ton
Sefri Ton Mohon Tunggu... Penulis - Sang Pujangga

Suka jalan, suka nulis, suka nyanyi, suka main bola, suka hati

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mahasiswa Suka, Lihat 5 Dampak Konsumsi Mie

16 Agustus 2022   21:30 Diperbarui: 16 Agustus 2022   21:36 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak kenal mie instant? Hampir semua orang di dunia kenal dan mengkonsumsi mie.  Orang menyukai makan mie karena alasannya praktis, mudah dimasak, rasanya enak, dan bisa dimakan kapan saja. di Indonesia mie instant menjadi makanan alternatif. 

Makanan alternatif ini sudah dikenal sejak tahun 1960-an. Berdasarkan data survei bahwa hampir semua kalangan di seluruh pelosok negeri mengkonsumsi mie instant. 

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas, 2020) mengemukakan bahwa masyarakat kelas bawah Indonesia yang berpendapatan kurang dari 2 juta per bulan sekitar 67% mengkonsumsi mie dan masyarakat golongan menegah ke bawah dengan pendapatan 2 -- 5 juta perbulan sebanyak 90% mengkonsumsi mie.  

Sedangkan golongan menengah keatas (pendapatan 5 -- 10 juta) sebanyak 90% dan golongan atas dengan pendapatan diatas 10 juta sebanyak 92% yang mengkonsumsi mie instan.

Menurut Instantnoodles pada tahun 2021 jumlah mie instan yang dikonsumsi di Indonesia sebanyak 13,27 miliar bungkus.  Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021 juga mencatat bahwa konsumsi mie instan masyarakat per kapita dengan ukuran 80 gram sebesar 3,96 bungkus dalam sebulan.  Saat ini Indonesia sebagai Negara yang sangat gemar makan mie instant terbesar kedua di dunia setelah China. 

Beberapa merek produk mie yang sangat terkenal di Indonesia, antara lain Indomie, mie sedap, sarimi, mie 100/gaga 100, dan supermi. Kelima merek mie ini yang paling menguasai pasar mie Indonesia. Bahkan indomie mendapat skor tertinggi dari semua mie lain yakni 72,9% Top Brand Index. Merek berikutnya adalah mie sedap dengan skor 15,5%, sari mie (skor 2,6%), mie 100 ( skor 2,2%), dan supermi (skor 1,6%).

Kebiasaan makan mie instant perlu mengetahui dampak positif dan dampak negatifnya. Salah satu kalangan yang paling gemar dan selalu menjadi pilihan makan mie adalah mahasiswa.  

Bagi mahasiswa mie instant merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Mahasiswa yang sibuk dengan kegiatan kampus kecenderungan selalu memilih makanan ini. Mahasiswa akan selalu menyiapkan mie di kamar. Berdasarkan pengalaman bahwa cara mahasiswa menyajikan mie instant juga berbeda-beda. 

Ada mahasiswa memasak dan menyajikan sesuai dengan yang tercantum pada kemasan, sedangkan ada yang memasak dengan berbagai variasi. 

Mie instant digunakan sebagai sayur atau lauk. Begitu juga dengan masyarakat Indonesia, memasak dan menyajikan berbeda-beda. Berikut dampak postif ketika mengkonsumsi mie instant.

1. Mie instant sebagai pengganti nasi. 

Poin ini adalah idaman kaum anak kos atau mahasiswa. Sebagian mahasiswa memakan mie sebagai gantinya nasi. Namun sebagian mahasiswa justru mengkonsumsi mie dengan nasi. 

Perlu diketahui bahwa kandungan kalori dalam satu porsi mie instant sebesar 370 kalori. Jumlah kalori ini jauh lebih banyak dari nasi satu piring yaitu 204 kalori. Kandungan yang paling banyak dalam mie yaitu karbohidrat, protein dan lemak. 

Dengan mengkonsumsi nasi dan mie bersamaan artinya kebutuhan energy sangat banyak. Namun itulah kondisi kebiasaan orang Indonesia, apalagi mahasiswa.

2. Kandungan mikronutrien penting dalam mie instant. 

Kandungan mikronutrien seperti mangan, zat besi, folat dan vitamin B yang ditambahkan dalam mie instant sangat dibutuhkan oleh tubuh. The National Institutes of Health mengungkapkan bahwa dengan mengkonsumsi mie instant dan susu yang terkandung zat besi dapat menekan risiko anemia. 

Mie instant terbuat dari tepung gandum dan sangat potensial dalam asupan mikronutrien. Mikronutrien dalam mie instant tidak merubah rasa dan tekstur produk. Mie instant yang dikonsumsi dengan menambahan sayur dan telur akan sangat lengkap nutrisi bagi tubuh. 

Hal ini yang yang sering dipahami dan diterapkan oleh mahasiswa. Memasak mie dalam waktu singkat, rasanya nikmat, nutrisinya tercukupi.

3. Makan mie dapat mengembalikan nafsu makan. 

Mie instant dengan bumbu yang sudah diformulasi sedemikian rupa sehingga mampu membentuk dan membangkitkan selera makan seseorang. 

Aroma mie instan juga mampu menambah nafsu makan. Formulasi kandungan karbohidrat dalam mie instant dapat membuat orang untuk segera makan dan tapi tidak merasa kenyang, bahkan mudah lapar lagi. Berdasarkan pengalaman bahwa memakan indomie satu porsi rasanya seperti ingin menambah satu lagi. 

Mie sedap sangat menggoda selera orang yang tercium aromanya. Demikian juga sarimie atau merek mie lain dengan ukuran dan citarasa yang mampu menggugah selera masyarakat Indonesia.

Ilustrasi Sepiring Mie, Sumber: www.pngwing.com
Ilustrasi Sepiring Mie, Sumber: www.pngwing.com

Mie instant terlepas dari citarasa yang tidak bisa berbohong, harga yang relatif murah, membuat masyarakat menjadikan mie sebagai makanan kedua. Namun perlu diketahui bahwa makanan kedua di masyarakat Indonesia ini memiliki dampak buruk bagi orang yang mengkonsumsinya. 

Bagi kalangan yang membutuhkan cepat saji atau mahasiswa yang banyak tinggal di kosan, perlu diperhatikan juga dampak negatif ketika banyak mengkonsumsi mie instan. Berikut dampak negatif makan mie instant:

1. Gangguan kesehatan akut. 

Seseorang yang terus mengkonsumsi mie instant akan mengalami ganguang kesehatan. Beberapa pengakit yang dapat muncul akibat konsumsi mie instant antara lain obisitas, kanker, kerusakan hati, tekanan darah tinggi, batuk ginjal, kerusakan jaringan otak, kencing manis, menstruasi yang tidak normal bagi perempuan, dan resiko keguguran ibu hamil. 

Penyakit-penyakit ini muncul karena bahan-bahan pengawet atau bahan tambahan pangan yang ada dalam mie instan. Sebut saja Mononatrium glutamat, monosodium glutamat (MSG). 

MSG ini ditambahkan sebagai penambah cita rasa, tetapi konsumsi MSG yang berlebihan bisa menyebabkan kerusakan otak, hati, jantung dan kanker. Kandungan garam dalam mie juga bisa memunculkan batu ginjal.

2. Psikologi terganggu. 

Berdasarkan situs www.klikdokter.com bahwa sering mengkonsumsi mie instant akan berdampak pada psikologi seseorang. Banyaknya kandungan pengawet dan pewarna dalam mie bisa memicu perubahan psikologi, seperti kondisi emosi yang tidak stabil, dan menjalani hidup seperti terasa hampa. Keseringan mengkonsumsi mie instan akan beresiko terdampak sindrom metabolic, beresiko muncul depresi dan penyakit alzheimer. 

Penyakit alzheimer merupakan penurunan daya ingat, penurunan berpikir, berbicara, dan perubahan perilaku. Jumlah karbohidrat dan asam lemak akan memicu kandungan gula darah seseorang yang akan memunculkan kecemasan dan mudah merasa lelah. 

Hasil penelitian lain juga menyatakan kebiasaan mengkonsumsi makan siap saji dapat menunjukkan aktivasi otak pada pusat kesenangan. Efek dari aktivitas ini dikatakan sangat lebih menyenangkan dan bahkan melebihi seseorang yang menggunakan narkoba.

Berdasarkan situasi yang ada pada dampak positif atau negatif mengkonsumsi mie instant, maka sebaiknya mahasiswa yang kesehariannya selalu mengkonsumsi mie perlu waspada. 

Alangkah baiknya mahasiswa memperhatikan pola makan. Hindari menyimpan mie yang banyak di kamar. Hal ini agar tidak memicu untuk sering mengkonsumsi mie. 

Sebagai mahasiswa aktivitas yang banyak, perlu mengatur waktu agar terhindar dari kebiasaan cepat saji. Kebiasaan cepat saji berhubungan dengan kesehatan di masa yang akan datang. Akan tetapi menurut dr. Adrian Setiaji memberikan solusi kepada siapa saja yang ingin mengkonsumsi mie instant terutama kalangan mahasiswa. 

Solusi yang diberikan bahwa pada saat memasak mie instant sebaiknya mengganti air kuah mie dua kali. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dan membuang zat pengawet yang terkandung dalam mie. 

Zat pengawet inilah yang berbahaya bagi kesehatan. Mengkonsumsi mie dalam kondisi mentah sangat tidak disarankan. Akan tetapi pada kenyataannya banyak orang sangat menyukai hal ini, yakni memakan mie seperti kerupuk. Tidak disarankan juga memasak mie hanya dengan direndam dalam air panas. 

Mengkonsumsi mie yang ideal yakni cukup satu kali dalam seminggu. Pemasakan mie juga dengan menambahkan sayuran. Lebih lanjut dikatakan bahwa sebaiknya tidak menkonsumsi mie bersamaan dengan nasi. 

Setelah mengkonsumsi mie, perlu minum air putih yang cukup. Air putih akan membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Semoga artikel ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun