Mohon tunggu...
Sefri Ton
Sefri Ton Mohon Tunggu... Penulis - Sang Pujangga

Suka jalan, suka nulis, suka nyanyi, suka main bola, suka hati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kebiasaan Menonton Televisi, Lihat Dampaknya bagi Kita dan Anak Indonesia

9 Agustus 2022   20:35 Diperbarui: 9 Agustus 2022   20:44 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi TV 24 inci merek Fuji Electric 

Kita ketahui bahwa televisi adalah media massa yang sangat banyak manfaatnya. Manfaat televisi bisa sebagai sumber informasi. 

Dari dulu orang akan menyukai televisi untuk menonton berita, edukasi, hiburan, media promosi dan lainnya. Pihak televisi pun akan berusaha sedemikian rupa sehingga menayangkan hal-hal yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan audies. 

Pihak televisi menghadirkan program-program yang berbeda-beda baik untuk pendidikan, berita, atau jenis hiburan. Ternyata orang Indonesia sangat suka menonton.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh PT Neilson Company Indonesia, bahwa orang Indonesia paling dominan menonton televisi pada Bulan Ramadhan. Hal ini dikarenakan orang Indonesia beragama Islam sekitar 273,32 juta orang atau 86,9% dari total populasi. Kebiasaan masyarakat Indonesia selalu berkumpul di bulan puasa. 

Ketika berkumpul maka mereka akan mencari hiburan di media televisi. Angka Rating menonton orang Indonesia bulan Ramadhan tahun 2019 sekitar 13,4%, tahun 2020 naik menjadi 14,6% dan pada tahun 2021 menurun menjadi 11,8%. Pada tahun 2021 orang Indonesia tetap menonton, namun berpindah untuk menonton lewat media digital.

Ilustrasi dari TribunSolo.com
Ilustrasi dari TribunSolo.com

Minat masyarakat Indonesia menonton televisi tergolong tinggi. Berdasarkan hasil survey Indikator Politik menemukan bahwa masyarakat paling banyak menonton sinetron dan pertandingan olahraga. 

Data Emtek menunjukan bahwa stasiun televisi RCTI yang paling banyak ditonton dan mencapai audience share sebesar 18,9%. Selanjutnya diikuti oleh Indosiar (18,8%), SCTV (16,9%), MNCTV (9,4%) ANTV (8,8%) GTV (7,8%), Trans 7 (7,7%) dan Trans TV (6,4%) sedangkan televisi lain seperti TV One dan Metro TV masing-masing hanya mendapat audiens share sebesar 2,7%, dan 1,2%.

Kenyataan bahwa stasiun televisi seperti RCTI, Indosiar dan SCTV banyak menayangkan sinetron dan olahraga. Jenis olahraga yang banyak digemari di Indonesia yaitu sepak bola. Pertandingan liga-liga Eropa banyak ditayangkan di RCTI dan liga domestik ditayangkan oleh Indosiar. Selain itu masyarakat Indonesia paling gemar menonton sinetron. 

Umumnya sinetron yang sangat digemari berada di stasiun Indosiar, SCTV dan RCTI. Sedangkan Menurut Reuters Institute masyarakat menonton televisi dengan tujuan mendapatkan berita teraktual kecenderungan menonton di stasiun TV One, Kompas, Metro TV dan Trans TV.

Banyaknya menonton televisi akan membawa dampak bagi diri seseorang. Berikut beberapa dampak positif dalam menonton televisi

  • Ilmu pengetahuan makin bertambah. Siaran televisi dapat memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat. Contoh sesuatu hal dilakukan oleh orang di Pulau Jawa akan ditayangkan maka masyarakat daerah seperti di Wilayah Timur Indonesia akan mengetahui hal baru tersebut. Demikian sebaliknya keindahan wilayah Timur Indonesia yang masih asli ditayangkan di televisi maka seluruh orang mengetahui. Dengan demikian terjadi penambahan pengetahuan baik itu pendidikan, sosial budaya, ekonomi, dan lainnya.
  • Menonton televisi dapat memunculkan kreativitas. Hasil riset dalam Journal of Consumer Research menyatakan bahwa ketika seorang mahasiswa bekerja sambil mendengarkan suara televisi akan meningkatkan kreativitasnya.
  • Menonton televisi dapat meningkatkan motivasi. Sebuah penelitian dalam jurnal Social Psychological and Personality Science bahwa ketika seseorang menonton acara favoritnya di televisi akan membuatnya lebih bersemangat lagi. Hal ini diibaratkan seperti mengisi kembali semangat yang berkurang akibat bekerja.
  • Menonton televisi dapat membuat pikiran tenang. Seseorang yang sibuk bekerja seharian penuh, mungkin akan merasa jenuh dan capek. Dengan menonton program Animal Planet atau National Geographic dapat mengurangi rasa jenuh dan stress. Hal ini sesuai penelitian Personality and Social Psychology Bulletin dengan melihat gambar atau video pemandangan alam di acara tersebut bisa membuat seseorang kembali semangat dan membahagiakan setelah merasa stress akibat bekerja.

Ilustrasi menonton dari japanesestation.com
Ilustrasi menonton dari japanesestation.com

Bagi orang dewasa, menonton televisi membawa dampak positif jauh lebih banyak. Orang dewasa mampu menyaring hal yang dibutuhkan untuk ditonton. Menonton berita, menonton film, acara olahraga, acara realita show, komedi dan sebagainya. 

Jika tidak sesuai, maka orang dewasa akan berpindah channel atau mematikan televisi. Berbeda dengan anak kecil. Anak kecil belum bisa membedakan tontonan yang sesuai dengan kebutuhan. Sekarang kita lihat dampak negatif menonton televisi bagi anak.

Televisi dapat mengganggu penglihatan dan pendengaran anak. Kebiasaan anak kecil ketika menonton televisi ingin mendekat dan bahkan sampai berinteraksi langsung dengan televisi. 

Anak yang menonton terlalu focus dan mendekat ke televisi, cahaya dari yang keluar dari televisi akan membuat penglihatan menjadi terganggu atau minus. Selain itu suara dari televisi dapat menggangu pendengaran. Suara televisi yang terlalu besar atau terlalu kecil akan berdampak pada pendengaran anak.

Anak yang suka menonton televisi membuat jadi malas. Anak yang keasikan menonton televisi akan terus duduk di depan layar sampai membuang waktu yang lama. Anak yang sudah keasikan menonton hiburan membuat anak lebih sedikit membaca atau bahkan minat membaca menurun. 

Menurut Ruben Durante, dalam The New York Times, menyatakan IQ akan akan menurun akibat sering terpaparnya tayangan hiburan dan iklan televisi. Selanjutnya Jonathan Rothwell yang dikutip The New York Times bahwa menonton edukasi di televise membuat peringkatnya lebih tinggi dari anak yang menonton hiburan.

Anak yang suka menonton akan mengurangi interaksi dengan orang tua. Menurut Profesor Amy Nathanson Ph.D, dari Ohaio University bahwa anak yang asik menonton terlalu lama akan mengurangi interaksi dengan orang tua dalam berbicara, atau berhubungan. Hal ini tentu berdampak buruk bagi perkembangan masa depan anak. Anak akan merasa tidak mendapat dukungan dari orang tua.

Anak akan meniru hal yang ditonton. Adegan atau bahasa televisi yang ditonton seakan mengajak anak untuk segera meniru dan berinteraksi. Tak jarang banyak adegan kekerasan yang ditiru oleh anak. Selain itu gaya bahasa televisi yang gaul akan ditiru oleh anak. 

Anak akan meniru gaya bahasa yang dilontarkan oleh tokoh dalam televisi. Seorang ahli psikolog Romeo Vitelli yang berasal dari Canada, mengemukakan bahwa anak akan mengikuti adegan kekerasan atau adegan seksual yang dilihat. Anak akan selalu meniru hal yang dilihatnya. Akan tetapi anak yang menonton film horror tentu akan sangat mengganggu psikologi anak.

Dari pemaparan dampak positif dan negatif dari menonton televisi, maka bagi orang tua wajib memperhatikan hal yang pantas untuk ditonton. Sebaiknya anak yang sedang menonton perlu didampingi sehingga bisa mendapatkan edukasi yang lebih. 

Sebaliknya orang tua yang gemar menonton terutama sinetron tidak perlu mengajak anak. Hal ini akan berpengaruh pada perilaku anak itu sendiri. Hal yang dilihat, didengar akan masuk dalam pikiran bawah sadar sehingga mempengaruhi perilaku anak. Demikian ulasannya, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun