Mohon tunggu...
Sefri Ton
Sefri Ton Mohon Tunggu... Penulis - Sang Pujangga

Suka jalan, suka nulis, suka nyanyi, suka main bola, suka hati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Chairil Anwar yang Cerdas, tapi Menderita

31 Juli 2022   19:00 Diperbarui: 31 Juli 2022   19:14 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Chairil Anwar selalu menuangkan sajak atau puisi untuk para wanita yang dikagumi. Sajak yang indah inilah membuat mereka terpikat. Ada delapan orang yang pernah Chairil Anwar kagumi, diantaranya: Dien Tamaela, Gadis Rasjid, Ida Nasution, Ina Mia, Karinah Moordjono, Sri Ajati, Sumirat, dan  Tuti. Namun ada beberapa nama hanya menggunakan inisial yaitu H, K, dan Nyonya N.

Seorang Hapsah Wiraredja yang mampu bersanding dipelaminan atau menikah dengan Chairil Anwar. Hapsah Wiraredja memiliki panggilan akrab yaitu "Gajah". Istrinya dipanggil "Gajah" karena memiliki badan yang besar. Buah dari hasil perkawinan pasangan ini seorang perempuan bernama Evawani Alissa. Akan tetapi beberapa saat kemudian pupuslah cinta mereka dan bercerai.

Dalam urusan cinta saya tidak menyarankan pembaca meniru hal yang Chairil Anwar. Namun biarkanlah cinta tumbuh dan bersemi dengan seorang perempuan saja, karena pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia berpasangan dan setia pada pasanganya. Hal yang perlu dilakukan yakni menuliskan sajak untuk sang kekasih. Sang kekasih tentu sangat menyukai sajak atau puisi yang berima dan indah. Setelah mendapatkan cinta, jagalah itu sampai abadi.

  • Chairil Anwar Bernafas Sampai Usia 26 Tahun, Tapi Namanya Hidup Sampai Kini

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Manusia selalu hidup berdampingan dengan orang lain, saling membutuhkan dan saling membantu. 

Hal ini berbeda dengan Chairil Anwar yang memiliki gaya hidup semau yang dipikirkan. Peduli pada orang lain juga bukan gaya hidup Chairul Anwar. 

Hal ini yang membuat hidupnya merasa kesusahan ekonomi. Puncak dari gaya hidup individual ini membuat perceraian dalam rumah tangganya dengan sang istri Hapsah Wiraredja. Gaya hidup juga membuat Chairil Anwar terserang penyakit TBC dan komplikasi sehingga meninggal dunia.

Hal yang menjadi pembeda dari Chairil Anwar yaitu pemikirannya yang sangat tajam dan dalam setiap karya tulisannya. Tulisan Chairil Anwar diterbitkan dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa asing. Hidup di zaman modern seperti sekarang mungkinkah kita memiliki daya pikir dan analisis yang tajam seperti Chairil Anwar?

  • Chairil Anwar Dicintai Oleh Para Sastrawan

Chairil Anwar mempunyai sahabat karib yang bernama H.B Jassin. Jasin umurnya lebih tua dari Chairil Anwar. Selisih kedua sahabat ini adalah sekitar 15 tahun. Keduanya berkenalan ketika berada di Batavia. Saat itu Chairil Anwar bekerja sebagai penyiar radio Jepang dan Jasin bekerja di Panji Pustaka. 

Kedua orang ini mulai akrab ketika bergabung dalam Himpunan Satrawan Angkatan Baru. Chairil Anwar kemudian dinobatkan sebagai seorang penyair pelopor Angkatan '45. Sedangkan H.B Jassin disebut sebagai seorang kritikus sastra. Jassin juga mengkritisi karya Chairil Anwar. Jassin berprofesi sebagai seorang dosen sastra Indonesia.

Hidup terkadang sebagian orang akan membenci, namun buatlah karya agar suatu masa banyak orang menggunakannya. Demikianlah pesan yang bisa petik, Chairil Anwar telah membuat banyak karya, dikenal dan dibaca orang lain hingga saat ini.

  • Chairil Anwar Dikenal Sebagai Sosok Penyair Yang Sangat Cerdas.

Seorang seniman terkadang tidak memiliki pekerjaan tetap, menyukai kelayapan, selalu hidup berkekurangan uang, jorok dan bertingkah laku tidak normal atau menjengkelkan. 

Hal-hal ini yang disematkan pada diri Chairil Anwar. Akan tetapi diakui oleh Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono bahwa Chairil Anwar adalah penyair yang memiliki kecerdasan tinggi. 

Chairil Anwar juga merupakan penyair yang bertumbuh sangat cepat. Chairil Anwar dapat bergaul dan dikenal oleh seniman-seniman tahun 1940an.

Goresan pena pada secarik kertas, dapat dikenang sepanjang masa. Hal ini yang dapat kita lakukan agar dapat dibaca dan menginspirasi orang lain, baik saat ini dan masa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun