Mohon tunggu...
Sefrita Danur
Sefrita Danur Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Psikolog Klinis di RSJ Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fenomena Menunda: Kalau Tidak Sekarang, Kapan Lagi?

21 Juli 2021   10:24 Diperbarui: 21 Juli 2021   10:37 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah beberapa langkah yang dapat anda lakukan untuk mengatasi kebiasaan menunda. Mulailah mengubah kata "nanti" menjadi "kalau tidak sekarang, kapan lagi?".

Referensi :

Chu,Chun Angela Hsin., Choi, Jin Nam. 2005. Rethinking Procrastination: Positive Effects of "Active" Procrastination Behavior on Attitudes and Performance. The Journal of Social Psychology Publication.

Devi, Ms.Rajesh., Dhull, Poonam. 2017. Procrastination : A Behavior Need To Be Changed To Get Success. International Education & Research Journal [IERJ].

Fee, R. L., & Tangney, J. P. (2000). Procrastination: A means of avoiding shame or guilt? .Journal of Social Behavior & Personality, 15(5), 167-184.

Heath, Maggie. 2020. Why Do We Procrastinate? 9 Psychological Reasons Behind It. Life Hack.

Sirois,Fuschia M., Molnar,Danielle S.,  Hirsch,Jameson K. 2017. A Meta-Analytic and Conceptual Update on the Associations Between Procrastination and Multidimensional Perfectionism. European Journal of Personality.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun