Peremajaan Tanaman
Peremajaan tanaman karet dilakukan dengan maksud mengganti tanaman tua dengan tanaman baru yang memiliki produktivitas tinggi, kualitas tinggi dan secara ekonomi jauh lebih menguntungkan daripada tanaman awal. Peremajaan optimal tanaman karet pada umur 25 tahun. Umumny abanyak dilakukan  sebelum umur 30 tahun disebakan untuk mempertimbangkan  analisis finansial yang tepat. Pola peremajaan tanaman karet yang optimal dengan peremajaan ada dua dalam sebuah pengertian yaitu replanting dilakukan di atas lahan  bekas tanaman lama yang serupa atau dengan  new replanting dilakukan diatas lahan baru bagi tanaman karet. Kondisi tersebut memerlukan  reinvestasi pada tanaman karet dimana peremajaan merupakan kunci yang penting secara sistem konversional berupa cara tanam monokultur, 5-8 tahun merupakan masa yang tidak produktif dimana tidak ada pemasukan dan ditutup dengan pemasukan selama masa selanjutnya 25-30 tahun sebagai masa produktif. Tujuan peremajaan sebagai mencari keuntungan yang besar dengan mencapai efisiensi sebesar mungkin dengan kesempatan menggunkan, bahan tanam baru berupa klon unggul hasil pemuliaan dan seleski akhir, hasil penelitian yang terbaru dalam bidang bercocok tanam, hasil penelitian dalam bidang manajemen/pengolahan sehingga penempatan lokasi, pembuatan jalan dan sebagainya dapat diatur sedemikian rupa hingga menghemat dalam penggunaan tenaga dan biaya.
Secara teknik tanaman karet yang sudah berumur 30 tahun menghasil produksi rendah dan diikuti dengan persediaan cadangan kulit sudah jauh berkurang, tetapi tanaman karet yang sudah hampir umur 30 tahun tersebut memberikan keuntungan yang kurang optimal karena semakin tua umur tanaman menyebabkan rendahnya produktivitas tanaman karet hingga mengakibatkan penurunan bagi perusahaan sehingga diperlukan peremajaan.
Terdapat tiga konsep penentuan optimalnya suatu peremajaan menurut umur ekonomisnya,
- Produksi jangka pendek dengan penerimaan yang diwujudkan dengan cara penjualan aset yaitu suatu usaha jangka pendek dimana penerimaan diperoleh dengan menjual asetnya yaitu peremajaan optimum terjadi sat tambahan penerimaan bersih sama dengan penerimaan bersih rata-rata,
- Produksi jangka panjang dengan penerimaan yang diwujudkan dengan cara penjualan aset yaitu suatu usaha jangka panjang dimana penerimaan usaha diperoleh dengan menjual aset diakhir pengusahaan aset tersebut,
- Produksi jangka  panjang yang diwujudkan dengan cara penjualan sepanjang hidup aset dimana  penerimaan  diperoleh  dari produksi sepanjang  hidup aset.
Dari ketiga konsep tersebut tanaman karet harusnya mengambil langkah yang ketiga yaitu karena tanaman karet merupakan tanaman tahunan yang memiliki siklus hidup yang panjang dan penerimaan diperoleh pada saat tanaman menghasilkan. Peremajaan yang optimal adalah peremajaan yang dilakukan pada saat umur ekonomi mencapai keuntungan rata-rata tahunan maksimum dan luas peremajaan seluas tanaman dibagi umur ekonomi. Adapaun kriteria peremajaan adalah batas umur tanaman dimana pada umur-umur tersebut tanaman perlu diremajakan supaya memperoleh keuntungan yang tinggi. Letak saat optimum peremajaan akan bergantung pada aset dari revenue netto marginal yang dipengaruhi oleh produksi dan biaya per hektar pertahun (Widyasari et al.,2015).
Pengembangan Dalam Bidang Bioteknologi Dan Genotipe Yang Lebih Unggul Serta Tahan Cekaman Lingkungan
Adanya variasi klon dapat disebabkan oleh perbedaan lingkungan tumbuh, genotipe biji  sebagai batang bawah, dan perbedaan mata okulasi untuk batang atas yang digunakan. Bioteknologi yang mulai dikembangkan saat ini adalah berbasis Embryogenesis Somatic (SE) dan juga microcutting dimana sel somatik berkembang untuk membentuk tumbuhan baru melalui tahap perkembangan embrio yang spesifik. Kloning tanaman karet khususnya batang bawah harus memiliki sistem perakaran yang baik diharapkan dapat memperbaiki material tanaman karet untuk perkebunan. Saat ini, teknik perbanyakan in vitro melalui embriogenesis somatik dan microcutting mampu menghasilkan varietas baru tanaman karet seperti klon utuh yang vigor. Metode ini membuka perspektif perbaikan varietas tanaman karet terhadap kriteria akan  kebutuhan material yang vigor, toleransi terhadap cekaman kekeringan dan terhadap penyakit perakaran. Sebagaimana platform untuk mikropropagasi tanaman karet melalui teknik microcutting telah didirikan di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI)  mulai tahun 2008. Teknologi tersebut ditransfer dari Centre de Coopration International en Recherche Agronomique pour le Dveloppement (CIRAD) Prancis. Microcutting hingga saat ini telah terbukti mampu menghasilkan tanaman muda untuk memperbanyak klon batang bawah hingga ribuan klon batang bawah hasil microcutting siap menjalani uji aklimatisasi.
Keterangan : Teknik microcutting tanaman karet. (a) Sumber eksplan, (b) Subkultur, (c) Planlet dalam tabung, (d) Plantlet berusia 6 bulan dengan perakaran kuat, (e) Aklimatisasi dalam pot kecil, (f) Aklimatisasi dalam plastik semai.
KESIMPULANÂ
Dengan adanya perkembangan teknologi dan pengetahuan dapat menciptakan klon karet yang unggul. Bioteknologi yang mulai dikembangkan saat ini adalah berbasis Embryogenesis Somatic (SE) dan juga microcutting dimana sel somatik berkembang untuk membentuk tumbuhan baru melalui tahap perkembangan embrio yang spesifik. Dengan adanya basis tersebut dapat meningkatkan produktivitas tanaman karet.