Mohon tunggu...
Sefiera_XII MIPA 2
Sefiera_XII MIPA 2 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - tugas sekolah

be yourself

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Little Star

1 Maret 2022   13:15 Diperbarui: 1 Maret 2022   13:25 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi hari Amora Albertina seorang gadis cantik nan lembut itu sedang ber make-up di depan cermin nya yang menghadap keluar jendela.


        "Amora ayo makan dulu sayang". 
Panggil Bunda Amora dari lantai bawah. Ia langsung bergegas ke bawah dengan menggunakan gaun.

        "Aduh anak siapa ini cantik sekali". Goda sang Ayah Amora sambil menyantap sarapannya.

        "Jelas anak Ayah dan Bunda dong". Jawab Amora tersipu malu.

Mereka menyantap sarapan dengan lahap. Hari ini adalah hari gadis itu mengikuti ajang kompetensi bernyanyi. Amora memang mempunyai suara yang bagus, dari kecil ia sudah pernah ikut nyanyi seperti di coffeeshop, lomba sekolah dan lain sebagainya. Namun untuk kali ini ia mulai berani mengikuti ajang bergengsi yang berada di kota nya. Ia meminta agar kedua orang taunya menemaninya. Namun saat diperjalaan tiba-tiba seorang supir truk menabrak dari arah samping mobil. Mobil pun terbanting terbalik dan segeralah mereka dibawa dengan ambulance. Diduga supir truk tersebut mengantuk dan mengakibatkan kecelakaan di pertigaan jalan.


Setelah 2 hari koma, Amora akhirnya tersadar. Ia mulai membuka mata dan melihat Tante nya yang berada di samping tempat tidurnya yang saat itu sedang tertidur. Tante Rianty adalah adik dari ibu Amora. Ia terbangun dan melihat Amora mulai sadar langsung berlari memanggil dokter.

Setelah semua di check akhirnya Tante Rianty dapat berbicara dengan Amora.

        "Tante, Ayah dan Bunda dimana?". Tanpa sepatah kata apapun tiba-tiba Tante Rianty memeluk Amora dan meneteskan air mata. Amora kebingungan, mengapa Tante Rianty menangis?.

        "Amora maaf, mulai hari ini kamu tidak bisa melihat kedua orang tuamu lagi".

        "Maksud Tante?".  Amora mulai berkaca-kaca, ia tidak ingin apa yang dipikirkan nya itu benar.

        "Kedua orang tuamu sudah tiada, kemarin mereka sudah dimakamkan karena kamu sedang koma jadi Tante tidak bisa menunda pemakaman nya".
 


Amora terkejut kaget, ia langsung meneteskan air mata dan membuatnya menjadi deras. Sejak hari itu Amora membenci gaun yang dipakainya dan audisi bernyanyi, padahal cita-cita Amora adalah menjadi penyanyi bagaikan penyanyi internasional.


Setelah seminggu di rumah sakit akhirnya Amora kembali ke rumah. Sepi sekali rasanya tidak ada siapapun yang menyambut kehadiran nya. Amora langsung berlari menuju kamar orang tuanya berharap bahwa ini semua cuma mimpi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa kedua orang tuanya memang sudah tiada. Ia menangis sembari melihat foto di meja kamar kedua orang tuanya.


Sudah sebulan Amora tinggal bersama Tante Rianty. Walaupun merasa kesepian tetapi bersama dengan Tante nya membuat Amora merasa bahwa ia tidak sendiri.


Sejak awal SMA Amora belajar dengan cara homeschooling dikarenakan fokus untuk mengejar karir. Namun Tante Rianty meminta Amora untuk mengikuti sekolah pada umumnya. Amora pun menyetujui nya dan minggu depan ia sudah mulai bersekolah seperti hal nya dengan murid yang lain.


Semua pandangan menuju kepada gadis pendatang baru itu, ya siapa sangka saat pertama kali masuk sekolah Amora langsung menjadi pusat perhatian. Karna paras wajah yang menawan maka tak heran jika Amora banyak dilirik oleh lawan jenisnya.


Amora pun berjalan ke ruang kelasnya yaitu kelas 11 Mipa 2. Dan ia mulai memperkenalkan diri serta bertemu dengan teman baru nya. Banyak sekali yang suka dengan Amora karna gadis tersebut memiliki sifat yang ramah. Namun di satu sisi ada saja yang tidak suka dia adalah Mutiara gadis populer yang selalu ingin merasa paling terdepan. Ia merasa tersaingi oleh Amora karna memiliki paras wajah yang lebih cantik.


Kegiatan belajar mengajar pun dimulai, hari ini adalah mapel seni budaya tentang musik.


        "Baiklah anak-anak, sekarang kita mulai pembelajaran nya. Hari ini kita belajar vokal ya, satu persatu ke depan untuk menyanyikan lagu"
. Ucap Bu Risma guru seni budaya di sekolah.  


Mereka pun memulai dengan absen pertama dan diiringi dengan alat musik gitar oleh Bu Risma. Saat pelajaran Amora merasa gelisah, di dalam pikiran nya teringat kecelakaan kala itu. Ia tidak karuan, memegang tangannya yang bergetar dan mengeluarkan keringat yang membuat dirinya semakin takut sehingga membuat mukanya menjadi pucat. Kaki Amora yang ikut bergetar pun terhentak hentak dengan bawah kolong meja nya yang membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Sifat Amora terlihat oleh guru tersebut, dan membuat guru tersebut mendekati Amora.

        "Amora apakah kamu baik-baik saja?". Tanya Bu Risma sambil mengusap punggung Amora.


Amora gugup ia tidak mengeluarkan sepatah kata apapun. Ia tiba-tiba berlari keluar kelas dan pergi menuju ke toilet. Amora mencuci tangan di wastafel berulang-ulang hingga merasa dirinya menjadi lebih baik. Ia merasa heran, karena sebelumnya tidak pernah seperti ini. Sepulang dari toilet ia pun kembali ke kelas nya. Teman sekelasnya menatap Amora dengan tatapan aneh.

        "Murid baru itu punya gangguan?". 
Ucap Mutiara salah satu teman sekelasnya yang berbisik namun terdengar oleh Amora.

Amora tidak menghiraukan omongan tersebut, dia hanya menginginkan dirinya agar kembali normal. Akhirnya Amora pun pergi ke uks agar kondisi tubuhnya menjadi lebih tenang. Sejak hari itu Amora merasa ia menjadi susah tidur dan sulit fokus kepada satu hal. Amora heran dengan apa yang terjadi pada tubuh nya, ia merasa bahwa kecelakaan yang menimpa keluarga nya itu selalu hadir di dalam ingatan nya. Amora selalu berteriak dan menangis saat tertidur dikarenakan tiap hari mimpi yang dialami nya adalah tentang kecelakaan tersebut. Tante Rianty mulai merasa aneh akhirnya ia membawa ke dokter untuk mengecek keadaan Amora, namun menurut dokter Amora baik-baik saja hanya butuh istiharat yang cukup. Tante Rianty tidak puas dengan jawaban tersebut yang membuat nya pergi ke psikolog yang nota bene adalah temannya sendiri. Setelah konsultasi dengan dokter ternyata Amora mengidap Trauma akut. Trauma akut disebabkan karena peristiwa menyedihkan seperti kecelakaan, pemerkosaan, kehilangan orang terdekat, atau bencana alam. Peristiwa tersebut tersimpan dalam benak orang tersebut sebagai fenomena ekstrem yang mengancam emosional atau fisik mereka. Trauma Amora terjadi ketika ia mengingat hal yang berbau kecelakaan tersebut seperti bernyanyi, musik, gaun ataupun kendaraan. Melihat keponakannya itu mempunyai trauma akut dengan apa yang dialami nya. Ia merasa bersalah dengan cara membuatnya bersekolah seperti murid yang lain. Namun Amora merasa bahwa dia senang bersekolah karena memiliki banyak teman, walaupun sekarang Amora memiliki kesehatan mental yang tidak stabil bukan berarti ia harus diam dirumah.


Amora menjalani hari-hari seperti biasa, ceria dan penuh semangat. Namun saat pelajaran yang berhubungan dengan menyanyi Amora memakai headset untuk mengurangi suara tersebut dan selalu pergi mencuci tangan terus menerus jika kondisi nya semakin tidak karuan karna hal tersebutlah yang dapat membuat dirinya menjadi lebih baik.

Amora keluar dari toilet saat bel istiharat dan tiba-tiba segerombolan murid berlari menuju kantin yang berlawanan dengan arah Amora berjalan. Amora terjatuh karna tersenggol oleh salah satu murid. Tiba-tiba datang seorang pria dengan tinggi sekitar 180 cm yang jongkok di hadapannya. Pria tersebut mengulurkan tangan kepada Amora.

        "Makannya kalo jalan hati-hati". Ucap pria tersebut sembari membantu Amora bangun.


Amora yang mempunyai tinggi hanya 160 cm itu mendongak ke atas dan melihat wajah pria tersebut. Amora tersipu, ternyata yang membantunya berdiri memiliki paras yang tampan dan badan yang proporsional. Entah mengapa tiba-tiba Amora merasa salting, apakah Amora suka dengan pria tersebut? Baru saja Amora akan mengucapkan terimakasih namun pria tersebut sudah berjalan mendahului Amora.


Amora kembali ke kelas nya dan bertemu dengan teman-temanya yaitu Bella, Alena dan Celine. Ia bercerita tentang apa yang dialaminya saat kejadian terjatuh tadi. Namun siapa sangka bahwa pria yang membantu nya itu melewati kelas Amora bersama dengan teman-temanya. Amora menunjuk malu-malu kepada pria tersebut, dan ya! Pria tersebut adalah Desvian Juanda anak kelas 11 mipa 4 yang merupakan salah satu siswa populer yang memiliki sifat friendly dan terbilang nakal karena sering membolos saat jam pelajaran. Tetapi jangan salah, Desvian memiliki bakat non akademik seperti basket, karate dan bahkan dia menjadi gitaris band sekolahnya.


Sepulang sekolah Amora langsung melihat sosmed ia mencari tahu informasi tentang Desvian, ia membuka Instagram dan mulai mengetik nama pria tersebut dengan jari lentik nya itu. Akhirnya ia menemukan akun tersebut namun tidak berani untuk mem follow nya. Baru kali ini Amora tertarik dengan teman lawan jenisnya itu. Sejak dulu Amora hanya tertarik terhadap musik yang membuat dirinya bercita-cita menjadi seorang penyanyi, namun karena kejadian hal tidak diinginkan itu membuat Amora mengurungkan niatnya untuk menjadi seorang penyanyi.


Sejak hari itu Amora selalu memperhatikan Desvian, kalo kata orang orang si stalker. Ia selalu menatap Desvian jika melihatnya. Desvian yang sadar akan dirinya yang selalu memperhatikan nya akhirnya mulai membuka obrolan di sosmed.

-DM INSTAGRAM-
@desvianjuanda

follback
salken ya, btw kalo ngeliatin sekalian ajak ngobrol dong jangan diem aja HAHAHA

Blush! Baru kali ini Amora merasa salting membaca chat, ia tidak tahu bahwa Desvian yang selama ini diperhatikannya menyadari akan perbuatannya. Sejak hari itu mereka mulai dekat dan mulai berani untuk mengobrol bersama di sekolah bahkan saat pergi ke kantin pun Desvian selalu menghampiri Amora dan pergi bersama. Karena kedekatannya itu banyak yang mengira bahwa mereka berpacaran. Tetapi disisi lain kedekatan Amora dengan Desvian menimbulkan masalah. Mutiara teman sekelasnya Amora sudah menyukai Desvian sejak SMP. Ia merasa tidak adil karena Desvian dapat dekat dengan Amora tetapi tidak dengan nya.


Suatu hari saat hendak pulang sekolah, Mutiara menyeret Amora bersama dengan teman se geng nya yaitu Alea, oca dan Vivi. Ia tiba-tiba mendorong Amora yang membuat tubuh nya bertabrakan dengan dinding. Amora bingung mengapa Mutiara melakukan hal ini kepadanya. Tanpa basa basi Mutiara langsung menyiram Amora dengan ember berisi air. Amora yang tidak mengerti apa yang terjadi kepadanya hanya bisa berdiam diri tanpa pembelaan apapun.

        "Gausah so cantik deh, gausa deket-deket lagi sama Desvian". Mutiara menarik jambak rambut Amora tak lama kemudian akhirnya Bella datang dan membantu melepaskan jambakan Mutiara.

        "Kalian lagi ngapain? Mau gue laporin ke kepala sekolah?".  Ucap Bella dengan tegas yang membuat Mutiara bersama geng nya pergi.


Bella langsung mengecek keadaan Amora, ia tidak menyangka bahwa Amora akan menjadi korban bullying Mutiara. Mutiara selalu membully orang orang yang dekat dengan Desvian, oleh karena itu banyak yang tidak berani mendekati Desvian namun tidak dengan Amora. Amora keluar mengunakan baju basah, ia memakai cardigan yang diberikan Bella menuju parkiran. Melihat Amora basah kuyup, Tante Rianty langsung berlari ke arah Amora


        "Amora kamu kenapa sayang ko baju nya basah?". 

        "Maaf tante, tadi...." Belum selesai berbicara, Amora memotong pembicaraan Bella terhadap tente Rianty.

        "Tadi jatuh ke pleset di toilet, kebetulan lantainya basah". Jawab Amora berbohong.

Bella yang mengerti ucapan tersebut akhirnya pergi meninggalkan Amora  dan pamit kepada tante Rianty. Sesampainya di rumah Amora langsung berlari menuju kamarnya dan mulai meneteskan air mata, ia kaget akan terjadi hal seperti ini kepada dirinya. Amora rindu akan kedua orang tua nya yang selalu menjadi tempat keluh kesah nya. Melihat kondisi Amora tersebut membuat Tante Rianty merasa prihatin, ia mendekati Amora dan langsung memeluknya.

Sejak hari itu Amora mulai menjauh dari Desvian. Desvian merasa heran mengapa Amora menghindari nya? Apakah Desvian berbuat salah kepada Amora? Apakah ada yang salah dengan sifat Desvian? Tanpa basa-basi Desvian menghampiri Amora yang sedang membaca buku novel di kelas nya dan bertanya.


        "Kok lo akhir-akhir ini ngejauh?". 
Hening, tidak ada jawaban apapun dari mulut Amora.

        "Kalo ditanya jawab bukan hanya diam aja". Ucap ketus Desvian.

        "Aku lagi mau sendiri". Jawab Amora tanpa melihat sedikitpun kearah Desvian.

Desvian merasa heran mengapa Amora bersifat demikian. Ia tidak menyerah ia mencari tahu lewat temannya dan mengetahui apa yang terjadi kepada Amora. Desvian langsung mencari Mutiara untuk menanyakan kebenaran tersebut.


        "Lo ngapain si Amora?".
Desvian menarik pergelangan tangan Mutiara dengan erat.

        "Aww sakit Des, kamu ga kasian apa kalo tangan aku kesakitan gini?". Ucap Mutiara untuk mencari perhatian. Desvian pun melepaskan genggaman nya.

        "Lo berbuat apa sama Amora?".

        "Aku? Aku ga berbuat apa-apa, emang kenapa?".

        "Gausah so polos, gue tau lo kan yang ngebuat Amora jauh dari gue?". Dengan suara tinggi nya itu membuat hati Mutiara tersentuh. Akhirnya ia pun mengakui atas perbuatannya.

        "Oke fine, gue ngebanjur tu cewe pake air di toilet". Jawab Mutiara dengan nada tidak suka.

        "Sekali lagi gue peringatin jangan sekali-kali ngedeketin Amora lagi!".

        "Lah kenapa? Suka-suka gue dong".

        "Kalo lo berani nyentuh Amora lagi, lo bakal berurusan dengan gue".

        "Gue suka sama lo Desvian!". Mutiara tidak bisa terus menahan rasa sukanya terhadap Desvian, ia langsung to the point terhadap apa yang ia rasakan selama ini.

        "Lo ga sadar apa hah? Setiap kali gue perhatiin lo dari jauh, gue kasih bekel yang ada di kolong meja itu buat lo! gue selalu berharap lo bisa nge notice gue namun hasilnya? Nihil Des, gue cemburu sama cewe yang bisa akrab sama lo gue gabisa liat lo sama cewe lain Des. Karna itu gue selalu bikin orang-orang yang deket sama lo menderita".

        "Cara lo salah Mut".

        "Salah? Terus apa bedanya lo deket sama Amora?".

        "Karna gue suka sama Amora".


Deg, hati mungil Mutiara langsung tersentuh setelah mendengar apa yang diucapkan Desvian membuat sakit hati Mutiara dan akhirnya ia mulai mengalah untuk tidak menyukai Desvian lagi dan tidak mengganggu orang-orang yang dekat dengannya. Mutiara sadar bahwa apa yang ia lakukan selama ini sia-sia saja.


Penilaian Akhir Semester atau PAS pun selesai. Sekolah mengadakan classmeet dimulai 3 hari yaitu hari kamis hingga sabtu. Amora tidak merasa nyaman karena musik yang ditampilkan sangat berisik. Ia berdiam diri di kelas tanpa siapa pun karena teman sekelasnya sedang men support teman yang mengikuti lomba saat acara classmeet.
Tiba-tiba datang seorang pria yang mengebrak meja. Amora yang sedang membaca itu kaget walaupun sudah memakai headset namun suara gebrakan tersebut sangat keras.


        "Sedang apa kamu disini?". Tanya Amora dengan menutup buku yang dibaca nya itu.

       "Loh kok lo gaikut liat classmeet?". Jawab Desvian dengan mengambil buku ya berada di atas meja Amora.

       "Gapapa, mau disini aja. Disana berisik".

Tanpa aba-aba Desvian langsung menarik tangan Amora dan membawanya ke lapangan. Amora yang terlepas dengan headset nya itu langsung merasakan tubuhnya bergetar, pikiran nya teringat akan kecelakaan dan ia pun menangis dalam diam tanpa bisa bergerak sedikitpun. Desvian yang melihat Amora seperti itu langsung membawa Amora ke koridor yang sepi. Amora langsung terjatuh ke tempat duduk dan menangis. Desvian merasa bersalah, mengapa Amora menangis dan tubuhnya bergetar saat dibawa ke lapangan? Sejak awal dekat gadis tersebut tidak memberi tahu kepada Desvian bahwa ia mengidap trauma dan tidak bisa mendengarkan musik karena hal tersebut dapat mengingatkannya kepada kecelakaan kala itu. Amora menceritakan keadaan nya kepada Desvian, ia meminta maaf dan membantu Amora bangun dari tempat duduknya. Desvian membawa Amora ke ruangan musik yang dimana Amora memiliki trauma akan hal itu.

        "Mau ngapain kita kesini?". 
Tanya Amora dengan tatapan heran.

        "Udah ikut aja, aku gue mau bantuin lo". Desvian mengambil gitar dan baru saja ia memetik senar nya langsung ditangkis oleh Amora.

        "Kamu ngerti ga si kalo aku punya trauma?! Kamu sengaja bikin aku keinget akan kejadian yang menimpa sama alm mamah papah aku? Itu yang kamu mau?". Amora tidak bisa menahan rasa sakit nya lagi, ia mulai menangis di dalam ruangan musik tersebut.

        "Ga gitu Amora, gue disini mau bantu lo sembuh dari trauma itu. Kalo lo punya ketakutan akan hal itu harusnya lo lawan dengan diri sendiri bukannya menghindar, karna apa yang membuat lo takut ga seharusnya membuat diri lo jadi seperti ini, gaperlu benci karena yang ada malah nambahin luka. Mending nikmatin aja sakitnya dan belajar self love harder nanti juga lo bakal terbiasa. sekarang lo dengerin ini baik-baik ya kalo sekiranya emang gakuat lo bisa ngomong ke gue, oke?". Jawab Desvian panjang lebar, ia hanya ingin Amora terlepas dari masa lalunya itu.


Suara petikan gitar tersebut mulai berirama, Desvian dengan suara khas nya itu mulai bernyanyi.

Aku sadari
Mungkin ini suratan takdirku
Kau dan aku tak mungkin bersatu
Walau hati t'rus menangis

Tak kusesali
Semua kisah yang telah terjadi
Kubiarkan waktu menemani
Hati yang dirundung sepi

Maafkan kejujuranku
Walau menyakitkan
Dan mungkin takkan bisa kulupakan
Hingga akhir nanti

Kulepaskan cinta ini
Kurela berkorban
Tak mengapa
Namun kau harus bahagia

(Kau Harus Bahagia - Sammy Simorangkir)

Amora pertama kali nya melihat Desvian bernyanyi, ia tidak tahu bahwa Desvian memiliki suara yang indah yang ia tahu bahwa Desvian pintar memainkan alat musik. Melihat Desvian bernyanyi membuat dirinya merasa lebih baik, pikiran tentang kecelakaan itu mulai memudar. Akhirnya Amora pun ikut kedalam irama tersebut dan mulai menyanyikan lagu bersama. Setelah selesai bernyanyi bersama Desvian pun memutuskan untuk confess terhadap apa yang ia rasakan saat bersama Amora.


        "Amora ada yang mau gue bicarain". Tanya Desvian gugup.

        "Tentang apa?".

        "Em sebelumnya itu apa aduh anu". Desvian terbata-bata ia sangat canggung untuk mengutarakan isi hatinya.

        "Ih apaan si yang jelas dong ngomongnya".

        "Sebenernya gue suka sama lo, lo mau ga jadi pacar gue?". 

Mata Amora terbuka lebar, ia kaget ternyata cowo yang disukai nya itu menyukainya balik. Tetapi entah mengapa Amora merasa bahwa ia tidak bisa berpacaran dengan Desvian. Ia hanya menyukainya tetapi tidak untuk menjadikan nya sebagai seorang pasangan. Amora tidak mau kehilangan sosok Desvian, karena ia berarti sekali dalam hidup Amora. Amora berpikir jika ia berpacaran dengan Desvian dan suatu saat putus mana Amora akan kehilangan teman dan pasangan. 

        "Des, maaf aku gabisa ajak tawaran kamu. Gimana kalo kita sahabatan aja?".

        "Oh oke gapapa kita sahabatan, gue juga lega bisa confess ke lo". Jawab Desvian dengan sedikit kecewa tapi tidak membuat ia membenci Amora.


Sejak kelas 12 Amora sudah tidak lagi mempunyai kecemasan akan trauma nya karena Desvian telah membantunya keluar dari zona tersebut. Saat semester 2 Amora mulai mengikuti ajang kompetisi bernyanyi kembali, ia mencoba untuk bernyanyi seperti apa yang di cita-citakan nya sejak dulu.


Setelah lulus Desvian melanjutkan pendidikan nya ke London karena mendapatkan beasiswa dari hasil prestasi bermain basket. Ia dan Amora pun mulai menjalani kehidupan nya masing-masing.


Pagi hari itu adalah hari dimana gadis tersebut mulai membuka lembaran baru, memakai dress selutut dengan sepatu boots yang membuat dirinya lebih jenjang. Amora mengikuti ajang kompetisi bernyanyi setelah dirinya melalui banyak hal. Ia mulai berani menunjukkan bahwa dia pun bisa melawan akan ketakutan nya.


Amora bersaing dengan peserta yang lain, hingga akhirnya ia mencapai final. Tersisa 3 kontestan yang bertahan yaitu Amora, Rebecca dan Andreas. Sejak awal kompetisi bernyanyi ini Rebecca selalu ingin bersaing dengan Amora, ia tidak mau jika Amora lebih memiliki banyak fans dibandingkan dengan dirinya. Hingga suatu ketika Rebecca melakukan hal yang tidak sportif yaitu saat Amora sedang bernyanyi ia memutuskan suara mic yang membuat suara Amora tidak terdengar. Namun Amora mempunyai ide disaat seperti itu, ia menyuruh agar penonton yang berada di studio ikut bernyanyi bersama. Para staff pun meminta maaf akan terjadinya insiden tersebut, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa di ruangan tersebut terdapat cctv yang merekam perilaku Rebecca. Rebecca akhirnya tereleminasi, dan Amora mendapatkan juara pertama serta Andreas menjadi juara ke 2. Amora tidak menyangka bahwa dirinya dapat memenangkan ajang kompetisi bergengsi tersebut. Hari setelah ia menjadi juara ia pun datang ke makam alm kedua orang tuanya.


        "Ayah Bunda liat deh, aku menang! Andai saja kalian ada disini melihat kemenanganku, pasti aku bakal seneng banget rasanya. Maafin Amora ya, karena Amora yang membuat kalian seperti ini. Tapi Amora janji mulai detik ini Amora akan menjadi Amora yang lebih baik dari sebelumnya. Amora janji agar bisa mencapai cita-cita Amora. Semoga kalian bisa lihat diatas sana ya, Amora kangen banget sama kalian. Disini Amora ditemani oleh Tante Rianty yang selalu menemani Amora pergi kemanapun". Air mata Amora pun berlinang, ia sangat merindukan sosok kedua orang tua yang dulu selalu menemaninya. Namun kehadiran Tante Rianty juga sudah cukup baginya untuk menemani kesendirian itu.


Setelah Amora memenangkan kompetisi bergengsi itu, ia mulai dikenal oleh masyarakat. Dirinya mulai membuat album sendiri dan bernyanyi di acara acara penting dan acara tv. Tante Rianty yang melihat keponakan nya itu sukses membuat ia bangga terhadap Amora. Ketika kenyataan pahit yang tersuguhkan terkadang membuat kita lemah dan meratapi apa yang sesungguhnya terjadi, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa kenyataan pahit tersebut menjadi salah satu cara agar mencapai tujuan yang lebih baik.


Suatu hari Amora pergi berlibur ke London bersama Tante Rianty. Ia melihat sosok pria yang menghampiri nya saat sedang memotret pemandangan.


        "Serius amat mba". Ucap pria tersebut disebelah Amora. Amora menoleh dan kaget.

        "Loh? Desvian?". Tanya Amora memastikan.

        "Hahaha gimana kabar nya? Ga nyangka ya bakal ketemu disini".

        "Kok kamu ada disini si?".

        "Yah lupa ni pasti, lo tau kan gue ke London karena dapet beasiswa?".

        "Oh iya, aku lupa maaf ya hehehe. Aku baik-baik aja, kamu sendiri gimana?". Jawab Amora sambil terkekeh.

        "Baik, mentang-mentang sekarang yang udah famous, jadi pelupa nih". Desvian menyenggol bahu Amora.

        "Ih apaan si jangan gitu ah, malu tau". Jawab Amora dengan wajah memerah.

        "Harusnya lo seneng dong, apa yang lo cita-citakan akhirnya terwujud".

        "Makasih ya, ini semua juga berkat kamu".

Desvian dan Amora pun berbincang-bincang menceritakan apa yang selama ini terjadi. Tanpa Desvian mungkin Amora tidak akan bisa mewujudkan mimpinya. Amora sangat berterimakasih kepada Desvian karena telah membantunya melewati masalah yang ada. Desvian lulus lebih cepat dan mendapatkan gelar cumlaude, ia mulai menjadi atlet basket yang mulai dikenal oleh masyarakat. Amora dan Desvian menjadi sahahat, tanpa melibatkan perasaan apapun. Amora sadar bahwa orang yang membantunya keluar dari zona trauma nya itu adalah orang yang ia sayang bagaikan saudara sendiri.


Pertemuan tersebut adalah pertemuan terakhir Amora bersama dengan Desvian, mereka memulai karir nya masing-masing yang membuatnya sulit bertemu. Amora fokus untuk mencapai tujuan nya yaitu menjadi penyanyi Go Internasional.


Gadis tersebut mulai beranjak dewasa, menjalani kehidupan nya sebagai seorang penyanyi adalah salah satu kesehariaanya. Setiap hari gadis tersebut selalu berlatih bernyanyi dan menampilkan suara nya yang indah seperti burung yang berkicau di pagi hari. Perlahan demi perlahan bakat Amora mulai dikenal oleh masyarakat luar, ia terus berusaha agar dapat memberikan yang terbaik. Menjadi seorang penyanyi bukanlah hal yang mudah, ia selalu menjaga pola hidup yang sehat dan tidak lupa juga melakukan olahraga agar kondisi tubuh dan suara tetap stabil.


Akhirnya Amora pun menjadi penyanyi Go Internasional, ia memulai konser pertamanya di Indonesia lalu di berbagai negara seperti New York, Las Vegas dan lain lain. Tidak hanya itu, ia pun menjadi perwakilan negara untuk menyanyikan lagu kebangsaan. Hebat bukan? Semuanya terwujud karena Amora memiliki kemauan yang lebih besar daripada ketakutan untuk gagal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun