Mohon tunggu...
Sefi Amiqotun Fikriyyah
Sefi Amiqotun Fikriyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Sefi Amiqotun Fikriyyah, mahasiswa PPG Calon Guru di Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Saya memiliki hobi menari dan bermain bulu tangkis. Kedua kegiatan ini saya nikmati untuk menjaga kebugaran tubuh dan meningkatkan konsentrasi saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran yang sesuai dengan Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia

27 Desember 2024   08:40 Diperbarui: 27 Desember 2024   08:53 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang menjadi landasan dalam bernegara (Mustari et al., 2024). Pancasila juga menjadi fondasi dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan Pancasila, dimana harus menerapkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan (Zukri et al., 2023). Nilai-nilai Pancasila ini memainkan peran penting dalam membentuk generasi yang cerdas. Selain itu, juga memainkan peran penting dalam membentuk generasi yang berkarakter (Ziliwu et al., 2024).

Selama saya bersekolah dan mengikuti perkuliahan Pendidikan Profesi Guru (PPG), saya banyak belajar tentang pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam proses pembelajaran. Melalui esai ini, saya akan berbagi pengalaman tentang bagaimana menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan Pancasila sebagai fondasi pendidikan di Indonesia, baik melalui pengalaman pribadi saya di sekolah maupun selama perkuliahan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Saya juga akan membahas bagaimana mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia membantu saya merumuskan pandangan ini.

Pembahasan

Ketika saya bersekolah terdapat beberapa pengalaman diantaranya yaitu guru saya juga mengajarkan untuk saling bergotong royong antar sesama. Misalnya, saat mengerjakan tugas kelompok, saya selalu diajarkan untuk bergotong royong, saling membantu, dan berbagi tugas dengan adil. Dengan bergotong royong, tidak hanya menyelesaikan tugas dengan lebih baik, tetapi juga mempererat hubungan persahabatan dan membuat kelas menjadi tempat yang menyenangkan. Selain itu, prinsip ini meningkatkan pemahaman saya tentang pentingnya bergotong royong dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat.

Selain itu, guru saya juga mengajarkan tentang pentingnya kejujuran dalam mengerjakan soal ujian. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal ujian sesuai dengan kemampuan mereka tanpa menyontek temannya. Dalam hal ini, guru menekankan pentingnya bertindak adil dan tidak curang. Selain itu, untuk membangun karakter yang bertanggung jawab dan dipercaya oleh orang lain, guru juga mengajarkan peserta didik untuk selalu jujur dalam kegiatan sehari-hari.

Kemudian ketika saya menempuh perkuliahan Pendidikan Profesi Guru (PPG), saya memiliki pengalaman dalam mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam proses pembelajaran. Saat perkuliahan Pendidikan Profesi Guru saya diajarkan tentang bagaimana menjadi guru yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menjadi guru yang dapat membentuk karakter setiap peserta didik. Mata kuliah yang mengubah perspektif saya tentang pendidikan yang berlandaskan Pancasila adalah mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia.

Dalam mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia ini, saya memperoleh pemahaman bahwa Pancasila harus menjadi nilai utama dalam mendidik peserta didik. Guru perlu menanamkan nilai-nilai seperti nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Dengan menanamkan nilai-nilai tersebut, diharapkan peserta didik dapat menjadi cerdas secara akademik dan juga berkarakter.

Selain itu, dalam mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia, saya juga memperoleh pemahaman untuk memberikan peserta didik kesempatan berbicara dan menyampaikan pendapat mereka. Sebagai seorang guru tidak hanya bertugas untuk memberikan informasi saja, akan tetapi juga mendengarkan dan menghargai pendapat setiap peserta didik. Hal ini, dapat menciptakan suasana belajar yang penuh dengan dialog dan diskusi yang konstruktif.

Contoh konkrit pengalaman selama mengikuti perkuliahan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yaitu saat saya praktik mengajar ketika PPL saya menggabungkan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok, yang memungkinkan peserta didik untuk berbagi pendapat dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah. Melalui ini, peserta didik tidak hanya belajar tentang mata pelajaran akademik, tetapi juga belajar tentang menghargai pendapat orang lain, yang merupakan bagian dari nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dalam hal ini, saya berperan sebagai penilai untuk mengukur kemajuan peserta didik (Sulistiani, 2023). Saya menilai bukan hanya hasil akhir, tetapi saya memperhatikan karakter setiap peserta didik bagaimana peserta didik bekerja sama untuk menyelesaikan masalah secara kolektif.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun