Namaku Sefia Anggraeni. Orang-orang memanggilku Sefia. Aku sekarang adalah seorang mahasiswa. Aku memiliki 2 adik laki laki. Ayahku adalah sosok laki-laki yang memiliki sifat cuek(tidak menunjukkan rasa sayangnya secara langsung), taat beribadah, penuh kasih sayang, dan pekerja keras.
Ayah tidak pernah membeda-bedakan kasih sayang terhadap anak-anaknya. Meskipun beliau orang yang cuek, tetapi kasih sayang yang beliau berikan kepada kami sangatlah besar. Karena, sejatinya setiap orang tua memiliki cara tersendiri dalam mendidik anak-anak mereka, bukan?
orang tuaku telah membesarkan ku dengan banyak hal dan cara, dan pasti mengeluarkan banyak sekali pengorbanan, orang tua ku telah memberi pendidikan yang layak, orang tua pasti ingin anaknya yang terbaik, apapun akan di lakukan demi anaknya, apalagi saat kita minta sesuatu kepada mereka, mereka pasti akan mengusahakan untuk menurutinya, walaupun agak sedikit berat hati untuk menuruti, tapi pasti orang tua akan menuruti apa yang kita mau asalkan hal tersebut positif, karena orang tua kita tau, bahwa ingin anaknya menjadi versi terbaik.
Hai ayah, ini adalah putri kecil mu yang kau cinta dan sayangi sepenuh hati. Saat aku dilahirkan di dunia ayahku ini adalah sosok laki-laki yang pertama aku lihat. Ayah adalah laki laki pertama yang memberiku banyak cinta dan ayah adalah sosok yang sangat ku sayangi sepanjang masa.
Ayah pelukan hangat yang kau berikan selalu terasa dan bergejolak di dalam hati ku. Bagiku ayahku adalah sosok laki-laki yang paling berharga dalam kehidupan peran ayah sangatlah berarti sampai kapanpun itu.
Ayahku memang tidak menampilkan ketulusan kasih sayang kepada ku tidak seperti ibu yang selalu bersikap tegas kepadaku tetapi alasan itu semua ayah tidak ingin aku memiliki masa kelam atau tidak layak di masa depanku. Ayah adalah Laki-laki idaman, bertanggung jawab, rela berkorban, penyanyang dan sopan. Tidak perlu kaya dan tampan, cukup dengan hati bersih yang mengatakan.
Perawakan kurus tinggi, dengan sepasang bola matanya yang tajam namun ramah itulah sosok Ayahku. Aku selalu melihat matanya yang kelelahan setiap pulang bekerja. Namun, tak pernah sekalipun aku mendengar bibirnya mengucapkan kata lelah kepada keluarga. Ayah selalu memberikan senyuman terbaiknya ketika telah sampai di rumah.
Semua lelah dan rasa sakit yang kau pikul dipundak mu selalu kau sembunyikan didepan ku ayah. Kau tidak pernah mengeluh padahal sebenarnya banyak sekali luka yang ayah rasakan, banyak lelah yang tidak bisa dijelaskan dan banyak sekali beban yang engkau tanggung ayah. Semua itu kau lakukan demi aku anak perempuan pertama mu.
Ayah merupakan tulang punggung keluarga dan di setial hari ayah tidak pernah berhenti bekerja, ayah lelaki yang bertanggung jawab berkorban membanting tulang demi anakmu.
Ayah yang tidak pernah mengenal kata lelah tidak mengenal waktu dari pagi hingga sore bahkan sampai larut malam ayah begitu banyak beban yang kau pikul kau tidak mengenal lelah dalam mencari nafkah sampai kurang tidur kurang istirahat karena sibuk bekerja tak peduli apakah sudah makan atau belum.
Aku bergerak mendatangi ayah yang sedang sibuk bekerja hingga larut malam, aku bertanya kepada ayah “Ayah sudah larut malam apakah bukan sebaiknya ayah beristirahat saja?” aku tidak tega melihat ayah bekerja tidak mengenal waktu. Ayah pun menjawab pertanyaan ku, “Tidak nak, masih banyak tugas-tugas kerjaan kantor yang belum ayah selesaikan sedangkan laporan-laporan ini harus segera di kirim ke kantor pusat nak”.
Mendengar jawaban ayah hati dan pikiran ku langsung terpikir kan untuk menyemangati dan menemani ayah. “Apa ayah sudah makan?” tanya ku kepada ayah. “Belum nak, ayah belum sempat makan karena tugas dan kerjaan ayah yang menumpuk” jawab ayah. Aku tidak ingin ayah lelah dalam perut kosong aku bilang ke ayah, “Ayah, sambil ayah kerja aku temani ayah dan menyuapi ayah makan ya yah, ibu tadi sudah memasak makanan yang enak, tumis udang pakai petai kesukaan ayah loh yahh”.
Ayah pun menjawab “Baiklah nak, terima kasih ya kamu memang betul-betul perhatian seperti ibu mu anak”. Aku pun mengambil sepiring nasi dan lauk kesukaan ayah, aku duduk disamping ayah memperhatikan ayah sedang menginput-input tugas nya dan aku menyuapi makan ayah agar ayah lebih semangat kerjanya.
Setelah selesai makan aku menaruh piring kotor dan mencuci nya, lalu aku bergegas menemani dan memperhatikan ayah kerja. Ayah bilang ayah telah menyelesaikan pekerjaan nya dan menyuruhku untuk tidur karena sudah terlalu malam walaupun besok adalah hari libur. Aku pun pergi meninggalkan ayah, masuk ke kamar ku dan berbaring di ranjang ku lalu tertidur.
Pagi pun tiba dengan diiringi suara ayam berkokok dan burung yang berkicau, hari yang indah mentari bersinar terang menyelinap masuk ke jendela kamar ku. Tetapi dibalik hari yang sangat indah ini ternyata kesedihan pun menyelimuti diri ku.
Aku keluar dari kamar mendengar ibu ku menangis tersedu-sedu, aku pun panik dan langsung dari menghampiri ibu, aku bertanya kepada ibu “Ibu kenapa menangis?”. “Ayah anak, ayah huhuhuhuhuhuhuh” jawab ibu ku sambil menangis. “Ayah kenapa bu?” tanya ku kepada ibu. “Ayah terkena virus nyamuk Chikungunya nak dan sekarang ayah dilarikan dan dibawa ke rumah sakit” jawab ibu.
Mendengar hal itu pun aku langsung menangis kencang dipelukan ibu dan ingin cepat-cepat bergegas untuk pergi melihat ayah. Aku dan ibu pun bersiap membawa perlengkapan dan lainnya untuk persediaan selama dirumah sakit, dan menitip kan kedua adik ku kepada tante ku yaitu adik dari ibu ku.
Aku dan ibu pergi kerumah sakit dengan perasaan sedih dan murung, aku tidak bisa memikirkan apapun yang aku pikirkan hanya kondisi ayah kondisi ayah dan kondisi ayah. Sebelumnya disini aku ingin menjelaskan apa itu virus chikungunya, Chikungunya adalah penyakit akibat virus yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Penyakit ini disebut juga dengan flu tulang karena menyebabkan demam dan nyeri tak tertahankan pada sendi. Sebagian besar gejala chikungunya tidak bertahan lama, yaitu antara 3-10 hari. Namun, pada beberapa orang, nyeri sendi akibat chikungunya dapat berlanjut hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Sesampainya di rumah sakit aku dan ibu langsung bergegas menghampiri ruangan ayah, ternyata ayah masi di icu karena ayah mengalami nyeri sendi yang begitu hebat di seluruh tubuhnya, setelah 2 jam ayah pun keluar dari icu dan pindah ke kamar yang sudah disediakan untuk di rawat selama beberapa hari kedepan. Aku dan ibu secara bergantian menjaga dan menemani ayah.
Hati ku benar-benar sedih sungguh ini musibah yang tidak terduga oleh ku, semalam ayah baik baik saja, dan tidur tidak lama dari aku tidur. Tetapi ternyata ketika kondisi ayah mulai semakin membaik aku bertanya kepada ayah “ayah bagaimana ini semua bisa terjadi ayah?” (aku bertanya sambil menahan deras nya air mata yang ingin keluar).
“Maafin ayah ya fia, semalam ayah tidak langsung tidur ketika ayah suruh fia tidur, ayah masih banyak kerjaan dan ga mau kalo fia harus temani ayah hingga pagi” ayah menjawab dengan nada yang samgat lembut. Air mata ku pun tidak tertahan kan dan aku pun menangis di hadapan ayah, ayah membohongi ku demi kebaikan kesehatan ku tetapi ayah lupa akan kesehatan nya sendiri, ayah tidak mau melihat aku sakit tetapi aku pun hancur ketika melihat ayah sakit seperti ini.
Satu minggu berlalu, ayah diboleh kan untuk pulang kerumah aku pun mengemasi barang-barang yang dibawa ke rumah sakit bersama ayah dan ibu mengurus semua administrasi di loket. Alhamdulillah akhirnya ayah sudah vit dan sangat semakin membaik walaupun terkadang rasa nyeri sedikit-sedikit muncul.
Seminggu itu pekerjaan ayah dibackup sama om ku sehingga ayah tidak pusing-pusing untuk mengerjakan pekerjaannya yang jika tidak dikerjakan maka akan menumpuk bak bukit yang tinggi. Waktu ke waktu terus berlalu ayah pun kembali sehat menjalankan aktivitas seperti sebelumnya dengan gigih dan giat, bahagia menyelimuti hari-hari ku karena melihat ayah kembali bersemangat untuk beraktivitas.
Hari liburan pun tiba ayah mengatakan dengan semangat bahwa kami akan segera berlibur sekeluarga. Hari yang dtunggu- tunggu oleh ku dan keluarga ku. Setelah sekian lama menantikan kesembuhan ayah dan menantikan liburan tentunya akhirnya saatnya pun tiba, yang lebih istimewa nya liburan kali ini semuanya ikut ada ayah, ibu, dan dua adik laki-laki ku. Biasa nya ayah sibuk dengan pekerjaannya, aku dan dia adikku sibuk dengan sekolah
Aku dan yang lain mempersiapkan segala perlengkapan yang ingin kami bawa dengan antusias. Aku pun sudah menyiapkan segala daftar tempat destinasi yang akan kami kunjungi saat liburan. Kami memilih untuk berlibur ke Jogja selama 5 hari kedepan, tempat yang akan kamu kunjungi juga beragam mulai dari pantai, candi borobudur, keraton, wisata merapi, dan tempat-tempat yang bisa dapat diambil pelajaran dan sejarahnya tak lupa dengan pusat perbelanjaan oleh-oleh
Setelah selesai mempersiapkan semuanya kami pun beristirahat untuk keberangkatan pada hari esok semuanya tertidur pulas. Pagi pun tiba aku bangun membuka jendela dan mengucek kedua mata membayangkan betapa seru nan indah hari liburan ini. Aku dan yang lainnya pun bersiap siap. Kami pun berangkat menikmati pagi yang indah di kota Depok menuju kota Jogja selama kurang lebih 12 jam perjalanan sungguh perjalanan yang panjang.
Saat beberapa jam kemudian kami beristirahat di rest area dikarenakan ayah lelah dan ayah butuh istirahat walaupun ayah tidak menunjukkan bahwa ia lelah tetapi karena hanya ayah yang mengemudi maka dari itu kami memutuskan untuk beristirahat dan makan di rest area.
Kami pun tiba di kota Jogja perkiraan hanya 10 jam ternyata kami sampai sekitar 15 jam perjalanan kami pun bergegas check in hotel dan beristirahat karena ini adalah perjalanan yang panjang. Aku duduk diruangan bersama ayah, “Hai ayah, perjalanan yang panjang dan melelahkan ini akan terbayar dengan keindahan kota ini kan ya yah?”, ayah menjawab “tentu saja nak, persiapkan kesehatan dan kesiapan dirimu untuk melewati hari hari seru ini nak”, aku menjawab “baik yah, kesehatan ayah juga penting, beristirahatlah yang cukup yah karena perjalanan kita kan pasti banyak menguras tenaga”. “iya anak ku sayang, pergi lah ke kamar segera tidur untuk menyiapkan hari esok”.
Aku menjawab “baik ayah selamat beristirahat dan selamat malam”. Aku pun bergegas ke kamar untuk beristirahat.
Pagi pun tiba; kami semua mempersiapkan diri dan bergegas berangkat ke destinasi pertama kita yaitu pantai. Setiba nya di pantai kami memulai dengan sarapan di restoran pinggir pantai sebelum melakukan aktivitas seru.
Setelah itu kami menikmati keindahan pantai dengan bermain pasir, bermain air dan menaiki wahana-wahana yang ada di pantai seperti banana boat, dan perahu. Tak lupa sambil menikmati keindahan pantai kami juga menikmati segarnya air kelapa yang memuaskan dahaga. Saat matahari mulai tenggelan, kami duduk diatas pasir sambil menikmati senja, aku sangat bahagia bisa dapat waktu liburannya ayah, karena ayah lah yang paling sibuk dan susah sekali untuk mendapatkan liburan untuk ayah.
Kami balik ke penginapan dan beristirahat untuk melanjutkan sisa hari liburan di esok hari. Destinasi-destinasi dan hari-hari berikutnya pun tiba kami menghabiskan banyak waktu di candi borobudur, dan kami mencoba berbagai macam makanan khas kota Jogja, mengunjungi keraton Jogja, kami pun mencoba destinasi naik jeep di daerah merapi begitu seru nya perjalanan ini dan yang terakhir kami mengililingi malioboro menikmati keindahan malioboro dengan banyak andong yang berlalu lalang, pusat perbelanjaan yang banyak kami kunjungi dan tidak lupa bakpia pathok nya.
Kami pun pergi meninggalkan kota ini karena liburan akan segera habis, seru sekali menghabiskan waktu berlibur bersama keluarga dan yang teristimewanya adanya keikutsertaan ayah, karena ayah sibuk banget biasanya sampai tidak ada waktu luang untuk kami ditambah ayah baru sembuh dari sakitnya.
Suatu kebahagiaan bisa melihat ayah sangat bersemangat untuk membahagiakan anak-anak dan istri nya. Terimakasih ayah walaupun secape apapun tapi engkau tidak pernah mengeluh ayah. Didik aku menjadi yang kau impikan dan buat aku menjadi kuat seperti mu ayah.
Terima kasih ayah atas keringatmu, pelukan kasih sayang mu, yang engkau berikan kepada kami untuk bersandar bermanja manja.
Ayah agar waktu dan cucuran keringatmu tidak menjadi sia agar harapanmu tidaklah hanya sebagai harapan namun agar menjadi sebuah kenyataan aku akan berjuang untuk menjadi anak yang berhasil dan sukses jadi anak anak yang soleha seperti doamu yang engkau pinta kepada sang ilahi.
Jika aku berhasil engkau pun bangga kami para anakmu ini juga ingin engkau bangga dan bahagia disetiap ibadah kami juga berdoa untukmu semoga allah selalu melindungi mu, menyayangimu ayah terima kasih atas keringat, semangat, kebahagiaan dan kasih sayang mu ayah engkau adalah pahlawan mewujudkan pahlawan tanpa jasa yang tak pernah tergantikan. Bahkan rasa sakit pada dirimu saja tidak kau rasakan ayah, terima kasih telah berjuang membahagiakan kami ayah.
Ayah mungkin jarang menunjukkan rasa sayangnya pada anak-anak, namun ia mencintai keluarganya dengan caranya. Berjuang mencari nafkah, memastikan seluruh kebutuhan terpenuhi dan anak-anak merasa aman dan nyaman di bawah tanggungjawabnya. Ketabahan ayah menghadapi berbagai masalah di keluarga menjadikannya sebagai sosok yang kuat di mata anak-anaknya. Tak pernah sekalipun terdengar keluhan dari mulutnya.
Ayah tak lelah membimbing anak-anaknya, memberikan pesan dan nasihat menghadapi hidup. Untuk yang ke sekian kalinya aku ingin mengatakan terima kasih dan aku mencintai mu ayah karena kau sosok panutan serta orang tua yang baik didalam hidupku. Tolong hidup lebih lama ya ayah temani aku dan adik-adik untuk meraih kesuksesan. I Love you ayah.......
Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H