Mohon tunggu...
Sefdin Dinejad
Sefdin Dinejad Mohon Tunggu... -

just an ordinary man

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kisah Sebutir Kurma

29 Desember 2009   17:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:43 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Lantas ia menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat. "Nah, begitulah. Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah menghalalkan sebutir kurma yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?"

"Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan, tapi entah dengan 11 saudara saya. Saya tak berani mengatas namakan karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya," ujar anak itu.

"Di mana alamat saudara-saudaramu? Biar saya temui satu persatu," tutur Ibrahim.

Setelah menerima alamat, Ibrahim pergi menemui. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga dan semua setuju menghalalkan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan Ibrahim.

Sekira empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham sudah kembali berada di bawah kubah Sakhra. Tiba-tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar tengah bercakap-cakap. "Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain," kata malaikat yang satu.

"O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi. Ibrahim telah mendapat halalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas," tegas malakat lainnya.

Apabila Anda mempunyai teman atau saudara yang Anda sayangi, teruskan kisah ini. Berhati-hatilah dengan makanan yang masuk ke tubuh kita, sudah halal-kah? Lebih baik tinggalkan bila ragu-ragu..."
Wassalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun