Â
Sumber dokumentasi: Dokumentasi pribadi, Kecelakaan Tertabrak Kereta di Indramayu
Kasus tewasnya seorang pegawai pajak yang tertabrak kereta api di sebuah perlintasan tanpa palang penutup pada Senin pagi menuai perhatian luas dari masyarakat. Korban merupakan seorang pria berinisial SA berusia 50 tahun yang tengah dalam perjalanan menuju tempat kerja, tewas di lokasi kejadian. Insiden tragis ini menimbulkan pertanyaan serius tentang keselamatan di perlintaasan kereta api kawasan Darmin, Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,(22/9/2023)
Â
Berdasarkan keterangan kepolisian setempat, insiden terjadi sekitar pukul 10 pagi di perlintasan kereta api kawasan Darmin, Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Korban (SA) mengendarai mobil Toyota Avanza bernomor polisi D 1608 WQ, diduga sedang menyebrang di perlintasan tersebut ketika sebuah kereta api melintas dengan kecepatan tinggi tanpa peringatan yang memadai. Tidak ada palang penutup yang menandakan kereta akan lewat, membuat pengguna jalan sepenuhnya bergantung pada pandangan dan pendengaran mereka sendiri.
Â
Menurut saksi mata (22/9/2023), menyebutkan bahwa korban (SA) tampak tak menyadari dan tidak tahu akan adanya kedatangan kereta api. "Tidak ada tanda dan tidak ada palang penutup di perlintasan ini. Banyak pengguna jalan orang luar yang sering kali tidak sadar kalau kereta datang," ujar saksi tersebut.
Â
Kematian tragis ini membuka mata banyak pihak mengenai pentingnya keselamatan di perlintasan kereta api. Berdasarkan laporan warga sekitar, perlintasan di kawasan ini sudah lama dianggap berbahaya. Beberapa pengguna jalan menyebutkan bahwa insiden hampir terjadi beberapa kali sebelumnya, terutama orang-orang yang baru pertama kali ke daerah sini, karena sering melintas secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan.
Â
Selain itu, warga disana menyampaikan bahwa ketiadaan palang penutup sudah berulang kali disampaikan kepada pihak terkait, namun belum ada tindakan konkret untuk memasang alat keselamatan. Perlintasan tersebut hanya diberi tanda sederhana seperti alarm.
Â
Pihak keluarga dan masyarakat sekitar juga mempertanyakan tanggung jawab pihak terkait yang seharusnya mengutamakan keselamatan di lokasi tersebut. Menurut mereka, ketiadaan palang penutup di perlintasan kawasan tersebut menunjukkan adanya kelalaian dalam menjaga keselematan warga yang melintas.
Â
"Ini bukan perlintasan yang aman. Kalau enggak ada palang gini orang-orang juga yang mau melintas cuman bisa berharap enggak ada kereta yang lewat secara tiba-tiba," ujar istri korban.
Â
Lebih dari itu, pihak keluarga korban menyayangkan kurangnya langkah pencegahan di perlintasan tersebut. Mereka menyatakan bahwa kematian korban (SA) seharusnya bisa dihindari jika ada sistem peringatan yang memadai di perlintasan tersebut. "Saya tidak tahu apakah ini emang kesalahan dari suami saya yang ceroboh atau bagaimana, tapi saya yakin suami saya orang yang sangat berhati-hati. Dan pada saat itu, ketika saya datang ke lokasi kejadian dan mengetahui bahwa di lokasi tersebut tidak adanya palang atau pembatas antara kereta dengan jalur kendaraan biasa, ini sama aja dengan menjerumuskan suami saya ke jalan yang berbahaya. Enggak cuman almarhum suami saya aja, tetapi pastinya buat pengguna jalan yang lainnya," ujar istri korban. (29/10/2024)
Â
Kejadian ini memicu tuntutan dari berbagai pihak, termasuk keluarga korban dan masyarakat sekitar, untuk segera memasang palang penutup di perlintasan tersebut. Mereka berharap pihak terkait dapat bertindak cepat untuk menghindari adanya korban selanjutnya. Selain itu, pihak keluarga korban (SA) juga menuntut adanya penyelidikan untuk memastikan bahwa ketiadaan palang ini tidak lagi terabaikan.
Â
Polisi setempat juga berjanji akan menyelidiki lebih lanjut mengenai aspek keselamatan di perlintasan tersebut dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengevaluasi langkah-langkah pencegahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI