Pantangan lain bagi warga lamongan, adalah larangan menikah dengan orang Kediri. Ini pantangan yang serius, bisa menyebabkan patah hati, bagi orang Lamongan dan kediri yang saling jatuh cinta.
Pantangan ini, dilatar belakangi kisah Panji Laras dan Panji Liris, putra kembar bupati Lamongan. Dikisahkan, adipati Kediri saat itu, juga memiliki dua putri kembar, yaitu Dewi Andansari dan dewi Andanwangi. Â Karena membutuhkan dukungan politik, untuk menaklukkan Majapahit, bupati Kediri berniat menjodohkan putrinya, dengan putra bupati Lamongan.
Mengetahui hal tersebut, bupati Lamongan mengajukan syarat yang cukup berat. Yaitu, Dewi Andansari dan Andanwangi yang harus datang ke Lamongan untuk melamar. Syarat berikutnya, mereka berdua harus memeluk islam, dan membawa hadiah gentong air serta alat tikar dari batu.
Karena keinginan yang besar dari bupati Kediri untuk mendapat dukungan, bupati Kediri menyetujui semua syarat yang diajukan. Tetapi, kisah perjodohan tersebut berakhir tragis, pernikahan batal dan empat mempelai tewas dalam huru hara.
Berdasar kisah tersebut, muncul pantangan orang Lamongan menikah dengan orang Kediri, dan begitu juga sebaliknya.
Dibandingkan dengan dua pantangan sebelumnya, pantangan ketiga ini, telah paling banyak memudar. Sudah tentu, dengan alasan cinta, banyak warga Lamongan yang melanggarnya.
Untuk pantangan makan lele dan melintas gunung pegat, hari ini masih banyak orang yang mempercayai. Mereka tetap patuh, mengikuti pantangan karena takut akan berakibat buruk jika melanggar. Lalu, saya sendiri bagaimana ?, sudah pasti semua pantangan saya langgar, kecuali larangan menikah dengan orang Kediri. Bukan karena percaya, tetapi jodoh saya memang bukan orang Kediri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H