Di depanku sudah duduk petugas KUA yang telah siap membacakan ijab qobulku, kupandangi calon bapak mertua sebagai wali, dan petugas KUA itu. Tidak ada gentar sedikitpun dalam mengikuti acara ijab qobul ini. Perasaan sudah mantab, yakin dan ikhlas dengan rencana Allah SWT.
"Kekuatanku adalah niat dan keyakinanku". Sebuah kalimat yang aku sampaikan setiap berkesempatan dengannya. Menandakan bahwa niatku sudah bulat. Aku yakin bahwa engkau adalah jodohku. Aku kumpulkan menjadi kekuatan untuk melamarmu.
SAUDARA SIGIT YUNANTO BIN DIMIN HADI MULYANTO
SAYA NIKAHKAN DAN SAYA KAWINKAN ENGKAU DENGAN YANG BERNAMA :DINA BUDIYANTI BINTI DIDING DJAYADI
DENGAN MASKAWINNYA BERUPA : EMAS 50 Gram dan Seperangkat alat sholat dibayar, TUNAI.
dan
SAYA TERIMA NIKAHNYA DAN KAWINNYA
Dina Budiyanti BINTI Diding Djayadi
DENGAN MASKAWINNYA YANG TERSEBUT TUNAI
Tahun 2003, adalah tahun dimana kami memulai mahliga kehidupan
Kami mengarungi bahtera kehidupan, berlayar menuju lautan lepas.
Kadang ombak itu datang menghempas keras perahu kehidupan kami, kadang angin bertiup tak tentu arah yang membawa perahu kami entah kemana. Yang kutahu adalah menjaga agar perahu ini berjalan dan menuju titian kehidupan rumah tangga dengan segenap ilmu dan iman.
Tahun 2004 kami dikarunia anak laki-laki yang sehat, membawa kami kebahagiaan luar biasa. Bahagia sebagai orang tua yang baru mempunyai anak pertama. Luar biasa indahnya Ya Allah. 2007, kami dikarunia anak kedua, perempuan. Alhamdulillah....serasa lengkap sekali. Laki-Laki dan Perempuan. Hadiah sempurna dalam kehidupan kami.
Agustus 2015, istriku sakit yang cukup serius.
Proses pengobatan langsung kami mulai dengan menggunakan fasilitas BPJS. Mengurusnya mulai dari puskesmas kembangan jakarta barat, langsung menuju rumah sakit pelni. Tiap hari tiap waktu, kami masih melakukan observasi, sakit apa istri saya ini? Dimulai dari miom yang pernah diderita. Dilakukanlah observasi ini. DItangani oleh dr haryono. pemeriksaan demi pemeriksaan dilakukan, yang akhirnya dilakukan biopsi untuk hatinya.
Singkat cerita, rumah sakit pelni tidak bisa menangani lebih lanjut dan dirujuk ke RSCM. Saat itu, kamipun melakukan pengobatan lanjutan di RSCM. Pengobatan kami masih menggunakan BPJS. Daftar, antri,antri,antri,antri dan antri. Sangat melelahkan memang, dan tidak ada pilihan lain dan tetap harus diikuti.
Sampai akhirnya, istriku sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakitnya. Masuk ke UGD RSCM jam 01.00. DIlakukan observasi, dilakukan pengobatan dengan beberapa obat anti nyeri, dan disuruh pulang.
Beberapa hari kemudian, kasus ini terjadi lagi. Kami membawa istri ke UGD RSCM jam 02.00. Dilakukan observasi, dilakukan pengobatan dengan memberi obat anti nyeri dan disuruh pulang. Ya Allah.....
Kami pun pulang..., belum sampai dirumah, istriku mual hebat dan muntah-muntah dijalan. Baru pulang dari rumah sakit, tapi malah situasinya parah.
Akhirnya, setelah sampai dirumah, kami berembug dengan seluruh keluarga. Tidak bisa dibiarkan seperti ini terus untuk mengobatinya. Harus dicarikan alternatif lainnya. Akhirnya, dengan situasi yang sangat mencemaskan, istriku aku bawa ke MRCCC Siloam semanggi, dengan resiko bayar sendiri.
Tindakan medis segera dilakan, dengan memberikan rekam medis yang pernah dikeluarkan oleh Pelni dan RSCM. DIlakukan rekam medis kembali untuk memastikan, apa yang sedang terjadi. Termasuk MRI.
Berdasarkan situasi terakhit, maka dipastikan ada sumbatan didalam usus besarnya yang diakibatkan adanya kanker. Analisa resiko dipaparkan kepada keluarga kami, kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.....Badan kami pun bergetar mendengarkan penjelasan dokter.
Doa tidak henti-hentinya kami panjatkan, untuk operasi ini. Dalam perkembangannya, pengobatan-pengobatan medis dan non medis kami lakukan semaksimal mungkin. Yang sampai hari ini, pengobatan ini masih berjalan......doa...doa...dan doa....selalu kami panjatkan.
Kami tidak akan pernah menyerah untuk mengobatimu hai istriku. Aku akan menjagamu, sampai kapanpun
Ya Allah Ya Rob...ijinkan kam
Vidoe: Â Aku menjagamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H