Mohon tunggu...
sigit yunanto
sigit yunanto Mohon Tunggu... Konsultan - Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Pascasarjana Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Aku Menjagamu (Istriku)

9 November 2016   17:08 Diperbarui: 9 November 2016   17:19 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di depanku sudah duduk petugas KUA yang telah siap membacakan ijab qobulku, kupandangi calon bapak mertua sebagai wali, dan petugas KUA itu. Tidak ada gentar sedikitpun dalam mengikuti acara ijab qobul ini. Perasaan sudah mantab, yakin dan ikhlas dengan rencana Allah SWT.

"Kekuatanku adalah niat dan keyakinanku". Sebuah kalimat yang aku sampaikan setiap berkesempatan dengannya. Menandakan bahwa niatku sudah bulat. Aku yakin bahwa engkau adalah jodohku. Aku kumpulkan menjadi kekuatan untuk melamarmu.

SAUDARA SIGIT YUNANTO BIN DIMIN HADI MULYANTO

SAYA NIKAHKAN DAN SAYA KAWINKAN ENGKAU DENGAN YANG BERNAMA :DINA BUDIYANTI BINTI DIDING DJAYADI

DENGAN MASKAWINNYA BERUPA : EMAS 50 Gram dan Seperangkat alat sholat dibayar, TUNAI.

dan

SAYA TERIMA NIKAHNYA DAN KAWINNYA

Dina Budiyanti BINTI Diding Djayadi

DENGAN MASKAWINNYA YANG TERSEBUT TUNAI

Tahun 2003, adalah tahun dimana kami memulai mahliga kehidupan

Kami mengarungi bahtera kehidupan, berlayar menuju lautan lepas.

Kadang ombak itu datang menghempas keras perahu kehidupan kami, kadang angin bertiup tak tentu arah yang membawa perahu kami entah kemana. Yang kutahu adalah menjaga agar perahu ini berjalan dan menuju titian kehidupan rumah tangga dengan segenap ilmu dan iman.

Tahun 2004 kami dikarunia anak laki-laki yang sehat, membawa kami kebahagiaan luar biasa. Bahagia sebagai orang tua yang baru mempunyai anak pertama. Luar biasa indahnya Ya Allah. 2007, kami dikarunia anak kedua, perempuan. Alhamdulillah....serasa lengkap sekali. Laki-Laki dan Perempuan. Hadiah sempurna dalam kehidupan kami.

Agustus 2015, istriku sakit yang cukup serius.

Proses pengobatan langsung kami mulai dengan menggunakan fasilitas BPJS. Mengurusnya mulai dari puskesmas kembangan jakarta barat, langsung menuju rumah sakit pelni. Tiap hari tiap waktu, kami masih melakukan observasi, sakit apa istri saya ini? Dimulai dari miom yang pernah diderita. Dilakukanlah observasi ini. DItangani oleh dr haryono. pemeriksaan demi pemeriksaan dilakukan, yang akhirnya dilakukan biopsi untuk hatinya.

Singkat cerita, rumah sakit pelni tidak bisa menangani lebih lanjut dan dirujuk ke RSCM. Saat itu, kamipun melakukan pengobatan lanjutan di RSCM. Pengobatan kami masih menggunakan BPJS. Daftar, antri,antri,antri,antri dan antri. Sangat melelahkan memang, dan tidak ada pilihan lain dan tetap harus diikuti.

Sampai akhirnya, istriku sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakitnya. Masuk ke UGD RSCM jam 01.00. DIlakukan observasi, dilakukan pengobatan dengan beberapa obat anti nyeri, dan disuruh pulang.

Beberapa hari kemudian, kasus ini terjadi lagi. Kami membawa istri ke UGD RSCM jam 02.00. Dilakukan observasi, dilakukan pengobatan dengan memberi obat anti nyeri dan disuruh pulang. Ya Allah.....

Kami pun pulang..., belum sampai dirumah, istriku mual hebat dan muntah-muntah dijalan. Baru pulang dari rumah sakit, tapi malah situasinya parah.

Akhirnya, setelah sampai dirumah, kami berembug dengan seluruh keluarga. Tidak bisa dibiarkan seperti ini terus untuk mengobatinya. Harus dicarikan alternatif lainnya. Akhirnya, dengan situasi yang sangat mencemaskan, istriku aku bawa ke MRCCC Siloam semanggi, dengan resiko bayar sendiri.

Tindakan medis segera dilakan, dengan memberikan rekam medis yang pernah dikeluarkan oleh Pelni dan RSCM. DIlakukan rekam medis kembali untuk memastikan, apa yang sedang terjadi. Termasuk MRI.

Berdasarkan situasi terakhit, maka dipastikan ada sumbatan didalam usus besarnya yang diakibatkan adanya kanker. Analisa resiko dipaparkan kepada keluarga kami, kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.....Badan kami pun bergetar mendengarkan penjelasan dokter.

Doa tidak henti-hentinya kami panjatkan, untuk operasi ini. Dalam perkembangannya, pengobatan-pengobatan medis dan non medis kami lakukan semaksimal mungkin. Yang sampai hari ini, pengobatan ini masih berjalan......doa...doa...dan doa....selalu kami panjatkan.

Kami tidak akan pernah menyerah untuk mengobatimu hai istriku. Aku akan menjagamu, sampai kapanpun

Ya Allah Ya Rob...ijinkan kam

Vidoe:  Aku menjagamu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun