Mohon tunggu...
sedya pangasih
sedya pangasih Mohon Tunggu... Lainnya - Ekaprasetya Pancakarsa

Berisi tulisan yang masih sangat membutuhkan kritik dan saran. 📌🙏 Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Walisongo Semarang 🪐

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyoal Kedaulatan Rakyat

6 September 2022   07:20 Diperbarui: 6 September 2022   20:50 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedya.pangasih/camera.phone

 Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik yaitu kasih sayang adalah hadiah Tuhan yang diberikan kepada para pimpinan agama. Siapa yang ingin menasihati orang lain, hendaknya dilakukan dengan kasih sayang. Di samping melakukan musyawarah, jangan melupakan tawakal kepada Allah.

Namun, ada indikasi kuat mengenai paham kedaulatan rakyat atau demokrasi karena telah membawa inheren pada semangat sekularisme dan antroposentrisme. Pada demokrasi barat khususnya adanya paradigma yang dibawa oleh demokrasi bahwa suatu pembangkangan terhadap legitimasi kekuasaan Tuhan yang diatasnamakan oleh raja sebagai pendasaran kekuasaan raja, sehingga dapat menimbulkan sekularisme dan antroposentrisme. 

 Seiring dengan paradigma tersebut, demokrasi barat yang dilahirkan oleh Revolusi Prancis misalnya tidak akan membawa kemerdekaan rakyat yang sebernarnya melainkan menimbulkan kekuasaan kapitalisme. Sebab demokrasi politik saja tidak cukup untuk mencapai demokrasi yang sebenarnya yaitu kedaulatan rakyat. 

Volkssouvereinitet yang dianjurkan oleh Rousseau pincang dan menyimpang jalannya, tiada membawa kedaulatan rakyat, oleh karena ia berdasar pada individualisme. Dari hal tersebut mampu memberi bukti, bahwa semangat individualisme tidak selalu dapat sesuai dengan cita-cita kedaulatan rakyat yaitu rakyat adalah raja dalam menentukan nasibnya sendiri. 

 Mengenai pelaksanaan pemerintahan negeri ini yang harus dijalankan dan cara rakyat harus hidup, semuanya harus hasil dari keputusan rakyta atau mufakat. Sebagaimana prinsip mayoritas ini menjadi norma prosedur kunci yanh menjadi ciri tak terhindarkan dari eksistensi suatu tatanan politik demokratis. 

Begitupun setiap bangsa yang berusaha untuk mewujudkan dan mendekatkan demokrasi harus rasional dalam menerima kedaulatan suara mayoritas sebagai penenti signifikan dalam pelaksanaan demokrasi yang sistematik. 

 Ciri khas cita-cita demokrasi adalah kekuasaan terpusat pada rakyat, konteks modern menyebabkan kekuasaan ini ditrasformasi terpusat pada dewan perwakilan rakyat. Dewan perwakilan rakyat inilah yang akan mewujudkan kedaulatan rakyat dan menunjukan efektif tidaknya kendali keputusan atas nama rakyat itu. 

Sehingga diharapkan kepada kelompok minoritas yang sudah menjadi keharusan untuk tunduk pada ketentuan yang telah dibuat oleh kehendak suara mayoritas. 

Jika kelompok minoritas suaranya tidak mematuhi hukum yang telah ditetapkan dan disepakati bersama oleh mayoritas, maka akan sangat berbahaya bagi semua, yaiti akan terjadi pemberontakan dan tindakan anarki yang nantinya membahayakan seluruh warga Indonesia. 

 Jadi, sebagai bentuk demokrasi yang ideal, Indonesia menggunakan semboyan atau slogan " dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat", yang bisa disimpulkan "Rule by the People". Dari Rakyat misalnya menunjuk pada pemilihan umum yang bebas atau kebebasan memilih yang dimiliki secara sama oleh seluruh rakyat sebagai partisipan politik. 

Oleh rakyat maksudnya oleh wakil -wakil rakyat terbaik yang dipilih secara bebas dalam kesamaan hak politik yang diproses secara yuridis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun