Masjid Istiqomah Balikpapan yang berdiri di area pusat kota dan sebagai salah satu Masjid Kebanggaan dan ikon Umat Islam di Kota Balikpapan dalam proses renovasi. Ada yang menarik dalam konsep revitalisasi yang diusung.
Dikutip dari News Prokal.co (12/11), Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Dedi Sunardi mengatakan, Â "Tempat ibadah yang berdiri di atas lahan 5.603 meter persegi, bakal mengusung konsep ramah lingkungan. Jadi, tanpa menggunakan pendingin diharapkan bisa sejuk dan semakin menjadi kebanggaan Balikpapan"
Rahendrafedy, Ketua Yayasan Istiqomah Balikpapan juga menambahkan bahwa tenaga listrik Masjid Istiqamah yang baru akan menggunakan solar cell atau pembangkit listrik dari tenaga matahari"
Pernyataan ini menarik dicermati lebih jauh, ini terkait dengan peran masjid yang tidak hanya sebagai bangunan pusat Ibadah dan kegiatan keummatan Umat Muslim tetapi juga sebagai satu kawasan yang ramah lingkungan dan menjadi cikal bagi penerapan Eco Masjid. Apa itu?
Konsep Eco Masjid
Konsep Eco Masjid saat ini mungkin masih asing terdengar walaupun pada penerapannya mulai jamak dilakukan oleh Masjid-Masjid di Indonesia.Â
Dikutip dari ecomasjid.id, Eco Masjid berasal dari dua kata, yaitu: Eco yang diambil dari kata Ecology yang berkaitan dengan ekosistem, yaitu suatu sistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara mahluk hidup dan lingkungannya.Â
Sedangkan Masjid asal kata dari bahasa arab yaitu tempat bersujud. Istilah masjid menurut syara adalah tempat yang disediakan untuk shalat di dalamnya dan sifatnya tetap, bukan untuk sementara.
Secara sederhana Eco Masjid diartikan sebagai tempat beribadah tetap yang mempunyai sumbangsih terhadap hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.Â
Artinya, Masjid tidak diartikan sebagai satu bangunan saja tetapi suatu kawasan yang dalam pembangunan dan operasionalnya memperhatikan aspek-aspek lingkungan.