Ada yang menarik dalam peluncuran gawai iPhone 12 baru-baru ini. Melalui sebuah acara vitual yang digelar pada peluncuran lini produk terbarunya itu, Apple sekaligus menjawab beberapa rumor yang beredar belakangan ini.
Rumor tersebut terkait dengan penjualan iPhone baru yang hadir tanpa paket pengisian daya alias charger dan aksesori earphone (Jawapost.com 14/09). Uniknya lagi, alasan tidak disertakannya kedua alat pendukung smartphone itu yaitu terkait dengan alasan lingkungan.
Ini menjadi salah satu upaya Apple untuk mencapai carbon-neutral pada tahun pada tahun 2030 pada seluruh siklus bisnis: dari proses penambangan, manufaktur, perakitan, hingga transportasi dan logistik.
Carbon-netral adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyeimbangkan antara jumlah karbon dioksida atau gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca dalam suatu kegiatan yang yang dilakukan perusahaan, atau mengelimilasi secara total emisi gas rumah kaca.
Dengan tidak menyertakan earphone dan pengisi daya, membuat dus iphone lebih kecil, ringan, dan tentunya ramah lingkungan. Akibatnya proses logistik dan pengangkutan akan 70 persen lebih efisien.
Walau langkah ini dianggap sebagian kalangan dianggap sebagai strategi penjualan dengan mengharuskan membeli unit charger secara terpisah, namun upaya mengurangi jejak karbon sebagai bagian strategi jangka panjang perusahaan perlu jadi perhatian.
Lalu pertanyaan mendasar kemudian muncul, apa itu jejak karbon? Mengapa ini menjadi penting untuk diperhatikan?
Mengenal jejak karbon
Kebiasaan dan gaya hidup manusia di era saat ini berdampak baik langsung maupun tidak langsung bagi lingkungan hidup.
Setiap kegiatan yang dilakukan dan barang-barang yang kita gunakan dan konsumsi tidak hadir begitu saja. Ada proses yang menyertainya, dari ekstraksi bahan baku, proses produksi, proses distribusi, dan hingga akhirnya sampai di tangan pasti meninggalkan jejak emisi karbon.
Mengapa demikian?