lalu, apa yang harus dilakukan? salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurai krisis plastik yaitu dengan menerapkan gaya hidup "diet plastik" sebagai bagian dari upaya Hidup Minim sampah (Zero Waste). Apa itu?
Dikutip dari laman zerowaste.id, Zero waste adalah filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong siklus hidup sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali. Zero waste juga soal menjauhi single use plastic atau plastik yang hanya digunakan sekali. Tujuannya adalah agar sampah tidak dikirim ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah.
Penerapan zero waste sebenarnya amat sederhana, dimulai dari 3 prinsip dasar, yaitu: mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse), Mendaur ulang (recycle). yang perlu diperhatikan, prinsip mengurangi (reduce) menjadi prinsip yang paling penting dan utama ketimbang prinsip lainnya. mengapa demikian?
Di prinsip ini, potensi sampah bisa ditekan sedari awal. dalam aktivitasnya, kita dapat bertanya dulu, apakah sebuah produk, perlu dibeli atau tidak. dengan melihat urgensitas, kita bisa meminimalisir potensi sampah.
pada prinsip kedua, yaitu menggunakan kembali (reuse) diarahkan pada penggunaan produk yang dapat digunakan berulang kali, seperti kantong kain menggantikan kantong plastik, penggunaan wadah makanan, sendok dan garpu sendiri. Dan prinsip ketida, yaitu mendaur ulang (recycle) menjadi prinsip terakhir saat kedua prinsip sebelumnya telah dilakukan.
Di tengah persoalan yang mendera, Pandemi Covid-19 sebenarnya bisa menjadi momentum pelaksanaan gaya hidup "Diet Plastik". Wacana Atas nama higienitas yang sebelumnya diasosiasikan dengan penggunaan produk sekali pakai harus diubah. Higienitas penggunaan produk sekali pakai dapat digantikan dengan membawa produk kemasan sendiri seperti wadah makan sendiri termasuk di dalamnya sendok dan garpu yang dapat digunakan berulang.
Gaya hidup "Diet Plastik" seyogyanya menjadi bagian dari Adaptasi Kebiasaan Baru sebagaimana kita mulai membiasakan menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak. Sulit? Semoga saja tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H