Mohon tunggu...
Muhammad Wahdini
Muhammad Wahdini Mohon Tunggu... Buruh - pembelajar

.....

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Membumikan Less Waste Event

5 November 2018   15:52 Diperbarui: 5 November 2018   17:00 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhelatan Asian Games 2018 belum lama berlalu. Sebagai ajang akbar olahraga se Asia, Indonesia berhasil menghelat acara ini begitu meriah dan sukses. Namun, diluar itu ada yang menarik, yaitu dengan diperkenalkannya Asian Games dengan konsep Less Waste Event. Apa itu?

konsep Less Waste Event, atau Pengelolaan Sampah pada penyelenggaraan acara adalah sebuah kegiatan bersama dimana seluruh stakeholder antara lain: penyelenggara, pembeli/pengisi stand (pedagang), sponsor, dan pemilik tempat lahan serta pengunjung berkomitmen untuk melakukan pengelolaan sampah. Artinya tanggung jawab pengelolaan sampah tidak hanya menjadi domain instansi pengelola sampah, tapi menjadi tanggung jawab bersama.

Merujuk pada data DLH Provinsi DKI Jakarta, total timbulan sampah selama 16 hari gelaran Asian Games mencapai 1.119 ton. Namun baru sekitar 180 ton (16%) sampah dapat dipilah dan di daur ulang, sedang sisanya, 939 ton sampah dikirim ke TPAS Bantargebang. Dari data ini dapat dilihat, meskipun telah dilakukan pemilahan dan pendaurulangan sampah, namun persentase sampah yang diangkut ke TPAS masih dominan (84%).

Selama ini, dalam sebuah acara, pengelolaan sampah tidak menjadi bagian yang terintegrasi dengan seluruh rancangan acara, dan lebih dilihat sebagai kegiatan diakhir dengan terangkutnya, atau bersihnya lokasi dari sampah. Padahal, lebih dari itu, memastikan bahwa terdapat aksi pengurangan timbulan sampah lebih penting karena akan mengurangi timbulan sampah yang akan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) yang areanya semakin lama semakin terbatas.

Karena itu bisa dibayangkan bila dalam satu hari ada lebih dari satu event dihelat, maka biaya operasional pengelolaan sampah dan beban TPAS juga pasti membengkak, karena tidak hanya mengurusi sampah harian rumah tangga tetapi juga sampah pada penyelenggaraan acara.

Less Waste Event menjadi mutlak dilakukan, tapi pelaksanaan di lapangan tentu tidak semudah yang dikira. setidaknya penolakan akan muncul pertama kali dari penyelenggara, karena perlu menambahkan tambahan pekerjaan pada pengelolaan sampah, belum lagi pembeli/pengisi stand jika mereka diminta untuk melakukan sesuatu yang berbeda, apalagi sampai mengeluarkan biaya tambahan, ditambah lagi stigma "ribet" bagi pengunjung bila harus misalnya membawa wadah sendiri untuk membeli di stand makanan yang ada.

karena itu perlu langkah strategis agar konsep ini dapat diterima secara baik oleh semua pihak yang berkepentingan. Merujuk pada Pedoman Less Waste Event yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, setidaknya ada 3 tahapan pelaksanaan, yaitu: sebelum Acara (Pra-Event), pada saat acara (Event), dan setelah pelaksanaan acara (Pasca-Event).

Pra-Event

Sebelum pelaksanaan acara, komunikasi antar pihak perlu dilakukan secara intensif. Informasi tentang pentingnya penerapan Less Waste Event harus diketahui dan menjadi perhatian oleh semua pihak.

Gerakan Less Straw Movement (pengurangan Sedotan plastik) yang dilakukan oleh salah satu gerai makanan cepat saji, misalnya, bisa jadi entry point untuk pengenalan pengurangan sampah, bahwa penggunaan sedotan plastik sekali yang tidak bijak akan mempengaruhi kualitas lingkungan hidup.

Dari komunikasi intensif, maka dibentuk tim pengelolaan sampah yang mengkordinasikan dan memastikan agar dalam penyelenggaraan acara ini, sampah dapat dikelola dengan baik. Di tim ini akan ditentukan apa, siapa, berbuat apa.

Pembeli/penyewa stand diberi tanggung jawab untuk mengurangi sampah dengan penggunaan produk ramah lingkungan dan memilah sampah di areanya. Penyelenggara berkewajiban untuk melakukan pemetaan potensi sampah yang dihasilkan selama acara berlangsung, berapa sampah, baik kemasan makanan dan sampah sisa makanan yang dihasilkan dari pedagang, maupun pengunjung.

Dengan pemetaan ini, didapatkan gambaran menyeluruh kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan ini. Setiap pewadahan sampah harus diberi label yang jelas dan terbaca. Perlu ada pembedaan antara sampah daur ulang dan sampah organik dan memastikan wadah sampah terpilah tersebut dapat ditemui di area terdekat.

Penyelenggara, bekerjasama dengan instansi pengelolaan sampah dan komunitas lingkungan juga menyiapkan tim edukasi lapangan yang bertugas memberikan edukasi kepada pengunjung pada titik-titik yang ditentukan.

Pada saat Acara (Event)

Kampanye dan promosi Less Waste Event kepada pengunjung memegang peranan penting pada saat acara berlangsung. Pelibatan Infuencer, atau buzzer perlu dimaksimalkan untuk menggaungkan Less Waste Event agar dapat diketahui oleh khalayak banyak. Penggunaan produk yang mudah terurai dapat diinfomasikan di setiap stand untuk mendapatkan respon dari pengunjung.

Promosi Less Waste Event bisa dimaksimalkan baik media cetak maupun elektronik, seperti media sosial. Selain efektif, langkah ini juga mendukung pengurangan sampah dari media promosi seperti flyer, brosur, dan lebih menggunakan e-poster. Bahkan bisa lebih jauh dari itu, tiket acara tidak lagi menggunakan kertas, tetapi cukup e-ticket yang diperlihatkan ke panitia.

Disamping itu, promo dari penyelenggara ataupun pemilik tenant, seperti diskon bagi yang membawa wadah sendiri dimungkinkan untuk merangsang atensi dan animo pengunjung mendukung kegiatan ini.

Dan yang menjadi inti pelaksanaan Less Waste Event tentu saja pengurangan sampah. Karana pada setiap penyelenggaraan acara, penggunaan kemasan sekali pakai masih dominan digunakan. Oleh karena itu, pemilik stand didorong untuk menggunakan gelas, piring, dibanding menggunakan botol kemasan, atau polystyrene styrofoam.

Setelah Pelaksanaan Acara (Pasca Event)

Setelah pelaksanaan acara, area acara setelah pelaksanaan harus terjaga bersih sama seperti sebelum pelaksanaan acara, tapi tidak terhenti dititik itu saja. Dari  pemilahan sampah yang dilakukan pada saat acara berlangsung, sampah anorganik dapat dikelola oleh bank sampah/pengepul terdekat dari area acara, sedangkan sampah organik dapat diangkut ke fasilitas pengolahan sampah untuk dijadikan kompos.

Dari langkah diatas, setidaknya didapatkan data dan evaluasi yang penting untuk pelaksanaan acara mendatang yang berisi aspek keberhasilan dan hambatan yang terjadi atas pelaksanaan Less Waste Event. 

Aspek keberhasilan atas pelaksanaan Less Waste Event perlu dipublikasikan untuk mendapatkan perhatian publik. Kepada penyelenggara yang berhasil melaksanakan acara patut diberikan apresiasi dalam bentuk penghargaan. Dengan ini, diharapkan muncul kesadaran dalam pengelolaan sampah yang baik.

Pada akhirnya, penerapan konsep ini tidak akan sukses tanpa keterlibatan multi pihak. Ini sejalan dengan amanat UU Nomor 18 Tahun 2018 yang menyatakan bahwa setiap orang wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan. Artinya menjadi tanggung jawab bersama untuk membumikan Less Waste Event agar dapat diimplementasikan lebih cepat.

*Penggerak Bang Saku, Warga Balikpapan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun