Mohon tunggu...
Sedardjuningsih
Sedardjuningsih Mohon Tunggu... PNS -

Seorang yang tertarik mempelajari tentang Ketauhidan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelajaran dari Arena Ice Skating

1 September 2015   00:16 Diperbarui: 1 September 2015   00:40 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami pun memutuskan untuk mencoba, walaupun tanpa persiapan pakaian yang seharusnya kami pakai bila bermain Ice Skating, kami tidak membawa kaos kaki dan jacket. Untunglah di situ kami bisa membeli kaos kaki yang memang disediakan bagi para pengunjung tanpa persiapan seperti yang terjadi pada diri kami.

Kami pun membeli tiket, kaos kaki dan sewa locker untuk menyimpan barang bawaan kami. Kami pergi menuju counter penyewaan sepatu Ice Skating dan mengukur kaki kami agar mendapat ukuran sepatu yang pas bagi kami.

Setelah kami memperoleh sepatu, kami memakainya dan mencoba beradaptasi dengan sepatu tersebut. Sepatu dengan alas pisau bermata tajam untuk meluncur di arena Ice Skating. Akhirnya tibalah saya di arena ……Tara……ketika pertama kali saya  menginjakkan kaki di atas es, sedikitpun tidak terbayang oleh saya akan terasa sangat….licin. OMG….padahal saya sejak dulu kala selalu “takut jatuh”. Tidak lama setelah menginjakkan kaki di arena saya pun terjatuh. Ternyata untuk bangun lagi dari jatuh tersebut, kita harus tahu ilmunya bagaimana bangun dari jatuh tersebut. Karena saya dan Salsa yang bermaksud membantu saya berdiri kembali belum tahu ilmu bangun dari jatuh di arena Ice  Skating, maka saya belum bisa berdiri kembali. Tidak berapa lama, datanglah petugas BX Rink untuk memberikan ilmu bangun dari jatuh di arena Ice Skating. Ternyata saya harus bertekuk lutut terlebih dahulu, kemudian menjejakkan sebelah kaki ke es dan tangan berpegangan pada tepi pembatas arena, baru kemudian berdiri kembali. Alhamdulillah….

Kemudian saya mencoba berjalan perlahan-lahan, namun sungguh kelicinan arena itu sangat menakutkan saya. Kadang saya tidak mampu mengontrol kaki saya sendiri, maksud hati ingin merapat, eh kaki malah melebar, sehingga saya hampir melakukan “split” di atas es. Kegalauan makin bertambah, mengingat usia saya yang sudah tidak muda lagi. Saya mencoba beberapa saat lagi, akhirnya terjatuh untuk kedua kali. Saya takut tulang ekor saya mengalami cidera, ataupun jatuh yang mengakibatkan tulang saya memar-memar, tentu recovery bagi orang seusia saya akan sangat lama dan banyak hal yang saya fikirkan sehingga menyurutkan saya untuk terus berlatih Ice Skating.

Akhirnya saya memutuskan untuk menonton saja orang-orang yang berada di arena Ice Skating, namun dengan cara pandang yang berbeda dari cara pandang saya sebelum saya mencoba sendiri bagaimana situasi di arena Ice Skating.

Saya menjadi lebih bisa menghargai mereka yang berada di arena itu dan tidak lagi mampu untuk mentertawakan mereka. Inilah, salah satu pembelajaran yang dapat saya ambil dari Ice Skating ini.

Kalau kita mau merenung sejenak, maka sebenarnya dalam kehidupan ini, kitapun sering kali mentertawakan orang-orang yang sedang berada di arena ujian kehidupan. Begitu mudahnya kita mentertawakan mereka, namun ternyata ketika kita berada di tempat yang sama dengan arena ujian mereka, barulah kita menyadari betapa berat ujian tersebut, sehingga kita tidak lagi mampu mentertawakan orang-orang yang sedang berada di arena ujian kehidupan, setelah kita mampu memahaminya. Untuk dapat memahami tersebut, kadang kita harus merasakan sendiri bagaimana hal itu berproses, biasanya hal ini akan menjadi pembelajaran yang sangat menghujam, karena kita telah isbat…karena kita telah membuktikan ke dalam diri kita sendiri….

 

Jakarta, 24 Juli 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun