Mohon tunggu...
Byon Anardji
Byon Anardji Mohon Tunggu... Lainnya - Anak sekolah

Never be Surrender

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pencemaran Udara yang Berujung Pemanasan Global, Manusia Hanya Punya Satu Dekade untuk Mengatasinya!

11 Mei 2022   17:16 Diperbarui: 11 Mei 2022   17:27 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Telah dinyatakan jelas bahwa dari efek rumah kaca, pemanasan global, serta perubahan iklim itu akan sangat memengaruhi ekosistem saat ini. Seandainya kita tidak berusaha untuk mencegah hal ini, ya tentu kita akan berakhir dengan punahnya manusia. Tahun demi tahun populasi manusia pasti akan terus bertambah, dengan kemungkinan besar air bersih akan sulit dicari, karena kebanyakan populasi.

Efek dari pencemaran udara yang berujung dengan pemanasan global itu pasti akan besar, dimana tumbuhan akan layu karena cuaca panas yang ekstrem karena pada dasarnya tumbuhan membutuhkan suhu yang pas sehingga bisa tumbuh, namun dengan suhu yang panas tumbuhan bisalah layu dikarenakan respirasi dan transport zat yang terganggu membuatnya kekurangan nutrisi.

Dengan begitu hewan herbivora juga akan terganggu karena tidak ada tumbuhan yang dapat dimakan membuat juga hewan karnivor yang seharusnya memakan hewan herbivor malah tidak ada, menyebabkan hewan bisa punah, dan dimasa mendatang manusia akan kesulitan dalam menemukan makanan/harga daging akan melonjak. Dan ya dampaknya sangatlah besar terhadap kesejahteraan manusia, negara miskin juga akan kena dampaknya yang sudah sulit makin sulit. Kesehatan manusia juga pastinya akan terganggu, dimana bisa saja akan datang penyakit baru. Manusia hanya punya sisa 1 dekade, sebelum pemanasan global ini mencapai puncak/pernyataan ilmuan benar benar terjadi.  

PENANGGULANGAN

Kita masih dapat mencegah hal tersebut dengan cara menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, yakni pertalite, yang terus didorong oleh pemerintah untuk digunakan untuk mengurangi pencemaran udara, karena hal itu akan bisa berdampak besar dalam mengurangi emisi dari gas rumah kaca serta berguna bagi kesehatan masyarakat. Emisi gas yang sering dibuang dari kendaraan motor menjadi masalah serius bagi lingkungan saat ini. Dan dari hal tersebut penggunaan BBM ramah lingkungan menjadi salah satu cara kita supaya dapat mengurangi pencemaran udara dimana asap kendaraan bermotor menjadi masalah utama dari pencemaran udara.

Selain itu kita juga dapat melakukan tindakan dengan cara melakukan gerakan menanam pohon, yang menjadi solusi kita saat ini, yang dapat dilakukan sehari hari untuk mengurangi pencemaran udara, karena pada dasarnya daun dan permukaan tanaman dapat menyerap polutan udara melalui stomata (pori-porinya), serta menyaring zat berbahaya yang ada di udara. Pohon juga dapat memerangkap panas serta dapat mengurangi gas rumah kaca di atmosfer, bayangkan jika seandainya setiap manusia dapat melakukan gerakan ini, tentu itu akan sangat berpengaruh/berdampak pada bumi kita saat ini. Dinyatakan bahwa gerakan ini telah dilakukan oleh Indonesia sendiri dimana salah satunya oleh Kementerian PUPR di 34 provinsi, yang telah melakukan aksi nyata dalam menyelamatkan hutan, tanah dan air, dengan melakukan gerakan penanaman pohon yang tentu memiliki dampak besar untuk dapat menghentikan pemanasan global. Selanjutnya dengan cara mengelolah asap pabrik menjadi listrik yang disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Asap, yang telah dilakukan oleh PT SEMEN PADANG yang dipercaya mampu menekan emisi CO2 yang tentu ini akan sangat berdampak bagi kesejahteraan manusia dimana diduga bahwa Emisi Industri menjadi salah satu contributor terbesar yang meningkatkan polutan di udara.

Dimana pabrik pabrik industri menghasilkan berton-ton mesin yang melepaskan polutan beracun seperti hidroflurokabron dengan jumlah besar di udara. Jika seandainya ini sudah dapat dilakukan oleh banyak PT di Indonesia maupun dunia itu pasti dapat sangat berpengaruh dalam mengurangi pemanasan global seperti sekarang ini. Walau memang pencemaran udara ini tidak dapat dihentikan benar-benar, dikarenakan aktivitas alam juga dapat memengaruhi dari pencemaran udara ini. 

AKTIVITAS ALAM

Dimana aktifitas gunung berapi yang hampir sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir yang mengeluarkan abu dan gas vulkanik, yang gas gas tersebut berbahaya, yang kebanyakan mengandung karbon dioksida (CO2), karbon monosikda (CO), sulfur dioksida (SO2) hydrogen klorida (HCL) dan masih banyak lagi, bisa diambil contoh dengan Gunung Tangkuban perahu di Bandung, Jawa Barat yang sempat heboh beritanya, yang mengeluarkan gas beracun hasil dari abu vulkanik yang memberikan ancaman kesehatan yang cukup serius pada kulit dan saluran pernafasan, yang mengandung silika, mineral dan juga batuan, yang jika dihirup itu akan menyebabkan masalah serius pada saluran pernapasan.

Selain kesehatan abu vulkanik juga menyebabkan kebakaran hutan hasil dari lahar panas yang dikeluarkan, sehingga ekosistem hutan didekatnya akan terancam, dimana abu vulkanik dapat merusak segala yang dilewatinya, yang menyebabkan polusi udara oleh zat beracun, dengan air tercemar serta lahan rusak. Namun disisi lain meletusnya gunung berapi menjadikan tanah yang dilewati oleh abu vulkanis menjadi tanah yang subur dan cocok untuk bercocok tanam yang dimana elemen letusannya yang mengandung unsur seperti magnesium da potassium yang baik bagi kesuburan tanah. Menghasilkan sumber mineral, seperti gypsum, belerang, zeolite, dan lainnya. Namun ya sepenuhnya itu tetap buruk dikondisi jaman sekarang dimana untuk mengahasilkan tanah yang subur memerlukan waktu yang lama sekitar 100 tahun

Selain letusan gunung, kebakaran hutan menjadi salah satu kejadian alam yang menyebabkan pencemaran udara, dikutip dari Kompas 90% akibat kebakaran hutan adalah ulah manusia sendiri, tetapi 10% nya adalah penyebab dari alam. Yakni seperti sambaran petir, dimana menimbulkan percikan api hingga menimbulkan kebakaran, yang sering mengenai pohon, tebing, atau batuan sehingga terjadinya kebakaran, sering kali. Kebakaran hutan dapat menyebabkan pencemaran udara hasil dari asap kebakaran, yang mengandung campuran gas, partikel, uap air dan bahan organic hasil dari pembakaran tidak sempurna. 

Komposisi asap kebakaran kebanyakan meliputi gas seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (NO2), ozon (O3), sulfur dioksida (SO2), dan banyak lainnya, yang dari gas gas tersebut timbul dampaknya ke udara sehingga mencemarinya sehingga menimbulkan udara beracun. Sama halnya dengan abu vulkanik, dimana Ia juga sama menimbulkan penyakit pada saluran pernapasan yang berbahaya bagi kesehatan manusia yang rentan terhadap orang tua, ibu hamil, anak anak, dan orang orang yang mengidap penyakit kronis. Dilansir dari Kompas hampir 1 juta orang mengidap ISPA hasil dari kebakaran hutan, yang tentunya itu adalah angka yang sangat parah/banyak. Tidak hanya Kesehatan, ini juga berpengaruh pada ekosistem berupa pada ekologi wawasan, mengurangi paparan sinar matahari, memperlambat foto sintesis, memusnahkan hampir semua tumbuhan dan juga hewan yang habitatnya tinggal di hutan tersebut.

GOALS

Ya, walaupun begitu tentu aktivitas manusialah yang paling banyak menimbulkan polusi udara serta kerusakan pada ekosistem dibanding dengan aktivitas alam. Dilansir dari Strait Times negara penyumbang polusi udara terbesar di dunia adalah China, Amerika Serikat (AS), India, Rusia yang menyumbang hampir 40% dari akumulasi emisi CO2 dari aktivitas manusia. Dengan Indonesia sebagai urutan pertama (ke-1) di Asia Tenggara dan urutan ke-17 di dunia. Tentu banyak faktor yang menyebabkan hal itu dapat terjadi, salah satunya adalah populasi manusia yang banyak disana, dan sisanya hasil dari keserakahan/aktivitas manusia yang ada dalam negara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun