Mohon tunggu...
Anugra
Anugra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar/Mahasiswa

Lebih menyukai kritik daripada solusi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Limit in Dilation (Literasi Lima Menit in Digital Innovation): Inovasi Berliterasi dengan Gawai sebagai Wujud Praktik Baik Semarakkan Merdeka Belajar

25 Mei 2023   12:00 Diperbarui: 25 Mei 2023   12:01 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti bagian VI;

  • Standar Nasional Perpustakaan Nasional 2017;

  • Panduan gerakan literasi nasional tahun 2017;

  • SK Dirjen Pendis Kementerian Agama nomor 511 tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah. 

  • Selain itu, program pembudayaan kegemaran membaca dalam keluarga melalui fasilitas buku murah dari pemerintah sudah bisa dirasakan sejak tahun 2008 silam. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah secara bertahap telah membeli hak cipta (Copyright) penulis buku teks pelajaran dari mulai tingkat SD sampai tingkat SLTA. Setelah membeli dan memeriksa isi, pemerintah selanjutnya mengunggah soft file buku tersebut di website kemendikbud. Masyarakat boleh mencetak, menggunakan, dan memperjualbelikan dengan catatan harus sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi yang tercantum di cover belakang buku. Namun sayangnya, program ini pun masih belum bisa mendongkrak kegemaran membaca pada kalangan usia muda kita karena dinilai terlalu monoton.

    Dari masalah inilah yang melatarbelakangi hadirnya program Limit In Dilation yang merupakan singkatan dari Literasi Lima Menit In Digital Innovation. Inovasi ini adalah pembaruan dari cara berliterasi siswa yang pada awalnya menggunakan buku digantikan melalui gawai dan media internet. Bukan hanya berliterasi dengan e-book akan tetapi media sosial pun dapat menjadi bahan dalam meningkatkan budaya literasi. Hal ini tentunya sejalan dengan budaya modern yang sedang trend dikalangan usia muda yang lebih didominasi oleh pelajar, di mana gawai, internet dan literasi bergerak bersama dalam menumbuhkan budaya literasi pada siswa. Program ini dilaksanakan dengan:

    1. Literasi lima menit dilaksanakan sesaat sebelum kelas pembelajaran dimulai;

    2. Bahan literasi diperoleh secara individu oleh masing-masing pelajar melalui gawai dan internetnya, bukan hanya berpaku pada e-book semata, namun bahan literasi bisa diakses dari platform manapun baik dalam bentuk tulisan, gambar, maupun video pembelajaran;

    3. Durasi membaca informasi hanya lima menit, setelah durasi selesai para pelajar diharapkan untuk mampu menyimpulkan apa yang telah dia baca dan mendapatkan nilai tambahan dalam hal ekstra kurikuler;

    4. Pelajar dengan bahan literasi yang melebihi batas yang ditentukan, kreatif, dan inovatif, dalam satu semester berhak mendapatkan reward atas pencapaiannya;

    5. Bukti penilaian terdapat dalam jurnal literasi yang dipegang oleh pelajar dan guru.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun