Ebrahim: “Dua orang pria menuduhmu melakukan hal yang tidak pantas sebagai seorang istri dan ibu. Kau bisa membuktikan kau tak bersalah?”
Soraya: “Bukti? Bagaimana caranya aku bisa membuktikan aku tidak bersalah? Mereka menuduhku. Mereka yang harus membuktikannya”.
Ebrahim: “Ketika seorang pria menuduh istrinya, seorang istri harus membuktikan ketidakbersalahannya. Begitulah hukumnya. Sebaliknya, jika seorang istri menuduh suaminya, dia harus membuktikan kesalahan suaminya. Kau mengerti?”
Zahra: “Ya, itu jelas. Semua wanita bersalah dan pria tak bersalah”.
Bersyukurlah hukum di negeri ini tidak mengadopsi hukum yang diterapkan dalam film tersebut, jika tidak, mungkin saja slogan "perempuan selalu benar" tak akan bisa kita gunakan.
5. Perempuan digambarkan memiliki posisi subordinat di bawah laki-laki. Perempuan tidak memiliki kuasa untuk membela diri. Semua keputusan hanya disepakati oleh laki-laki, sedangkan perempuan hanya tinggal mengikuti keputusan yang sudah ditentukan. Hal ini terlihat dalam adegan di mana Bita mendatangi rumah Soraya. Dalam adegan ini dijelaskan Bita dan beberapa perempuan lainnya datang ke rumah Zahra untuk menemani Soraya menunggu keputusan mengenai apa yang akan ia terima.
Zahra: “Ada apa itu?”
Bita: “Ebrahim menyuruhku untuk bersamamu. Mereka mengumpulkan orang-orang untuk rapat”.
Zahra: “Siapa yang bersamanya?”
Bita: “Ali tentunya dan teman-temannya. Kedua anak laki-lakimu, Soraya dan Marteza Ramzani”.
Soraya: “Ayahku. Dia akan ikut apapun yang mereka putuskan”.