Mohon tunggu...
Secia Clara
Secia Clara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menonton film

Selanjutnya

Tutup

Politik

25 Artis Dilantik DPR: Bakal Solusi Masa Depan?

4 Desember 2024   17:32 Diperbarui: 4 Desember 2024   18:31 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah Artis Yang Berhasil Dilantik DPR RI 2024 (Sumber: Radar Lawu - Jawa Pos)

Setelah runtuhnya rezim Orde Baru, demokrasi di Indonesia menjadi benar – benar terwujud. Era reformasi menjadi awal mula kebebasan berpendapat melalui industri selebriti yang membawa dampak positif bagi masyarakat. Seperti semakin bertambahnya publik figur yang tampil di media massa sebagai jembatan penyebaran informasi, membuat beberapa oknum memanfaatkan hal ini. Tak terkecuali partai politik.

Dalam meraih suara terbanyak untuk pemilihan anggota legislatif, hampir semua partai politik menggaet artis dan selebriti untuk menjadi bakal calon legislatif mereka. Hingga beberapa tahun terakhir, tak sedikit berita maupun tayangan media sosial membahas soal banyaknya artis yang berhasil dilantik di tingkat DPR RI. Seperti PEMILU Anggota Legislatif 2024 yang meloloskan sebanyak 25 artis nasional untuk mendapatkan kursi di DPR pusat.

Termasuk aktor Verrel Bramasta, komedian Uya Kuya, Pasha UNGU, penyanyi Once Mekel, hingga pasangan suami - istri Ahmad Dhani dan Mulan Jameela. Hal ini membuat publik bertanya – tanya apa mereka benar – benar mengabdi pada negara sebagai wakil rakyat, atau hanyalah mencari ‘tambahan modal’ untuk kepentingan pribadi.

Sejak Kapan Fenomena Ini Terjadi?

Ternyata, berdasarkan saksi sejarah, fenomena artis ‘nyaleg’ sudah ada sejak zaman Presiden Soeharto. Sekitar tahun ’80-an, saat industri musik Indonesia telah berkembang, tak sedikit seniman – seniman Indonesia menduduki kursi DPR. Seperti Camilia Malik dan Rhoma Irama menjadi kader usungan Partai Golongan Karya, partai yang mendominasi pada era Orde Baru.

Begitu pula artis lainnya yang berbondong – bondong menjadi kader di Partai GolKar. Jadi sebenarnya bukan baru – baru ini fenomena artis ‘nyaleg’ menjadi trend politik, namun sejak zaman dahulu. Namun memang, peran media sosial baru membicarakan hal ini sejak tahun 2004.

Popularitas Sebagai Modal Politik

Tidak bisa dipungkiri bahwa artis – artis tersebut memiliki garis start yang berbeda dibanding anggota legislatif lainnya. Di saat anggota lain sibuk meminjam uang dari bank untuk berkampanye dan bekerja keras mendapatkan hati masyarakat, para artis ini sudah memiliki modal dari awal. Nama dan wajah mereka dikenal akrab dan kerap muncul di media massa. Hal ini tentu merupakan sebuah keuntungan bagi partai yang hendak mengusung mereka.

Namun, terdapat kekhawatiran bahwa hanya popularitas-lah yang para artis ini andalkan, bukannya kemampuan memahami regulasi dan berdebat secara sensible menyuarakan hak rakyat. Sebagian artis kadang kurang menunjukkan performa mereka untuk terlibat dalam pengambilan keputusan – keputusan penting.

Sisi Positif dan Negatif

Artis sudah memiliki bekal komunikasi yang baik dan relasi yang luas sehingga saat bermanfaat bagi partai politik untuk menaikkan citra partainya dan menjangkau koneksi politik dan sosial yang lebih besar. Seperti video Verrel Bramasta melakukan public speaking yang begitu lancar tanpa teks hingga membuat netizen  terkagum - kagum.

Meskipun begitu, nyatanya, terdapat banyaknya sisi negatif yang ditimbulkan apabila fenomena ini terus dilakukan di masa depan. Tentu yang pertama berkurangnya prinsip keadilan bagi seseorang yang biasa untuk dapat benar – benar menjadi wakil rakyat karena kesempatan terpilih akan semakin kecil sebab harus bersaing dengan seorang artis yang namanya telah dikenal seluruh negeri. Secara tidak langsung, berhubungan dengan kenyataan bahwa yang miskin semakin miskin, dan yang kaya semakin kaya. Lagipula, kesibukan mereka dalam dunia entertainment seringkali membuka kesempatan untuk tidak memprioritaskan pekerjaan sebagai anggota legislative sehingga rentan mendapatkan ‘gaji buta’ dari DPR.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun