Mohon tunggu...
Sechudin
Sechudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - #wartaklasik

Jurnal Lokal

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bayangan Lebaran

21 Maret 2024   17:05 Diperbarui: 21 Maret 2024   19:42 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di hamparan jalan yang panjang,
Mengejar bayangan Lebaran yang meriah,
Di setiap langkah, ada getaran hati,
Menanti kehangatan dalam berbagi kasih.

Bayangan Lebaran membawa cerita,
Tentang kebahagiaan yang mengalir dalam suka,
Tentang senyum yang merekah di wajah-wajah,
Dan rindu yang bertemu dalam pelukan.

Di balik mentari yang bersinar cerah,
Terhampar riuh suara takbir yang merdu,
Menggema di masjid-masjid dan rumah-rumah,
Menyambut kedatangan bulan suci yang mulia.

Baca juga: Malaikat

Di bawah langit biru yang tenang,
Keluarga bersatu dalam kebersamaan,
Menikmati sajian hidangan yang lezat,
Sambil berbagi tawa dan cerita.

Bayangan Lebaran mengajak untuk berbagi,
Membuka pintu hati untuk saling mencintai,
Menghapus luka dan memaafkan dendam,
Menjadi manusia yang penuh dengan kedamaian.

Di tengah keramaian pasar yang ramai,
Mencari kue-kue manis dan hidangan istimewa,
Menyiapkan segala yang diperlukan,
Untuk merayakan momen yang spesial.

Baca juga: Malam

Bayangan Lebaran membawa harapan,
Akan kebaikan dan kemurahan hati,
Memancarkan sinar dalam kegelapan,
Mengubah dunia menjadi tempat yang indah.

Di balik gemerlap lampu dan hiasan,
Tersemat doa-doa dalam setiap langkah,
Memohon ampunan dan ridha-Nya,
Menjadi hamba yang selalu bersyukur.

Bayangan Lebaran menjadi cermin diri,
Menyentuh hati dan menggetarkan jiwa,
Mengajak untuk selalu berbuat baik,
Dan menjaga kebersamaan dalam cinta.

Baca juga: Sungaiku

Mengejar bayangan Lebaran bukanlah sekadar mimpi,
Tapi harapan yang membawa kita ke arah yang lebih baik,
Menuju kebahagiaan yang hakiki,
Dan keberkahan yang tak ternilai harganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun