Mohon tunggu...
Sechudin
Sechudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - #wartaklasik

Jurnal Lokal

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Siapa yang Mendaftar Menjadi Oposisi atau Ditakdirkan Menjadi Oposisi?

10 Maret 2024   09:09 Diperbarui: 10 Maret 2024   09:27 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi oposisi dalam politik adalah sebuah peran yang seringkali dipandang sebagai tantangan besar. Namun, pertanyaannya, apakah seseorang mendaftar untuk menjadi oposisi, atau apakah ia ditakdirkan menjadi oposisi karena kondisi politik yang ada?

Pertama-tama, sebagian orang memang memilih untuk menjadi bagian dari oposisi sebagai wujud dari kebebasan berpendapat dan keinginan untuk menawarkan alternatif kebijakan yang berbeda. Mereka yang mendaftar menjadi oposisi biasanya memiliki keyakinan akan nilai-nilai tertentu, atau menentang kebijakan yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingan rakyat.

Di sisi lain, ada juga mereka yang ditakdirkan menjadi oposisi karena kondisi politik yang ada. Misalnya, dalam sistem politik yang otoriter atau otoriter cenderung, oposisi mungkin tidak diakomodasi dengan baik atau bahkan ditindas. Orang-orang yang berada dalam situasi ini mungkin tidak memiliki pilihan lain selain menjadi bagian dari oposisi untuk memperjuangkan kebebasan, demokrasi, dan hak asasi manusia.

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa menjadi oposisi juga membawa risiko dan tantangan tersendiri. Mereka sering menghadapi tekanan politik, intimidasi, dan bahkan penganiayaan. Namun, bagi mereka yang teguh pada prinsip dan idealisme, peran sebagai oposisi adalah panggilan untuk berjuang demi keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

Di tengah dinamika politik yang kompleks, peran oposisi adalah bagian yang integral dalam menjaga keseimbangan kekuasaan dan memastikan akuntabilitas pemerintah. Oposisi memberikan suara kepada kelompok-kelompok yang mungkin tidak terwakili dengan baik dalam proses politik resmi.

Dalam demokrasi yang sehat, keberadaan oposisi memberikan kemungkinan untuk terjadinya perdebatan, pengawasan, dan kritik yang konstruktif terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Hal ini menjadi penting dalam memastikan bahwa keputusan-keputusan yang diambil memperhatikan kepentingan seluruh rakyat, bukan hanya segelintir pihak.

Jadi, apakah seseorang mendaftar menjadi oposisi atau ditakdirkan menjadi oposisi, yang terpenting adalah komitmen untuk memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat. Peran oposisi adalah bagian tak terpisahkan dari proses politik yang dinamis dan memainkan peran penting dalam pembentukan dan pengawasan kebijakan publik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun