Mohon tunggu...
Sechudin
Sechudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - #wartaklasik

Jurnal Lokal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Banjir Air Mata, Mas Dirman Ditinggal Mimpi

15 Januari 2022   10:19 Diperbarui: 15 Januari 2022   10:22 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hidup adalah menyadong nasib, takdir kita sudah ditetapkan sebelum kita lahir kebumi, tapi apa benar-benar kau bukan jodohku Marsinah"

Seperti hari-hari sebelumnya, Dirman setelah sholat subuh langsung mengelap sepeda onta miliknya, warisan istimewa dari bapaknya yang hingga kini masih menjadi sahabat setia mendampingi perjalanan hidupnya.

Setelah empat kali cintanya bertepuk sebelah tangan, karena lamaranya selalu ditolak oleh wanita yang diidam-idamkan, akhirnya Dirman memilih untuk fokus memelihara kambing.

Sore itu setelah istirahat dibawah pohon mangga dekat sungai serayu, karena kelelahan mencari rumput untuk pakan kambing, tiba-tiba pandangan Dirman terpukau menyorot perempuan mengemban rinjing berisi kumbahan pakaian kotor berjalan menuju pancuran sungai.

Perempuan itu semakin mendekat ke arah Dirman yang masih terbengong dibawah pohon mangga. "inikah Marsinah yang beberapa hari terus hadir dalam mimpi-mimpiku"

Memang beberapa hari ini Dirman selalu mimpi aneh, pasalnya setiap pas pukul 3 dini hari tiba-tiba Dirman terbangun dan seolah-olah dibangunkan oleh sosok perempuan cantik berambut hitam panjang mengurai lembut.

Anehnya ketika bangun, disampingnya sudah ada banyak makanan yang terus berganti setiap harinya, mulai dari bubur kacang hijau, nasi ayam geprek, sop buntut, dll. Tapi anehnya minumanya tetap sama, yaitu kopi hitam dan sepotong kemenyan selalu ada disampingnya.
...
Marsinah adalah anak ke-2 juragan Parno, juragan Parno terkenal seantero Desa Gumelem Wetan seorang yang ahli siasat politik, hampir setiap agenda lima tahunan pemelihan kepala Desa, rumahnya selalu tidak sepi dikunjungi oleh calon-calon kepala Desa dan para bebotohnya.

Mereka datang untuk meminta fatwa politik pemenangan dirinya. Hampir siapapun yang datang padanya dan proposalnya diterima, maka sudah 80% kemenangan sudah digenggamanya, walau hampir 110% keluarga besarnya hancur berkeping-keping karena efek samping politik berkedok agama dan aduwedus yang diaplikasikanya.

Juragan Parno yang juga akrab disapa Mbah Par ini juga terkenal dengan kepiaweannya meracik siasat kongbancetkong yaitu mematikan para musuh-musuhnya hanya dengan sekali sembur. Ini terbukti ketika anaknya yang baru lulus dari salah satu perguruan tinggi dengan nilai minimum plus kemagelan berhasil melamar kerja di perusaan elit mengalahkan para lulusan terbaik kampus ternama.

"jaman sekarang tidak perlu pintar, yang penting koneksi",

Usut punya usut ternyata benar bahwa anaknya berhasil masuk perusahaan tersebut karena siasat bapaknya, dan perusahaan tersebut terancam gulung karpet.

...

Mas Dirman ternyata setelah melihat Marsinah ketika sedang beristirat di bawah pohon mangga ternyata benar-benar jatuh hati pada pandangan pertama. Hal ini semakin menjadi ketika Dirman selalu didatangi Marsinah dalam setiap mimpi tidurnya.

Dirman walaupun sudah empat kali ditolak dan sekarang sebagai anak gembala kambing, sebenarnya secara fisik orangnya gagah, hidung mancung dan berwajah kearab-araban.

"Marsinah kenapa kau terus hadir dalam mimpi-mimpiku dan hatiku terus bergetar ketika memandang rumahmu".

...

"Assalamualaikum"
"tok... Tok... Tokk..."
"Dirman, Man... Dirman"

"kok kaya suara Juragan Parno yah, Bapake Marsinah"
Dirman pun segera lari kedepan pintu menuju asal suara panggilan berbunyi.

Ternyata yang datang adalah benar-benar Juragan Parno, Bapaknya Marsinah.

"waalaikum salam juragan, silahkan masuk"
"ada apa yah juragan pagi-pagi sekali kok sudah datang kemari?"
Badan Dirman tampak jelas bergetar dan tampak gugup.

"saya mau melamar"

Kondisi Dirman semakin gugup dan lebih bergetar, ketika kata-kata "MELAMAR" keluar dari mulut Mbah Par,  tapi Dirman terus berusaha mengontrol dirinya.

"Maksud saya, saya mau beli kambing, untuk acara lamaran anak saya Marsinah, besok tanggal 14 Syaban"

"*#""@:))_\""*&@//-v""

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun