Mohon tunggu...
Sechudin
Sechudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - #wartaklasik

Jurnal Lokal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mbok Yem dan Dua Wanita Bersayap

15 Desember 2020   09:36 Diperbarui: 15 Desember 2020   09:43 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi yang berkabut tebal, gerimis pun mulai turun. Ibu-ibu separuh baya berjalan menuntun cucunya dan menggendong sayur-mayur hasil palawijah ladangnya. Langkah-demi langkah diayunkan menelusuri jalan setapak menuju pasar Purwa.

Hari itu adalah hari selasa yang bertepatan dengan hari pasaran, dimana biasanya pasar rame penuh sesak dan berkumpul para pedagang dari berbagai penjuru desa, kecamatan bahkan kabupaten dan tidak jarang pedagang dari kota sebelah pun ikut mengambil bagian di pasar tersebut.

Setelah sampai di pasar purwa, ibu-ibu itu mengelar daganganya dan menata sayur-mayur dengan rapi, cucunya bersandar dengan lesu pada pundak neneknya.

Ternyata ibu-ibu tersebut baru saja tertimpa musibah, rumahnya ditelan longsor, dua putri dan satu menantunya meninggal atas bencana tersebut, sekarang ia tinggal di gubug sederhana beratapkan ilalang bersama ngatini, cucu kesayangan satu-satunya yang selamat dari longsor tujuh hari yang lalu.

Mbok Kasiyem, yah orang-orang biasanya memanggilnya Mbok Kasiyem. Mbok Kasiyem bernama lengkap Ny. Ajeng Kasiyem Djoyo Kusuwantini, tetapi biasanya tetangganya hanya memanggil Mbok Kasiyem dan tidak jarang orang-orang yang sudah akrab denganya hanya memanggil Mbok Yem.

Ketika selesai menata sayur-mayur daganganya tiba-tiba ada dua wanita muda berambut pirang dan berkulit putih menghampirinya dan memborong semua daganganya.

Dengan senyum sumringah Mbok Yem dan cucunya berjalan pulang menuju gubuk tempat tinggalnya. Ditengah perjalanan tiba-tiba yang tadinya terang berubah menjadi gelap, jalan tertutup kabut dan petir berhamburan hujan pun tiba-tiba datang dengan dibarengi angin kencang.

Mbok Kasiyem dan cucunya pun segera berteduh dibawah rerumpunan pohon pisang dan saat itu tiba-tiba  cucunya melihat ada dua wanita cantik terbang dari langit yang bersayapkan selendang berwarna hijau menuju ke arahnya, anak tersebut pun tiba-tiba menggigil ketakutan,  mbok kasiyem pun jatungnya berdetak lebih kencang dari biasanya seraya bibirnya komat-kamit terus membaca doa.

Hujan pun tiba-tiba reda, dengan wajah senyum mempesona kedua wanita cantik bersayapkan selendang hijau itu menghampiri Mbok Yem. "Mbok, tadi kembalianya kurang Rp. 2.000"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun