Mohon tunggu...
Henny
Henny Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger | Ibu Bekerja

Ibu bekerja yang sekedar ingin diperhatikan melalui curahan pemikiran di setiap tulisan dan juga suka memperhatikan orang-orang melalui buah pemikirannya di setiap tulisan-tulisannya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Siapkan 3 Hal ini agar Alih Profesi Tak Berujung Penyesalan

16 Juli 2023   19:54 Diperbarui: 16 Juli 2023   20:19 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasrat untuk beralih profesi atau sering disebut Career Switch biasanya muncul pada orang-orang yang merasa"stuck" alias bosan dengan rutinitas dan juga tekanan pada pekerjaan saat ini.

Tidak bisa dipungkiri, tumpukan emosi terpendam atau jenjang karir yang tak kunjung meningkat sering menjadi luapan hasrat untuk beralih profesi. 

Kali ini aku ingin berbagi sedikit opini perihal alih profesi ini. Kebetulan saat ini aku sedang berencana beralih profesi dari emak kantoran menjadi content creator. Doakan kiranya niat ini dapat terwujud sebagai pensiun dini. Hehehe...

Apa Sebenarnya Beralih Profesi itu?

Beralih Profesi itu adalah saat seseorang berhenti menjalani profesi A yang sudah bertahun-tahun digeluti lalu berganti menggeluti profesi B. Beralih Profesi bisa saja berada di perusahaan yang sama. 

Contohnya seorang teman di perusahaan tempatku bekerja. Awal dia bekerja itu sebagai karyawan pabrik bagian proses produksi. Namun setelah beberapa tahun, kepala kantor menawarinya menjadi staff administrasi. Kebetulan latar belakang pendidikannya mendukungnya menjadi staff administrasi.

Karena menurutnya jenjang karir sebagai karyawan pabrik akan sulit melesat, akhirnya dia menerima tawaran tersebut. Dan untungnya jenjang karirnya sebagai karyawan adminitasi pun cepat meningkat. Saat ini dia bukan lagi seorang staff tapi sudah menjadi kepala bagian.

Yang paling sering itu adalah alih profesi sampai keluar dari perusahaan lama. Contohnya, salah satu aktor Indonesia yaitu Gusti Randa. Dulu kita mengenalnya dari Film Siti Nurbaya. Namun beliau beralih profesi menjadi pengacara dan politikus sampai saat ini.

Persiapan Apa Sebelum Alih Profesi?

Beberapa waktu lalu, tanpa sengaja aku ketemu dengan mantan karyawan di kantorku yang saat ini berwirausaha dengan membuka butik online. Keputusannya resign dari kantor beberapa tahun lalu disebabkan kejenuhan terhadap rutinitas dan tekanan kerjadi kantor. 

Bukan hanya menguras tenaga, tapi juga menguras waktu yang membuatnya sering pulang malam. Sebenarnya saat itu dia bisa menyiasatinya dengan menitipkan anak-anaknya ke orangtua atau mertua. Toh, usaha suaminya juga di rumah mereka kok. Jadi masih bisa mengawasi anak-anaknya.

Namun, saat kami bertemu, tercetus keinginannya untuk bisa kembali ngantor. Dunia usaha yang terkadang tidak menentu, sementara biaya hidup semakin meningkat seiring meningkatnya juga biaya sekolah anak-anaknya. Dan sang suami juga belum bagus-bagus amat usaha jual beli galon air minum isi ulangnya.

Kasihan juga mendengar keluh kesahnya. Tapi apa mau dikata lagi. Usia yang tidak lagi muda juga menghalanginya melamar pekerjaan. 

Penyesalan seperti ini bukan memang sering terjadi saat seseorang beralih profesi. Apalagi kalau sudah berumahtangga dan pasangan tidak bekerja. Sementara profesi baru belum menghasilkan. Waduh, rasanya dunia mau kiamat ya.

Karena itu, dari pengalaman pribadi dan juga pengalaman beberapa tokoh dan teman, menurutku ada 3 hal yang harus dipersiapkan saat beralih profesi.

Keuangan

Sumber : Pexels.com
Sumber : Pexels.com

Keuangan adalah hal paling utama yang harus disiapkan saat alih profesi. Terlebih kalau profesi baru itu adalah sebagai wirausaha bukan pegawai yang pasti akan menerima gaji. 

Idealnya, keuangan saat beralih profesi harus dalam posisi baik-baik saja. Hehehe...

  • Punya tabungan minimal 6 kali total biaya hidup bulanan termasuk cicilan hutang.
  • Kalau bisa, ada sumber penghasilan lain selain profesi utama. Bisa itu penghasilan istri atau suami.
  • Tidak ada tunggakan biaya kontrak rumah.

Ilmu

Hal kedua yang harus dipersiapkan adalah ilmu yang sudah mapan untuk profesi baru. Artinya, sebelum beralih profesi, sudah menjalani profesi baru tersebut selama beberapa lama. Bisa dengan kursus atau juga mengerjakan proyek. Jadi setidaknya sudah ada pengalaman dan mengerti pasang surut dan susahnya profesi baru itu. Ya, hal ini akan menambah nilai profesional kamu di mata orang yang akan menggunakan jasa dan kemampuanmu.

Karena itu, kalau memang sudah ada niat beralih profesi, dalamilah dengan kursus tambahan atau buku-buku bacaan yang menambah kemampuan untuk profesi baru. Bisa juga dengan mengikuti pelatihan online yang bisa diikuti setelah jam kerja saat masih menjalani profesi lama.

Restu

Nah, yang ketiga ini juga sangat penting. Restu. Baik dari pasangan, keluarga, ataupun orangtua. Utarakan niat beralih profesi jauh-jauh hari. Dan mintalah mereka merestui dan mendoakan. Sebagai orang yang beragama, kita pasti paham kalau restu Tuhan itu bisa turun melalui restu orangtua dan orang-orang terdekat kita.

Dengarkan juga pendapat mereka yang bisa jadi masukan. Terkadang masuka dari orang lain juga menjadi teguran awal yang mencegah kita mengambil keputusan yang salah dan gegabah.

Penutup

Manusia itu gudangnya khilaf. Tidak jarang kita salah melangkah walaupun merasa langkah kita itu sudah tepat. Dan penyesalan selalu datang terlambat. Karenanya, sebelum alih profesi berujung penyesalan, persiapkan segala sesuatu yang paling penting untuk kelanjutan hidup.

Mulai dari urusan perut, otak, sampai urusan jiwa(restu). Mudah-mudahan segala jalan yang sudah dipersiapkan berjalan dengan baik dan membahagiakan semua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun