Bangga.
Satu kata yang mewakili perasaan saya saat tahu Indonesia menjadi Tuan Rumah Presidensi G20 tahun 2022. Pertemuan G20 sendiri dibentuk pada tahun 1999 beranggotakan 20 negara maju dan berkembang yang diinisiasi oleh KTT G7.Â
Jadi negara-negara anggota G7 juga menjadi anggota G20. Adapun tujuan dibentuknya G20 itu untuk mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif dimana G20 menjadi perwakilan dari 85% perekonomian dunia.Â
Pada awal terbentuknya KTT G20 ini merupakan pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 20 negara anggotanya. Karena memang fokus utama bahasan G20 adalah tentang Ekonomi dan Keuangan Global.Â
Namun sejak tahun 2008, KTT G20 juga dihadiri oleh para Kepala Negara. Dan di setiap perhelatan Presidensi G20 tiap tahunnya memiliki tema yang berbeda. Dan tema untuk Presidensi G20 tahun 2022 yang dipegang oleh Indonesia adalah Recover Together, Recover Stronger. Tema ini tidak lain sebagai harapan masyarakat Indonesia dan Dunia untuk bisa pulih dari hantaman Pandemi Covid-19.
Presidensi G20, Ajang Bersejarah 20 tahun sekali
Presidensi G20 ini diadakan secara bergilir oleh masing-masing negara anggotanya setiap tahun. Itu artinya, setiap negara anggota mendapat giliran 20 tahun sekali menjadi pemegang Presidensi G20.Â
Jadi sangat wajar kalau Indonesia yang begitu antusias dalam mengemban peran sebagai pemegang Presidensi G20 tahun 2022 ini terutama untuk pemulihan ekonomi dan keuangan nasional.Â
Bisa dibilang, KTT G20 kali ini seharusnya menjadi momentum yang sangat bersejarah untuk Indonesia sendiri. Di saat seluruh mata dunia tertuju pada perhelatan ini pastinya bukan hanya pada rangkaian acaranya saja tapi juga pada aktivitas perekonomian dan keuangan masyarakat Indonesia.
Tentunya sangat disayangkan sekali kan kalau pertemuan G20 yang hanya bisa dinikmati 20 tahun sekali ini hanya fokus pada kemegahan acara-acaranya tanpa memberi dampak positif terhadap sektor ekonomi dan keuangan Indonesia.
Karena itu, agar perhelatan langka ini bisa menjadi tonggak sejarah berdampak, semua pihak harus ikut serta bukan hanya pemerintah saja. Tapi juga para pelaku bisnis dan termasuk seluruh masyarakat Indonesia harus berkontribusi disertai semangat nasionalisme.
Presidensi G20, Momentum Kebangkitan & Pemulihan Ekonomi akibat Pandemi Covid-19
KIta semua tahu dan juga sama-sama merasakan bagaimana Pandemi Covid-19 menghantam hampir seluruh aspek kehidupan manusia di muka bumi ini. Mulai dari kesehatan, pendidikan, pekerjaan, ekonomi, bahkan sektor keagamaan pun tidak luput dari kerasnya hantaman akibat si corona. Namun sektor yang terkena dampak adalah ekonomi dan keuangan.
Seperti banyaknya nyawa yang melayang akibat virus corona, bisnis pun banyak yang akhirnya melayang alias gulung tikar karena tidak sanggup menghadapi dampak buruk Pandemi Covid-19.
Dua tahun bukan waktu yang sebentar berada dalam masa-masa yang sangat sulit. Tidak jelasnya kapan akan berakhir virus ini ditambah keharusan untuk bisa beradaptasi dengan perilaku masyarakat, membuat bisnis yang masih hidup harus putar otak kalau mau tetap hidup.
Dari kacamata saya pribadi, sebagai insan beriman, ada pelajaran baik yang bisa dipetik dari pandemi Covid-19 seperti :
- Gaya Hidup Bersih dan Hijau.
- Hidup hemat.
- Sikap tolong menolong.
- Tidak fokus pada 1 sumber penghasilan.
- Mengutamakan kesehatan.
Nah, di saat pandemi covid-19 mulai berangsur surut dan kehidupan ekonomi masyarakat mulai bangkit, Presidensi G20 ini pun diharapkan menjadi momentum besar kebangkitan penuh semangat dan harapan akan pemulihan di sektor ekonomi dan keuangan.Â
Daya beli masyarakat yang semakin baik, penerapan digitalisasi yang semakin luas, dan juga penyaluran modal untuk para pelaku usaha diharapkan juga memberi andil suksesnya momentum ini.Â
Presidensi G20 dan Investasi Hijau
Selama periode Presidensi G20 yaitu mulai 1 Desember 2021 - 30 November 2022 dengan puncaknya nanti KTT G20 di Bali tgl.15-16 November 2022 akan hadir juga para Investor yang juga ingin mendulang cuan dengan melirik potensi bisnis yang mumpuni untuk diajak bekerjasama.
Dan saat ini, tren investasi sedang beralih ke investasi hijau. Hal ini belajar dari pandemi covid-19 yang sudah menghantam kehidupan manusia.Â
Oiya, seperti yang saya kutip dari laman Yayasan Kehati tentang pengertian Investasi Hijau sendiri adalah sebagai berikut,
Investasi Hijau atau disebut juga Investasi berkelanjutan, adalah proses investasi yang mengindahkan aspek-aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik. Hal ini mencakup Environment, Social, dan Governance (ESG) untuk menjaga keberlanjutan perekonomian dan keberhidupan di Planet Bumi. Investasi hanya dilakukan pada perusahaan atau bisnis yang tidak mengakibatkan kerugian, atau lebih bagus lagi memberikan dampak positif, pada lingkungan dan masyarakat sekitar.
Tren Investasi Hijau dilatarbelakangi kesadaran manusia bahwa bumi sedang melaju kencang menuju ambang kepunahan. Dan itu dikarenakan perubahan iklim akibat perubahan perilaku dan gaya hidup manusia yang tinggal di bumi ini dan juga usia bumi yang memang sudah tua.
Dan ramalan dampak buruk perubahan iklim yang bisa lebih dahsyat daripada pandemi covid-19 juga sudah menghantui kita saat ini. Kasihan kan kalau anak cucu kita di masa depan menuai air mata penderitaan bukannya mata air yang sehat dan cukup.
Karena itulah perlu aksi marathon dari manusia untuk memperlambat kepunahan ini melalui pencegahan kegiatan yang merusak iklim dan lingkungan termasuk kegiatan usaha.
Para Investor pun berharap tidak ikut menjadi penyebab kerusakan iklim. Karenanya mereka mulai bertransisi pada investasi dengan kegiatan usaha berkelanjutan demi masa depan anak cucu kelak.Â
Jadi berinvestasi bukan hanya sekedar mengejar cuan gede tanpa memperhatikan dampak investasi tersebut terhadap keberlanjutan lingkungan dan sosial masyarakat. Tapi berinvestasi sambil menjaga lingkungan tetap sehat.
Setelah Digitalisasi UMKM, saatnya terapkan Ekonomi HijauÂ
Dari pandemi covid-19 ini kita juga melihat sebuah kenyataan yang tidak disangka-sangka. Di saat banyak perusahaan besar harus gulung tikar dan melakukan PHK massal akibat tidak sanggup bertahan di tengah pandemi, sebaliknya banyak UMKM yang bangkit dan bertahan. Wow!!!
Dan umumnya, UMKM yang bisa bertahan dan bahkan mendulang sukses di tengah pandemi covid-19 itu adalah UMKM yang sudah melek sistem digital. Baik dari segi pemasaran, penjualan, laporan keuangan dan produksi,dan juga pembayaran.
Dengan melihat fakta ini, banyak UMKM saat ini yang menerapkan digitalisasi pada berbagai aspek kegiatan usahanya. Beberapa manfaat digitalisasi UMKM adalah:
- UMKM akan semakin mudah dilirik oleh investor luar negeri.Â
- Para mitra UMKM lebih mudah melakukan pemesanan dan pembayaran.
- UMKM mampu menjangkau pasar yang lebih luas melalui digital marketing.
- Laporan Keuangan dan Laporan Penjualan Digital memudahkan pengusaha memantau kondisi keuangan dan produk.
- Untuk UMKM yang baru mulai merintis, tidak perlu harus mempunyai tempat usaha yang besar jadi bisa menghemat biaya.
Nah, setelah penerapan sistem digital pada UMKM saat  ini sudah semakin luas, UMKM kembali ditantang untuk menerapkan ekonomi hijau agar semakin dilirik para investor. Salah satu contoh penerapan investasi ekonomi hijau pada UMKM adalah kemasan produk yang bisa didaur ulang.Â
Bukan hanya investor yang mulai kritis dalam hal investasi hijau, konsumen saat ini pun sudah mulai mengedepankan nilai hijau pada setiap produk yang mereka beli.Â
Ya, kita tahu literasi soal dampak buruk perubahan iklim saat ini smakin ramai disebarluaskan. Belum lagi pengalaman buruk saat pandemi covid-19 kemaren menyadarkan manusia untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan secara berkelanjutan.
Dukungan Bank Indonesia untuk UMKM menuju Transisi Ekonomi Hijau
Dukungan Bank Indonesia untuk UMKM pun bukan hanya digitalisasi saja. Untuk mendukung misi dan visi Investasi Hijau, Bank Indonesia juga memberikan dukungannya, salah satunya dalam hal pembiayaan.
Keseriusan Bank Indonesia dalam Investasi Hijau juga tertuang pada salah satu Agenda Prioritas Jalur Keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 yaitu Sustainable Finance.Â
Seperti dituturkan oleh Gubernur Bank Indonesia, Bapak Perry Warjiyo saat membuka Seminar "Scaling up the Utilization of Sustainable Financial Instruments" pada 18 Februari 2022 lalu bahwa Sustainable Finance Working Group G20 pun tetap melakukan kerjasama dan fokus pada pengembangan Sustainable Finance Instrument.
Bank Indonesia bersama pemerintah akan turut mengambil peran dalam pengembangan ekosistem hijau di Indonesia melalui kebijakan dan dukungan instrumen pasar uang hijau, pembiayaan hijau dan inklusif untuk UMKM serta ekonomi dan keuangan syariah yang berkelanjutan. Â
Suksesnya UMKM dalam transisi hijau memang butuh banyak dukungan. Dan dukungan keuangan untuk mempercepat transisi ini adalah salah satu dukungan utama.Â
Bank Indonesia pun harus bekerjasama dengan berbagai pihak salah satunya OJK sebagai regulator jasa keuangan demi kelancaran pembiayaan UMKM hijau.
Recover Together, Recover Stronger melalui UMKM Hijau untuk Indonesia Maju
UMKM saat ini menjadi pilar bagi perekonomian Indonesia. Untuk bisa naik kelas dan bersaing dengan pasar global, UMKM harus sudah Go Digital dan juga memenuhi standar Ekonomi Hijau.
Dengan terpenuhinya kedua syarat diatas, diharapkan UMKM semakin banyak dilirik oleh Investor selama Presidensi G20 tahun 2022 ini. Hal ini pun akan menciptakan banyak lapangan kerja baru.Â
Jadi semuanya sepertinya rantai kehidupan yang saling mendukung. UMKM hijau sukses, maka perekenomonian Indonesia bisa pulih dan Indonesia maju di pasar global. Sejalan dengan itu, Keberlanjutan Bumi semakin terjaga melalui aksi-aksi hijau kegiatan UMKM.
Besar harapan melalui fokus pembahasan tentang Transisi Ekonomi HIjau pada UMKM di Presidensi G20 ini, pemulihan ekonomi dan keuangan nasional lebih cepat terwujud. Apalagi didukung negara-negara anggota G20. Dan dengan penerapan Investasi Hijau pada UMKM pun membantu mengurangi dampak buruk perubahan iklim yang mengancam dunia.
Inilah wujud dari Tema Presidensi G20 tahun 2022 yaitu untuk Sembuh Bersama, Pulih Lebih Kuat melalui Investasi Hijau pada UMKM.
Referensi Artikel :
- https://www.bi.go.id/id/g20/Default.aspx
- https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2412822.aspx
- https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_245922.aspx
- https://kehati.or.id/investasi-hijau/
- https://www.bkpm.go.id/
- https://money.kompas.com/read/2022/02/24/192003926/manfaat-transisi-ekonomi-hijau-bagi-umkm-buka-peluang-usaha-baru-hingga?page=all
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H