Mahasiswa dan Akhlaqul Karimah
"Bukanlah termasuk golongan kami siapa saja yang tidak menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda dan mengenal hak orang 'alim kita." (HR Ahmad dan Hakim, dihasankan oleh Al-Albani di dalam Shahihul Jami' no. 4319)
Masih (sangat) lekat di ingatan kita. Atau, mungkin belum usai kita melupakan ketika  sebuah video yang menjadi viral di media sosial (medsos) mengenai perundungan (pembullyan) di lingkungan kampus. Di mana ada mahasiswa difabel diperolok-olok dan dibuat "mainan" oleh mahasiswa lainnya bahkan ditonton pula.
Ironi sekali memang. Apalagi bila ditelisik dari dunia kependidikan. Tentu sangatlah disayangkan. Apalagi ini dilakukan oleh mahasiswa yang memiliki "label" yang cukup katakanlah prestise. Cukup dibanggakan. Kenapa? Karena memiliki label tsb. Mahasiswa. Jadi di atas para siswa. Mahanya siswa. Tentu dari segi streotip beranggapan jika menjadi mahasiswa itu tentu memiliki pikiran yang intelektual.
Lalu bagaimana jika perundungan (pembullyan) itu dilakukan oleh seorang mahasiswa seperti video yang menjadi viral itu? Masihkan dianggap intelektual? Padahal intelektual seorang mahasiswa bukan pada letak ilmunya. Sebab, ilmu itu abstrak. Tak dapat dipersalahkan! Tapi manusianya itu sendiri (baca : mahasiswa).
 Maka dari itu beradabnya seorang mahasiwa bukan lagi dilihat dari kecerdasan intelektualnya melainkan dari akhlaqul karimah (akhlak baik). Jadi beradabnya mahasiswa itu sekarang dilihat dari akhlak budi pekertinya masing-masing secara induvidualnya.
Jika itu ada di individu masing-masing sudah pasti yang namanya perundungan (pembullyan) di lingkungan kampus tersebut tidak akan ada! Karena mereka akan tahu dampak moral yang mereka tanggung jika itu dilakukan atau terjadi. Bahkan bisa berdampak kriminal jika sudah melukai! Â
Ya, perundungan atau bullying adalah tindakan di mana satu orang/lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan. Salah satunya adalah menyakiti dalam bentuk fisik. Seperti memukul, mendorong, dan menjatuhkan bahkan bisa sampai mematikan.
 Memang dalam hal ini orang yang melakukan perundungan (bully). Mereka adalah orang-orang yang iri pada korban si pembully. Mereka merasa terancam jika akan ada kehadiran seseorang yang lebih tampan, lebih cantik, lebih pintar, lebih intelekual, lebih ngetop dan ngepop dari mereka. Atau, bisa jadi mereka yang membully itu adalah orang-orang yang memiliki lantar belakang yang kompleks.
Menurut survey kebanyakan besar dari orang yang dulunya penyiksa (membully) baik pada masa di sekolah, kampus maupun melakukan tindakan kriminal saat dewasa. Mereka juga akan kesulitan menjalin hubungan pertemanan dengan orang lain. Begitu mereka dewasa toh nanti mereka juga akan sulit beradaptasi dengan orang lain karena ia terbiasa mengontrol orang lain.
Kalau sudah begitu tindakan hal yang tepat adalah hadapi langsung dengan bukti yang akurat. Tetapi Lombardi mengatakan. "Kemenangan bukan segala-galanya di dunia, melainkan 'satu-satunya' hal penting di dunia ini."