Mohon tunggu...
Masruri Yusuf
Masruri Yusuf Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

http://theoceanofwisdom.blogspot.com/ dengan kisah, awal dimulai dengan kisah,sejarah itu dicerita kembali, dengan kisah, momen itu abadi dengan kisah, esok lusa tercerahi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Su’udzhon dan Paranoid

22 Desember 2014   06:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:45 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Paranoid, sebuah gangguan kepribadian yang ditandai dengan kecurigaan akan motif orang lain yang dirasa mengancam orang tersebut. Orang dengan gangguan ini, lebih sering menaruh kecurigaa pada orang lain dalam artian negative. Mereka merasa secara subjektif merasakan perasaan terancam oleh orang lain. Sebab hal ini pula perilaku sosia mereka menjadi tidak berkembang dengan baik. Beberapa ciri dari gangguan paranoid ini adalah;cenderung sensitive terhadap kritikan, baik itu nyata maupun hanya masih dibayangkan.


  • Mudah marah pada hal-hal kecil.
  • Cenderung tidak percaya terhadap orang lain terlebih lagi informasi-informasi yang berkaitan dengan privasi mereka, karena mereka menganggap orang lain akan selalu membocorkan rahasia mereka.
  • Ekspresi-ekspresi kecil darii orang lain dapat ditanggapi dengan negative, seperti senyuman kecil, mereka menyangkanya itu adalah senyuman hinaan. Melihat orang tertawa biasa, dikira orang tersebut menertawai dirinya.
  • Lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu.
  • Semua kecurigaan tersebut bersifat subjektif karena sangat berebihan dan tidak berdasar. Penderita gangguan ini lama-lama akan menarik diri dari lingkungan sosialnya karena ketakutan mereka sendiri.


Jika kita mau berpikir lebih luas lagi, sebenarnya permasalahan ini dalam bahasa agama islam sudah biasa disebut dengan su’udzhon (berperasangka buruk terhadap orang lain). Banyak pula dari kalangan ulama, sufi, ahli tasawuf yang membahas mengenai hal tersebut. Karena hal itu sgatlah penting untuk diketahui sebagai penyakit hati manusia. Gaimana tidak, ketika seseorang mempunyai pandangan yang buruk terhadap orang lain atau sesuatu, maka orang tersebutakan memfokuskan energinya untuk mengurusi hal tidak penting tersebut. Orang yang suka berperasangka buruk terhadap orang lain, maka ia akan banak menghabiskan waktunya untuk memikirkan mengenai “keburukan” yang ia pikirkan. Padahal semua itu belum tentu buruk, karena yang buruk adalah perasaan subjektif orang yang menilai saja.

Berperasangka buruk terhadap orang lain atau yang lebih kita kenal dengan su’udzhon, menjadikan seseorang hanya terfokus pada apa yang ada diluar dirinya. Mereka tidak berkaca mengenai dirinya sendiri, bagaimana perilakunya dan menjadikannya lupa akan diri sendiri.  Penyakit hati seperti ini lah yang membahayakan pemiliknya. Sebab tidak hanya berpengaruh terhadap hal fisik saja, akan tetapi yang terlebih penting lagi adalah penyakit bathin yang terkadang secara pribadi kita sulit merasakan, apalagi menyembuhkannya. Dan ciri-ciri dari berperasangka buruk ini adalah ketika kita memandang orang lain dan yang kita lihat adalah hanya sisi buruknya saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun