Mohon tunggu...
Gregorius Sebo Bito
Gregorius Sebo Bito Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Doktor Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha

Mengajar, Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Hebat, Indonesia Kuat: 1 Hari Terpaksa Bahagia, 364 Hari Menderita

26 November 2024   12:59 Diperbarui: 26 November 2024   13:28 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2024 telah dilaksanakan pada hari Senin, 25 November 2024, dengan mengusung tema "Guru Hebat, Indonesia Kuat". Banyak pengguna media sosial yang memberikan apresiasi terhadap dedikasi guru dalam mencerdaskan generasi bangsa, dengan menyampaikan ucapan yang menyentuh di akun-akun mereka. 

Beberapa di antaranya bahkan menyebutkan nama sekolah dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari yang terendah hingga tertinggi. 

Tak sedikit guru yang mengungkapkan rasa terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh murid-murid mereka, baik dalam bentuk ucapan maupun kado, dan banyak di antara mereka yang membagikan momen tersebut di media sosial. 

Melalui berbagai foto yang diunggah, terlihat kebahagiaan para guru terhadap apresiasi yang diberikan oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan adanya rasa syukur yang tulus dari para guru terhadap peran penting masyarakat memandang positif profesi guru. 

Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah kebahagiaan tersebut merupakan kebahagiaan yang hakiki bagi para guru? Hanya para guru yang dapat menjawabnya. Yang jelas, kita sepatutnya bersyukur bahwa para guru dapat tersenyum pada hari istimewa ini, menjadi raja dan ratu dalam perayaan tersebut. Kita juga patut berterima kasih atas dukungan moral yang diberikan kepada para guru pada HGN 2024 ini.

Apresiasi yang diberikan oleh masyarakat dan siswa, serta penghargaan yang diserahkan kepada para guru, diharapkan merupak  bentuk kesadaran kolektif terhadap peran krusial guru dalam dunia pendidikan. 

Banyak pengguna media sosial yang menyebut guru sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa" dalam unggahan mereka, mencerminkan pengakuan akan mulianya profesi ini dan dukungan terhadap profesi guru di tengah berbagai isu penting yang dihadapi oleh para pendidik. Di balik senyuman dan sikap "terpaksa bahagia," di HGN 2024 ini, para guru dihadapkan pada persoalan pelik sering kali menambah beban kerja mereka. 

Selain tantangan sehari-hari dalam proses pengajaran (sistem pendidikan), terdapat juga isu kesejahteraan, beban kerja yang berat, serta masalah kriminalisasi dan kekerasan terhadap guru.

Masalah utama yang dihadapi oleh para guru adalah sistem pendidikan yang tidak konsisten antara waktu. Kebijakan-kebijakan dalam bidang pendidikan seringkali tumpah tindih dan cepat berubah tanpa dibarengi dengan perbaikan kondisi sekolah dimana guru mengajar. 

Kebijakan pendidikan untuk merespons kecepatan kemajuan teknologi tidak dibarengi dengan pengembangan fasilitas penting seperti infrastruktur, bahan ajar, dan teknologi pembelajaran lainnya yang memadai. Seringkali para guru "dipaksa" untuk mengikuti perkembangan teknologi pendidikan tanpa fasilitas alat dan pelatihan yang cukup. 

Tuntutan agar guru menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran di tengah minimnya akses dan sarana teknologi, serta kurangnya pengetahuan untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran tentu saja menambah beban guru.

Meskipun peran guru sangat krusial dalam dunia pendidikan, sayangnya hal ini tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan mereka. Isu tentang permasalahan kesejahteraan guru honorer terus muncul hanya dianggap "seksi" sebagi komoditas politik sesaat ketimbang tawaran  solusi yang real dan signifikan. 

Program kenaikan gaji guru, salah satu janji politik kampanye Prabowo-Gibran mudah-mudahan mejadi angin segar bagi para guru baik yang honorer maupun ASN mengingat gaji guru (terutama guru honorer) yang seringkali tidak sebanding dengan besarnya tanggung jawab yang mereka emban. 

Bahkan ada keluhan guru yang hanya digaji Rp. 300.000/bulan dengan tuntutan mengajar; tugas administrasi, tuntutan membangun karakter siswa, dan  kegiatan ekstrakurikuler. 

Isu kesejahteraan guru tentu saja berpengaruh terhadap minat generasi muda untuk menjadi guru padahal saat ini Indonesia tengah membutuhkan banyak guru untuk menggantikan sekitar 70.000 guru yang pensiun, di tengah meningkatnya jumlah siswa. 

Hal ini tentunya akan membuat beban guru yang aktif saat ini menjadi lebih berat dengan meningkatnya rasio guru dan siswa. Hal ini tentu saja membuat guru seperti layaknya robot tanpa celah untuk meningkatkan kompetensi. Kalaupun guru berkesempatan untuk meningkatkan kompetensi maka terpaksa meninggalkan kelas dan mengabaikan interaksi dengan siswanya.

Masalah pelik lainnya adalah perlindungan para guru. Banyak guru yang belum sepenuhnya memahami hak-hak mereka dalam menghadapi masalah hukum. Penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa perlindungan hukum bagi guru diterapkan dengan baik, termasuk pengakuan terhadap hak-hak mereka di tempat kerja serta perlindungan dari tindakan hukum yang tidak adil. 

Hal ini tentu saja dapat meringankan beban guru. Perlindungan hukum bagi guru merupakan isu yang sangat penting dan kompleks. Dengan memahami hak-hak mereka, mendapatkan dukungan yang memadai dari pemerintah, serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, guru dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih baik dan tanpa rasa takut. 

Upaya untuk meningkatkan perlindungan hukum ini tidak hanya akan menguntungkan para guru, tetapi juga akan berdampak positif pada kualitas pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, harus berkolaborasi untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan lebih adil bagi para pendidik.

Banyaknya beban ini seringkali guru mengalami Burnout. Burnout ini jika dibiarkan berlarut-larut dan tidak diatasi dengan tepat dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental para guru. 

Tentu kita ikut berbahagia di HGN 2024 ini ketika para guru sedang berbahagia. Namun tentu saja perlu disadari bahwa dengan masalah pelik seperti ini, kita wajib menduga-duga, jangan-jangan dalam 365 hari kerja,  guru terpaksa bahagia 1 Hari saja   pada momen HGN 2024 ini, namun menderita 365 hari ke depannya. Selamat Hari Guru Nasional 2024. Guru Hebat, Indonesia Kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun