Mohon tunggu...
Rahman Seblat
Rahman Seblat Mohon Tunggu... wiraswasta -

seorang pekerja lepas, dengan latar belakang pendidikan seni rupa. selain menjadi tukang ndesain lepas, kadang2 ngelukis dan ngeblog. bersama beberapa teman membuat komunitas RTJ (Rumah Tanpa Jendela) Komunitas pendampingan berbasis seni dan kreativitas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kali ke Sembilan

3 Juli 2013   19:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:03 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Baru  kurasa kuda-kudaku kuat,  tiba-tiba terdengar

“DORR!”

Sebuah tembakan menerpa dadaku.
Dalam sekejab semua gelap.

#

Kucoba membuka mata,
tetapi terasa sangat silau.
Mataku harus beradaptasi dengan ruangan yang remang-remang.

Dimanakah ini?

Tak mungkin di neraka. Tidak terasa panas, seperti cerita ustad jaman kecil saat ngaji di mushola dulu soalnya.
Atau komik surga neraka yang menjadi santapanku saat membaca buku di perpustakaan masjid kampung.

Tak mungkin juga di surga.
Bajingan sepertiku sangat tidak layak masuk surga, dimana orang baik-baik yang bakal jadi penghuninya.
Saat coba ku gerakkan tanganku, tidak bisa. Rupanya ada yang mengikat erat tangan, juga kakiku.
Kali ini para petugas tengik itu tak mau lengah sepertinya.
Beberapa waktu lalu aku sempat  kabur dari rumah sakit akibat bertempur didalam penjara.
Dua orang mati, satu di antaranya ditanganku.
Sedangkan aku sendiri terluka parah di bawah lengan.

Sepertinya untuk kali kesembilan, aku bakalan menghuni sel pengap itu.

Lagi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun