Universitas Pendidikan Indonesia kembali melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik dengan mengusung 18 poin SDG’s Desa. Terdapat lebih dari 7000 mahasiswa yang terbagi dalam lebih dari 150 kelompok melaksanakan program KKN di penjuru di Indonesia. Meskipun pada perencanaannya KKN ini dilaksanakan secara daring, namun pada pelaksanaannya dilaksanakan secara luring dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Salah satu kelompok Mahasiswa KKN Tematik UPI Pemberdayaan masyarakat berbasis SDG's, kelompok 4 yang mengangkat tema "Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi" melakukan penanaman buruan sae dengan masyarakat RW. 01, Kelurahan Gegerkalong bersama dengan ketua RW. 01 beserta jajarannya, dan Pak Dodo.
Buruan Sae adalah pemanfaatan lahan atau pekarangan rumah untuk penanaman tumbuhan-tumbuhan yang dapat dimanfaatkan langsung oleh rumah tangga seperti sayur-sayuran, cabai-cabaian, kacang-kacangan, dan buah-buahan sebagai usaha untuk mengurangi ketimpangan pangan di Kota Bandung.
Buruan Sae “Dayang Sumbi” berada di pekarangan rumah Bapak Dodo, salah satu warga RW. 01, Kelurahan Gegerkalong. Penanaman dilakukan vertikal maupun horizontal menggunakan media tanah. Penanaman secara horizontal, menggunakan mulsa (lembaran plastik yang dilubangi), pipa PVC yang dilubangi, dan sampah botol plastik sebagai wadah tanam. Tanaman yang ditanam berupa sawi, cabai, pokcoy, daun bawang, dan seledri. Sedangkan secara vertikal menggunakan tanaman merambat, yakni anggur.
Selain meningkatkan kualitas pangan masyarakat, buruan sae ini juga memberikan dampak bagi lingkungan. Salah satunya dalam penggunaan sampah botol air mineral sebagai wadah tanam dan sebagai upaya dalam menjaga dan melestarikan cadangan air tanah.
Menurut Ibu Ita salah satu Kader di RW. 01, menanam tumbuhan di lingkungan rumah sangat besar manfaatnya bagi rumah tangga sebab hasil panennya yang bisa langsung dimanfaatkan sehingga tak perlu mengeluarkan uang belanja besar. Selain itu Ibu Ita juga berpendapat, dengan masyarakat menanam tanaman di lingkungan rumah, masyarakat dapat memanfaatkan limbah dapur seperti air cucian beras, kulit bawang, dan lain-lain sebagai penyiram yang subur untuk tanaman sehingga tidak banyak sampah yang langsung terbuang begitu saja dan mengotori lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H