Bersama secangkir kopiÂ
di ruang tampak samar-samar sepi
menjemput mentari pagi
Seduh berirama cita dan impi
Impi memliliki namun tak berarti
Ku mentati hangatnya mentari pagi
dari jendela tampak remang-remang sepi
Tak memburamkanku merangkai  kasih
dibalik jeruji waktu menanti
Ku menepi untuk mentatiÂ
Waktu yang tak menentu karena agistasiÂ
dalam diam aku merenung candu pada rindu
Lalu aroma kopi mengadu pada tetesan hujan
Awan mulai bergumul bersentuh bersetubuh dengan gemuru
Tetesan hujan menjawab rindu
Hujan membasahi lalu menghapus kisah
yang menjadikanya tiada
Kisah kita yang belum sempat ku rangkul jadi kasih
dan menjadi saksi nyata bahwa dalam setiap tegukan kopi
rasa ingin memiliki terselip rahasia tentang senyum yang membungkam
bersarang dalam diamÂ
Dan perlahan hilang rasa untuk memiliki