Mohon tunggu...
Sebastianus KiaSuban
Sebastianus KiaSuban Mohon Tunggu... Penulis - ASN

ASN

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangis, Tanya, Semoga Abadi Merdeka Ini

25 Agustus 2019   11:40 Diperbarui: 25 Agustus 2019   12:23 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tangis, tanya Semoga Abadi Merdeka ini

Diantara dedaunan hijau
Bunga -- berbunga berangke - rangke
Menjulur -- julur menyembul -nyembul
Ke dan di ujung -- ujung pepohonan ini

Matahari memberimu sinar
Memasak makanan-makananmu
Tetes -- tetes embun di pagi yang dingin
Memberimu minum setelah makan

Hari kian hari
Bunga -- bunga telah matang
Menunggu saatnya berbuah

Dan hari itu pun tiba
Merekahlah buah -- buah bersama bebijian yang masih muda
Bergelantungan di pucuk -- pucuk pohonnya
Kian bertambah kian rame

Rame pengunjung datang melawat
Adalah burung -- burung pipit
Bernanyi ria dalam kicauannya
Melompat -- lompat dari dedahan yang satu pindah ke dahan yang lain

Alam telah menakdirkan
Jambu Mente dan bulan Agustus kemerdekaan
Hadir di waktu yang sama
Sedari dulu, kala kanak -- kanak hingga kini, di sini

Kehijauan daunnya, buah -- buah dan bebijian muda yang seolah menari bersama desau angin
Dan di sini, di langit ini
Di ujung-ujung tiang tertinggi
Kibar merah putih melambai - lambai
Memerah putihkan langit, berkibar -- kibar bebas merdeka
Di langit biru, di birunya harapan dan mimpi kemerdekaan

Adalah adil makmur
Tentang rakyat yang sehat
Pergi ke sekolah
Petani yang sejahtera
Nelayan tanpa terkecuali
Dari tetepian sepanjang pantai
Hingga yang bermukim di lembah
Dan kaki bukit juga gunung
Semuanya, ya semuanya,
Menghirup udara yang sama, KEMERDEKAAN.............

Merdekakah kita ?
Merdekakah bangsa ini ?

Tanah Papua menangis
Keriting rambut hitam kulit
Masih menjadi masalah di negeri ini
Masih menjadi ukur - mengukur di negeri ini

Bukankah ini sudah selesai
Apa arti berbeda dalam bhineka
Juga karnaval dan 17an
Dimana kita, selalu di sana
Bernyanyi Gita Bahana Nusantara
Dari Ampar Pisang hingga Yamko Rambe
Dalam balutan busana bermotif lalu dilombakan
Pemenangnyapun dapat sepeda, seperti biasa, dimanapun....

Biarlah aku Papua, dan engkau bukan Papua
Atau aku Flores dan engkau bukan Flores
SEMUANYA INDONESIA....
Kita Indonesia karena bhineka, jangan dibalik

Sebentar lagi panen jambu mente di kampungku
Kibar Merah putih selalu menjangkau langit langit mimpi kita
Tangis Papua berganti tangis haru merayakan panen
Biarlah abadi Agutusku yang seperti ini
Dalam rangkulan ibu pertiwi

Larantuka, 25 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun