Tangis, tanya Semoga Abadi Merdeka ini
Diantara dedaunan hijau
Bunga -- berbunga berangke - rangke
Menjulur -- julur menyembul -nyembul
Ke dan di ujung -- ujung pepohonan ini
Matahari memberimu sinar
Memasak makanan-makananmu
Tetes -- tetes embun di pagi yang dingin
Memberimu minum setelah makan
Hari kian hari
Bunga -- bunga telah matang
Menunggu saatnya berbuah
Dan hari itu pun tiba
Merekahlah buah -- buah bersama bebijian yang masih muda
Bergelantungan di pucuk -- pucuk pohonnya
Kian bertambah kian rame
Rame pengunjung datang melawat
Adalah burung -- burung pipit
Bernanyi ria dalam kicauannya
Melompat -- lompat dari dedahan yang satu pindah ke dahan yang lain
Alam telah menakdirkan
Jambu Mente dan bulan Agustus kemerdekaan
Hadir di waktu yang sama
Sedari dulu, kala kanak -- kanak hingga kini, di sini
Kehijauan daunnya, buah -- buah dan bebijian muda yang seolah menari bersama desau angin
Dan di sini, di langit ini
Di ujung-ujung tiang tertinggi
Kibar merah putih melambai - lambai
Memerah putihkan langit, berkibar -- kibar bebas merdeka
Di langit biru, di birunya harapan dan mimpi kemerdekaan
Adalah adil makmur
Tentang rakyat yang sehat
Pergi ke sekolah
Petani yang sejahtera
Nelayan tanpa terkecuali
Dari tetepian sepanjang pantai
Hingga yang bermukim di lembah
Dan kaki bukit juga gunung
Semuanya, ya semuanya,
Menghirup udara yang sama, KEMERDEKAAN.............
Merdekakah kita ?
Merdekakah bangsa ini ?
Tanah Papua menangis
Keriting rambut hitam kulit
Masih menjadi masalah di negeri ini
Masih menjadi ukur - mengukur di negeri ini
Bukankah ini sudah selesai
Apa arti berbeda dalam bhineka
Juga karnaval dan 17an
Dimana kita, selalu di sana
Bernyanyi Gita Bahana Nusantara
Dari Ampar Pisang hingga Yamko Rambe
Dalam balutan busana bermotif lalu dilombakan
Pemenangnyapun dapat sepeda, seperti biasa, dimanapun....
Biarlah aku Papua, dan engkau bukan Papua
Atau aku Flores dan engkau bukan Flores
SEMUANYA INDONESIA....
Kita Indonesia karena bhineka, jangan dibalik
Sebentar lagi panen jambu mente di kampungku
Kibar Merah putih selalu menjangkau langit langit mimpi kita
Tangis Papua berganti tangis haru merayakan panen
Biarlah abadi Agutusku yang seperti ini
Dalam rangkulan ibu pertiwi
Larantuka, 25 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H