Di tepian kolam ikan miliknya yang begitu asri, ia berkisah tentang lika-liku perjalanan usahanya dari awal, titik nol hingga pecah telur menjadi sesuatu saat ini. Berawal dari warung makan Padang, ia melihat peluang itu terbuka baginya untuk memulai usahanya.Â
Sebagai orang Padang, ia beruntung karena masakan Padang sudah mendapat merk dagang di lidah orang Indonesia dengan aneka khas masakannya, di antaranya nasi rendang yang sangat populer itu.Â
Berkat keuletannya, tak butuh waktu lama, ia pun berhasil membuka cabang di jalur lintasan bis Maumere-Larantuka, yakni di Boru, kota kecamatan Wulanggitang, perbatasan Kabupaten Sikka dan Flores Timur.
Di masanya, Zaza adalah kompetitor utama dari Ajinomoto. Namun karena beda konsep dan prinsip, pak Aji memutuskan mengakhiri kerja sama dengan temannya dan tak lama berselang usaha yang dijalankan sendiri oleh kawannya itupun tiarap alias gulung tikar pulang kampung.Â
Tawanyapun lepas dari wajah yang begitu rileks, seolah mengatakan kalau dia memang lebih pantas dan cakap menjalankan usaha itu ketimbang orang lain. Sebuah optimisme yang layak di contoh bagi jiwa enterpreneur muda zaman now, asal jangan bablas aja.
Kegagalannya tak membuat beliau patah arang. Sebaliknya, hal ini justru melecut semangatnya untuk mencoba peruntungan lain di sektor perikanan. Ia melihat Flores Timur di era 90-an telah bermetamorfosis menjadi salah satu daerah penangkapan favorit bagi species ikan Tuna dan Cakalang dalam mendukung kegiatan eksport kelautan indonesia.Â
Peta potensi tuna cakalang yang sebelumnya tersembunyi dari amatan pengusaha perikanan tersibak dan munculah beberapa perusahaan eksportir tuna cakalang di Flores Timur. Seiring dengan itu, perkembangan jumlah armada Pole And Line penangkap tuna cakalang pun meningkat di Flores Timur.Â
Mereka membutukkan balok-balok es untuk mengawetkan ikan untuk menjaga mutu, menaikan harga jual hasil tagkapan di atas timbangan dan putusan para checker perusahaan yang bertugas memberi poin terhadap mutu ikan yang mereka bawa.Â
Es menjadi faktor utama sebagai pencegah dan memperlambat pembusukan ikan. Inilah ide berliannya pak Aji dan lahirlah pabrik es Sang Surya, sesuai nama warung makan milikinya.
Seiring perjalanan waktu, usahanyapun makin berkembang. Namun demikian munculnya para kompetitor sejenis membuat persaingan kian semakin kompetitif. Pak Aji pun mulai melihat peluang baru, di antaranya membuka toko ikan dan membuat aneka olahan ikan, seperti bakso, nugget, abon, dan keripik untuk dijual di toko ikan Sang Surya.