Mohon tunggu...
Sebastianus KiaSuban
Sebastianus KiaSuban Mohon Tunggu... Penulis - ASN

ASN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Ketika Ibu-ibu Wanita Tani Mulai Berubah " Catatan Pengelolaan KRPL di Pantai Besar Larantuka

9 April 2019   23:26 Diperbarui: 10 April 2019   01:53 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri, Spanduk Di lokasi Kegiatan

Dari Diary Perjalanan Dinasku: " Ketika Ibu-ibu Wanita Tani mulai berubah " Catatan Pengelolaan KRPL dari Kelompok Begenfil Pantai Besar Larantuka

Oleh : Sebastianus Kia Suban, Spi

Staf pada Dinas Perikanan Kabupate Flores Timur

Sungguh senang bisa menulis Perjalanan Dinasku lagi kali ini. Saya selalu percaya, semua moment atau peristiwa, tak hadir begitu saja, pasti ada makna yang terselip didalamnya, tinggal bagaimana kemampuan dan kepekaan kita untuk mengungkapnya hingga menjadi sesuatu yang lebih bernilai yang mungkin sebelumnya tak kelihatan, biasa, atau bahkan cenderung disepelehkan. Ini adalah cara pandang pribadi saya, termasuk saat menulis soal perjalanan Dinas yang bagi saya sebenarnya merupakan tugas negara yang sungguh mulia kalau ditunaikan secara ikhlas dan gembira. Selamat membaca !

Jika sebelumnya saya berceritra tentang perjalanan ke Pulau Solor, kini saya hadir dengan ceritera masyarakat urban di Ibu kota Kabupaten Flores Timur, di Larantuka, tepatnya di Kelurahan Pantai  Besar. 

Subyek ceritera yang saya angkat menjadi topiknyapun agak istimewa karena mereka adalah para Ibu, terkhusus wanita tani yang tergabung dalam Kelompok dasawisma dengan nama Kelompok wanita tani Bogenvil, Kelurahan Pantai Besar, Kecamatan Larantuka. Disebut wanita tani karena ibu -- ibu ini, selain menjadi Ibu rumah tangga mereka juga gemar bercocok tanam sebagai petani yang bersama suami mengolah lahan pertanian milik keluarga mereka.

Dokpri, Kolam yang dikelilingi oleh sayur-sayuran di lokasi KRPL
Dokpri, Kolam yang dikelilingi oleh sayur-sayuran di lokasi KRPL

Dibentuk sejak tahun 2013 dan eksis sampai sekarang, kelompok Bogenvil memiliki aneka kegiatan kreatif dan rutin yang menjadi program kegiatan para Ibu -- Ibu ini.  Berawal dengan arisan yang menjadi program rutin, kini banyak kegiatan sosial dan juga pemberdayaan ekonomi anggota yang sudah, sedang dan akan dijalankan. 

Dan tepatnya hari ini, Senin, 8 April 2019, kami Dinas Perikanan Kabupaten Flores Timur, diundang untuk menyaksikan Panen Perdana Budidaya ikan Lele dalam program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), kerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Flores Timur.

Saat mengetahui bahwa saya ditugaskan sebagai staf ASN yang mendampingi Bapak Sekretaris dan Kepala Bidang Budidaya Dinas Perikanan untuk menghadiri acara tersebut, secara pribadi saya sangat antusias dan termotivasi untuk datang karena bisa mendapat kesempatan secara langsung memotret keberadaan kelompok Ibu -- Ibu ini, dan berharap mungkin ada hal istimewa dari hasil kresai pengalaman berkelompok mereka yang bisa menginspirasi kelompok -- kelompok lain di kota ini atau di Kabupaten ini tentang mendesain Kawasan Rumah Pangan Lestari  sesuai nama program pemerintah.

Dokpri, Sambutan dari Lurah Pantai Besar
Dokpri, Sambutan dari Lurah Pantai Besar

Kami hadir sebelum kegiatan dimulai. Maksudnya adalah, kami bisa memanfaatkan sela waktu yang ada untuk melihat dan menggali informasi lebih detail tentang  ceritera para Ibu dalam program KRPL di maksud, suka dukanya ataupun kisah sukses semua anggotanya dalam menjalankan program ini.

Ketika menginjakkan kaki di lokasi acara, yang juga lahan pekarangan rumah yang dijadikan pusat lokasi kegiatan kelompok, sungguh saya disuguhi pemandangan dari sebuah pekarangan rumah yang tidak sekedar indah dipandang mata tapi sekaligus beda dalam konsep penataannya. 

Jika hari ini, masyarakat pencinta bunga mania menghiasi rumah -- rumah mereka hanya dengan koleksi bunga -- binga modern yang kini mulai marak dijual dan didatangkan dari luar Kota Larantuka, maka di tempat ini, dijumpai hiasan --hiasan itu dari kombinasi tanaman pangan berupa sayur --sayuran, buah -- buahan segar yang seolah menjadi pagar yang berusaha melindungi eksotiknya kolam lele yang terletak ditengah pekarangan. 

Berada di tempat ini, langsung membuat kita jatuh cinta akan kenyamanannya, ia memberikan udara yang segar karena teduh membawa oksigen, hati yang tenteram karena keteduhan itu juga mengalir dari gerak lincah ikan lele mengaduk kolam, suara airnya, tariannya seolah ingin memeluk matahari lewat sela - sela cahaya yang menembus rerindangan pohon pelindungnya.

Dokpri, foto selesai kegiatan
Dokpri, foto selesai kegiatan

Program KRPL merupakan salah satu program prioritas Kabinet kerja Pemerintahan Joko Widodo -Jusuf Kala. Hal tersebut telah ditetapkan di Bapenas karena secara nasional Gisi Buruk dan Stunting merupakan isu kesehatan nasional yang menjadi masalah bagi tumbuh kembangnya generasi masa depan. 

Asupan Gisi yang berkualitas merupakan faktor utama pembangunan SDM yang berkualitas. Oleh karena itu, kehadiran KRPL merupakan jalan keluar menghadirkan pangan berkualitas bagi rumah tangga dalam memenuhi standar angka kecukupan gizi yakni 2150 kalori perhari dimana tercukupi konsumsi karbohidrat, protein, mineral, vitamin dan juga lemaknya. 

Demikian penjelasan Kepala Dinas Pertahanan Pangan Kabupaten Flores Timur Bapak Remigius Boli Lewar dalam sambutan  mengawali acara pembukaan kegiatan penen perdana dimaksud. Kata beliau, di Wulanggitang, apa saja yang kita tanam atau lempar sekalipun dapat tumbuh karena saking suburnya daerah tersebut, tapi di sana ada stunting, mengapa bisa terjadi, tanyanya melanjutkan.

Bogenvil memang layak dipilih bersama delapan kelompok penerima bantuan program KRPL di Kabupaten Flores Timur. Buktinya di pekarangan ini, sentuhan Ibu-ibu membuat kita sungguh dapat merasa nyaman di sini. Ada Mangga, Kelengkeng, terung, Kangkung, bawang, kolam ikan Lele dan bila perlu ke depan ada peternakan juga di tempat ini, ayam misalnya. Harapan saya, kelompok ini tetap ada dan berkelanjutan, begitu pesan beliau mengakhiri sambutannya.

Usai sapaan awal sebagai pembuka dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Flores Timur, tibalah saatnya acara Inti hari itu yaitu kegiatan Panen Perdana Ikan Lele yang dilakukan langsung oleh Bapak Wakil Bupati Kabupaten Flores Timur, Bapak Agustinus Payong Boli, SH. Sebelum melakukan panen perdana, Beliau menyampaikan beberapa pesan untuk kelompok dan juga para undangan yang hadir dari unsur masyarakat dan dinas terkait. Tugas akhir dari pemimpin atau pemerintah yaitu membuat masyarakat sejahtera secara ekonomi. 

Pembangunan infrastruktur ekonomi dilakukan pemerintah namun ujung soal kesejahteraan ada di masyarakat. Mari keluar dari kemiskinan dan kebodohan, kita miskin karena kita bodoh, mari keluar dari kemiskinan dan kebodohan. Saya akan melakukan panen perdana hari ini, namun sebelumnya saya berpesan," Jika anda lahir miskin, itu bukan salah anda, namun jika nanti mati dalam keadaan miskin itu  kesalahan terbesar dalam hidup anda", ungkapnya mantap.

 Dokpri, panen perdana ikan Lele
 Dokpri, panen perdana ikan Lele

Dalam perjalanan pulang, saya coba merenung ulang tentang pertemuan hari itu. Kisah Ibu -- ibu kelompok bogenfil, mungkin ada juga di tempat lain. Namun saya kira, perubahan memang harus dimulai dari hal kecil, bisa dilakukan siapa saja, termasuk kita semua, itu kesan pertama saya. Yang berikut, problem kita hari ini bukan semata -- mata urusan politik, ideologi atau pun hal lainnya tapi soalnya adalah ketahanan pangan dan juga ekonomi masyarakat. Ibu-ibu ini sudah memulainya lewat kreasi mereka, itulah pointnya.

               

                                                                                                           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun