Mohon tunggu...
Sebastianus Tito Kurniawan
Sebastianus Tito Kurniawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - tito

seorang manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dialog Antar Agama

9 Mei 2022   12:11 Diperbarui: 9 Mei 2022   12:22 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak dahulu, Indonesia dikenal sebagai negara yang toleran. Sesuai dengan semboyan kita "Bhineka Tunggal Ika", yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Orang-orang yang sudah menerapkan toleransi di hidupnya adalah orang-orang yang sangat keren. 

Toleransi, artinya kita menghormati pilihan pihak lain, meskipun kita tidak setuju. Selain menghormati, dalam beragama kita juga harus berusaha untuk open minded. Orang yang berani untuk mempelajari agama lain, artinya iman akan keyakinan akan agamanya sudah sangat besar. Sebaliknya, orang yang takut mempelajari agama lain, imannya sangatlah kecil.

Sebagai sesama manusia, kita hidup berdampingan apapun agamanya. Tentunya harus ada relasi yang rukun, sehingga ada kehidupan yang damai. Semua itu harus kita usahakan agar tidak terjadi konflik, tidak terjadi penistaan agama, dan tidak terjadi diskriminasi antar golongan. 

Dialog antar agama dapat terjadi, jika semua pihak yang bersangkutan dapat saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Berdialog adalah memberikan hati untuk merasakan isi hati orang lain. Dialog antaragama bukan untuk mengajak orang masuk agama kita, namun di sini kita dapat berdiskusi, berpendapat, dan membahas sesuatu. Ini bukanlah sarana untuk berdebat, menyerang, atau pun menghakimi agama lain. 

Di sini kita harus dapat menghormati agama-agama lain, karena apapun keyakinannya, kita tetaplah saudara. Dialog antaragama ini juga sebagai sarana menciptakan dan meningkatkan perdamaian.

Agama adalah hal yang tabu jika di bicarakan di Indonesia. Banyak oknum-oknum fanatik yang kurang mengerti arti toleransi. Mereka sering kali memandang umat agama lain negatif. Pada kenyataannya, kita dapat saling berteman dan bersahabat dengan mereka yang berbeda agama dengan kita. 

Ini memang harus dibuktikan dengan pengalaman sendiri. Jika sudah mendapat sahabat dari agama lain, semua pandangan negatif itu tentunya akan hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun