Mohon tunggu...
Sebastian Cal Imam
Sebastian Cal Imam Mohon Tunggu... -

Student of Communications Science and Public Relation in DKI Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Waspada, Games Jokowi Ahok Picu Aksi Kekerasan dan Terorisme !

10 September 2012   16:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:39 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_198327" align="aligncenter" width="474" caption="Jokowi-Prabowo-Ahok-Hercules dan Games Selamatkan Jakarta"][/caption] Terlepas dari sebuah permainan atau apalah tapi sebuah pesan seharusnya bersifat edukatif dan memberikan pelajaran positif yang berarti bagi para penikmati sebuah produk. Sebuah produk seharusnya dipikirkan secara konsep matang , agar tidak menimbulkan dampak bagi penggunanya, apalagi kalangan anak-anak dibawah umur. Bukan hanya untuk pencitraan apalagi kampanye yang dinilai Kreatif. Beberapa pekan ini seperti dikutip dari berbagai media, Pasangan Jokowi Basuki (Ahok) mempromosikan sebuah games Selamatkan Jakarta, alasannya salah satu cara yang dipilih oleh pasangan Jokowi-Ahok dinilai cukup kreatif. Mereka menempuh jalur non-konvensional untuk merebut hati warga Kota Jakarta untuk mendukungnya, yakni melalui game komputer. Game berjudul "Selamatkan Jakarta" ini memiliki 30 level. Setiap levelnya menggambarkan karakter Jokowi, lengkap dengan baju kotak-kotaknya. Gameplay-nya sendiri meniru dari sebuah games Angry Birds, yang mengharuskan pemain mengatur elevasi arah item yang akan dilempar. Dalam game yang diluncurkan perdana Minggu 2 September 2012 ini Jokowi memang digambarkan sebagai jagoan. Berbekal bom dia dimainkan untuk merubuhkan konstruksi yang dibangun dari masalah sampah dan korupsi di Jakarta. “Saya menilai game ini adalah cara yang tepat untuk masuk ke segmen pemilih muda,” kata Jokowi dalam peluncuran yang dilakukan di Rumah Inovasi, Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Minggu 2 September 2012 (TEMPO). Menurut Jokowi, para pemilih usia muda itu dominan dalam 30-40 persen angka golput dalam pilkada DKI. Mereka bosan mengikuti isu pilkada dengan cara lama misalnya pasang baliho. “Sekarang ada cara yang lebih cerdas lewat Kaskus, Twitter, Facebook," katanya. Jokowi juga mengaku memanfaatkan game sebagai cara untuk menanggapi isu-isu yang belakangan menyudutkannya, antara lain isu suku, agama, dan ras. Dia menyebutnya sebagai cara yang inovatif dan cerdas. “Kalau di sana menyampaikan black campaign, di sini keluar boneka. Disana ada isu SARA, ini kita keluarkan game.” Itulah statement Ceroboh seorang Calon Gubernur DKI Jakarta yang juga walikota SOLO, http://www.tempo.co/read/news/2012/09/02/230427043/Jokowi-Luncurkan-Game-Selamatkan-Jakarta. Bagaimana tidak , para penikmat Games tersebut tanpa sadar akan menikmati aksi kekerasan, pembunuhan dan aksi teror terhadap objek yang dituju, Dalam keseluruhan 1-30 level pengguna games tersebut dapat terhegomoni games itu dengan aksi lemparan yang mengenai objek dan sebuah bom TNT di area objek, jika mengena maka akan meledak, (seperti aksi teroris). Dan ini sangat membahayakan bagi generasi muda apalagi anak-anak. Yang saya pertanyakan apakah Jokowi dan Ahok sadar games tersebut sangat membahayakan generasi muda ?, tentu saja TIDAK. Sebab dia sudah berbicara di media seperti diatas. Yang jadi pertanyaan saya selanjutnya adalah apakah Games Selamatkan Jakarta juga mempunyai pesan sebuah aksi premanisme dan kekerasaan lain yang secara fakta pasangan ini didukung Prabowo dan Hercules ?. Bahkan aksi-aksi terorisme di Solo dan Depok baru-baru ini apakah mereka belajar dari games ini ?. Semoga artikel ini bisa mengingatkan sang empunya yakni JOKOWI BASUKI (AHOK). Agar segera merefleksikan diri agar tidak menjadi virus berbahaya. Kampanye yang positif adalah memberikan program kerja edukatif bukan pencitraan yang justru membahayakan bagi generasi muda. Terima Kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun