Mohon tunggu...
Sebas
Sebas Mohon Tunggu... Lainnya - D

I,m humble person

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kami Tidak Takut Kami Cuma Deg-degan (Harga Minyak Dunia yang Merosot)

21 Januari 2016   15:12 Diperbarui: 21 Januari 2016   15:36 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul ini adalah sebuah postingan seorang teman saya yang sedang bekerja di tambang. Setelah beberapa tahun lalu dunia batu bara mengalami penurunan nilai jual maka tahun ini adalah tahun kelam buat dunia perminyakan. Harga minyak mentah sudah mencapai kisaran angka $2o-an/barrel. 1 barrel setara dengan 159 Liter. Ini merupakan penurunan harga terendah sejak satu dekade belakangan ini. Harga minyak yang dulunya berjaya di kisaran $100an/barrel telah menurun tajam hingga mencapai titik nadirnya di angka $2o-an/barrel padahal biaya cost per barrel untuk produksi minyak ada di kisaran $20an/barrel.

Banyak pengamat yang menyebutkan bahwa harga minyak bisa terus menurun seiring dengan pencabutan sanksi Iran, penemuan shale gas di Amerika, perlambatan ekonomi di China. Jika dulu negara negara adidaya seperti amerika dan rusia berperang secara fisik maka perang ekonomilah yang menjadi fenomena saat ini. Rusia yang juga mengandalkan minyak bumi sebagai pendapatan negaranya terus menggenjot produksinya meskipun harga minyak rendah karena pendapatan negara-negara mereka berasal dari minyak bumi. Negara-negara Arab pun bersaing harga memproduksikan minyak agar shale gas yang ada di Amerika mati.

Efek penurunan harga minyak ini sebenarnya sudah dirasakan dari tahun lalu ketika banyaknya service company besar seperti halliburton, Schlumberger, baker hughes mulai mengurangi karyawannya. Penurunan harga minyak menjadikan proyek-proyek eksplorasi dengan resiko tinggi dihentikan dan pengeboran dibatalkan.

Para kkks wilayah kerja yang ada di Indonesia melakukan efisiensi dengan mengurangi gaji tenaga kerja, perusahaan besar seperti chevron berencana merumahkan pekerjanya setelah mendapatkan perstujuan skk migas, dan lainnya. Bagi lulusan perkuliahan jurusan teknik pertambangan dan perminyakan yang baru saja lulus tentu juga lebih sulit untuk mencari pekerjaan. Dampak lebih luas bisa jadi pengangguran akan meningkat. Banyaknya pengangguran bisa menjadikan tingkat kriminalitas juga meningkat. Memang masyarakat masih bisa berwirausaha namun ketika daya beli menurun mungkin hanya bahan-bahan ekonomi utama yang akan menjadi prioritas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun