Â
Surabaya - Di balik pintu-pintu ruang terapi fisik Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kenjeran, seorang pria berusia 50 tahun dengan cedera bahu sedang menjalani sesi rehabilitasi intensif. Selama dua jam, dokter Ida Yuanita, Sp. KFR memimpin proses perawatan dengan pendekatan teknologi terkini. Observasi ini memperlihatkan bagaimana alat modern membantu pasien menuju pemulihan.
Langkah awal terapi menggunakan ultrasound diathermy, alat yang memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan panas di jaringan dalam. Tujuannya adalah meningkatkan aliran darah ke area bahu yang cedera dan mempercepat regenerasi jaringan. Â
Â
Dokter mengoleskan gel konduktor ke kulit pasien sebelum menyentuhkan probe alat ke permukaan bahu. Gerakan memutar perlahan memastikan distribusi gelombang suara merata. Proses ini berlangsung selama 10 menit dengan fokus pada otot supraspinatus, salah satu area paling terdampak akibat cedera. Pasien terlihat nyaman dan melaporkan sensasi hangat tanpa rasa sakit.
Setelah itu, pasien diarahkan untuk menjalani terapi short wave diathermy, yang menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi untuk menembus jaringan lebih dalam. Alat ini efektif untuk mengurangi peradangan dan kekakuan pada sendi serta jaringan di sekitarnya. Â
Elektroda ditempatkan di atas bahu pasien, dan gelombang diaktifkan dengan pengaturan intensitas yang sesuai. Selama 15 menit, terapi berlangsung dengan pasien berbaring santai. Dokter menjelaskan bahwa SWD sangat membantu memperbaiki sirkulasi darah, terutama pada cedera dengan riwayat lama. Proses ini juga menjadi favorit pasien karena efek relaksasinya.
Berlanjut ke tahap berikutnya, electrical stimulation therapy digunakan untuk merangsang otot bahu. Dengan menempatkan elektroda di sekitar area bahu, alat ini mengirimkan impuls listrik lembut untuk menstimulasi otot yang lemah. Proses ini berlangsung selama 20 menit dengan intensitas yang secara bertahap dinaikkan sesuai toleransi pasien. Pada sesi ini, pasien merasakan kontraksi otot ringan, yang berfungsi meningkatkan tonus otot dan memperbaiki fungsi motorik. Dokter menjelaskan bahwa terapi ini sangat berguna dalam kasus cedera kronis, di mana otot cenderung kehilangan kekuatannya.
Sebagai langkah akhir, dokter menggunakan laser therapy, teknologi yang memanfaatkan sinar laser untuk merangsang regenerasi jaringan di tingkat seluler. Alat ini diarahkan langsung ke area bahu dengan dosis energi yang telah dihitung. Proses ini hanya berlangsung sekitar 5-10 menit tetapi memberikan manfaat signifikan dalam mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak. Pasien melaporkan bahwa terapi ini tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali dan hanya menghasilkan sensasi hangat.
Selama observasi saya pada tanggal 6 November 2024, alur pelayanan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran terlihat berjalan lancar. Koordinasi antara dokter spesialis, staf fisioterapi, dan staf administrasi memastikan setiap sesi terapi terlaksana tepat waktu. Ruang terapi juga dilengkapi dengan peralatan modern, mencerminkan komitmen rumah sakit terhadap pelayanan rehabilitasi berkualitas tinggi. Â
Salah satu keunggulan yang saya patut apresiasi adalah pendekatan dokter yang informatif dan komunikatif. Sepanjang sesi, dokter dengan sabar menjelaskan kepada pasien manfaat dari setiap terapi yang diberikan. Pasien tidak hanya merasa dirawat secara fisik tetapi juga mendapatkan edukasi yang meningkatkan rasa percaya dirinya untuk pulih.
Pengalaman dua jam mendampingi dokter Ida memberikan gambaran bahwa rehabilitasi tidak hanya tentang alat canggih tetapi juga tentang interaksi manusiawi yang hangat. Dukungan dokter dan semua tenaga kesehatan memberikan kenyamanan dan harapan bagi pasien. Â
Pemanfaatan teknologi seperti ultrasound diathermy, short wave diathermy, electrical stimulation therapy, dan laser therapy menunjukkan bahwa inovasi medis terus berperan penting dalam mendukung pemulihan pasien. Saya harap bahwa pendekatan ini dapat terus ditingkatkan untuk melayani lebih banyak pasien dengan kondisi serupa.