Mohon tunggu...
Sean Yagoza
Sean Yagoza Mohon Tunggu... Nahkoda - Mahasiswa

Universitas Darussalam Gontor Program Studi Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diplomasi Propaganda Abul Abbas Assafah dalam Mendirikan Daulah Abbasiyah

2 November 2019   03:33 Diperbarui: 2 November 2019   05:56 1569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa akhir pemerintahan dinasti bani Umayyah, umat Islam mengalami krisis yang disebabkan oleh lalainya para pemimpin yang terlalu bermewah-mewahan dengan harta dan kekuasaannya. pada akhirnya, sistem pemerintahan menjadi kacau oleh adanya korupsi, sekularisasi, dan keberpihakan kepada beberapa kelompok sesat seperti syiah dan khawarij.

Berdirinya daulah bani Abbasiyah diawali oleh pemberontakan beberapa kelompok umat yang menentang dan tidak percaya lagi dengan pemerintahan bani umayyah yang mengalami beberapa kemunduran dari sistem pemerintahan dan perpolitikan. pemberontakan yang paling dahsyat adalah peperangan antara pasukan Abul Abbas Assafah melawan pasukan Marwan bin Muhammad dari dinasti bani umayyah yang dimenangkan oleh Abul Abbas Assafah. dengan jatuhnya Syiria ke tangan Abul Abbas, berakhirlah riwayat dinasti bani umayyah dan berdirilah sebuah khilafah baru bagi umat muslim yaitu dinasti abbasiyah.

DInasti abbasiyah didirikan oleh Abul Abbas Assafah, yang merupakan keturunan Al Abbas, paman Nabi Shallallahu Alaihi Wasallama. DInasti ini merupakan salah satu khilafah Islamiyah terbesar sepanjang sejarah Islam klasik, sejak tahun 132H/ 759M hingga 656H/1258M. Khilafah ini terhitung telah berkuasa memimpin umat Islam selama 524 tahun.

Untuk meraih kekuasaannya, Abul Abbas Assafah membutuhkan kekuatan yang berupa dukungan dari orang-orang yang terzalimi dan tidak percaya lagi dengan khilafah bani umayyah. dalam mendapatkan segala dukungan ini, Abul Abbas Assafah membutuhkan pengaruh dari mereka, dan bisa kita lihat dari sini bahwa Abul Abbas melakukan praktik diplomasi untuk memengaruhi umat muslim yang tidak percaya kepada Umayyah agar melakukan pemberontakan. Hal ini sering disebut juga sebagai propaganda atau menggunakan media komunikasi untuk memengaruhi masa dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh propagandis, tujuannya adalah memengaruhi pendapat dan mendorong munculnya suatu aksi diantara para sasarannya. Menurut S.L Roy (1991) dalam bukunya Diplomasi, propaganda ini sering juga digunakan oleh beberapa orang sebagai teknik untuk melakukan diplomasi.

Jadi bisa disimpulkan bahwa Abul Abbas Assafah melakukan propaganda untuk menggulingkan tahta terakhir dari daulah bani Umayyah, menggunakan umat muslim yang tertindas dan terzalimi oleh kekuasaan bani umayyah sehingga akhirnya Abul Abbas bisa menjatuhkan khilafah bani Umayyah dan mendirikan Khilafah Abbasiyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun