Tulisan ini muncul setelah penulis melakukan perjalanan hidup selama 23 tahun, dan merasakan nikmat tak terhingga ketika melihat senyum dan mendapat ungkapan rasa terimakasih dari banyak orang atas segala usaha penulis yang tak lepas dari do’a orang tua sehingga mempermudah jalan dan keinginan penulis sampai berada di titik ini.
Arti Kebahagiaan
Mendengar kata “Bahagia” yang terpikir dalam benak saya adalah ketika si bos bilang “Sean, ini bahagia untuk mu atas hasil kerja keras mu ya”, ups bercanda, yang itu maksudnya bagian ya. Bahagia yang selalu muncul dari dalam pikiran saya adalah ketika melihat orang lain tersenyum dan menikmati hasil atas segala usaha yang selalu ingin saya berikan agar menjadi orang yang bermanfaat. Nah yang ini baru serius hehe..
Berbicara tentang bahagia setiap pribadi tentunya memiliki definisi bahagia masing-masing, bahagia menurut pemain bola pastinya berbeda dengan bahagianya pedagang apa lagi pencopet.
Jika bahagianya pemain bola adalah ketika berhasil bobol gawang lawan dan membawa timnya menjadi juara, bahagia menurut pedagang tentu ketika barang dagangannya habis, lalu beda lagi dengan bahagianya pencopet, yaitu ketika barang incarannya berhasil dia ambil tanpa sepengetahuan pemilik. Ya, semoga kali ini saya bisa jadi pencopet (positif) yang berhasil ambil hati kamu tanpa sepengetahuan mu ya ups hehe.
Back to the topic, sekarang kita agak serius ya. Setelah menyamakan pandangan bahwa kebahagiaan setiap orang berbeda-beda, definisi bahagia saya adalah ketika melihat orang lain tersenyum atas segala usaha yang telah saya berikan. Mungkin agak sedikit ngambang, coba biar saya lebih kongkritkan.
Perjalanan Hidup
Saya sangat bersyukur diberikan ilmu pengetahuan, kemampuan dan rejeki yang mampu membawa saya hingga dapat menyelesaikan bangku perkuliahan, yang secara tidak langsung dari setiap proses pembelajarannya mampu membawa saya untuk berhasil memetik pundi-pundi prestasi.
Namun yang patut di sayangkan masih banyaknya anak muda di daerah saya yaitu Sidoarjo yang tidak mendapat kesempatan sehabat yang telah Allah SWT berikan kepada saya.
Masih banyak kawan yang ketika bertemu dengan saya selalu bercerita tentang betapa inginnya dia untuk berada di posisi sama seperti saya yaitu bisa menikmati proses belajar di perguruan tinggi. Namun karna adanya keterbatasan ekonomi dan permasalahan lain sehingga mengakibatkan mereka tidak bisa menempuh bangku perkuliahan.
Dari sanalah muncul ide untuk menyantuni kawan-kawan dengan mengajar dan mengsharingkan ilmu yang saya dapat dari perkuliahan. Namun seiring berjalannya waktu saya mulai di sibukkan dengan beberapa pekerjaan yang mengharuskan saya berada jauh dari daerah saya, sehingga mengakibatkan terbatasnya waktu untuk selalu bertemu dengan kawan-kawan saya yang ada di daerah.